Merayakan Idulfitri di Tengah Pandemi

05.39.00



Ini adalah hari ketiga perayaan Idulfitri, dan masih sama seperti hari-hari yang lalu untuk tetap di rumah saja. Sejak Lebaran pertama kemarin tidak ada acara silaturahmi ke sanak saudara, bahkan ke tetangga dekat rumah pun juga tidak. Semuanya menutup pintu rumah melarang tamu datang ke rumah, kendati pintu maaf tetap terbuka.

Iya, benar. Perayaan Idulfitri yang biasanya meriah dan selalu dinanti setiap tahunnya, kini sangat terasa sepi. Bahkan ini adalah Lebaran tersedih yang pernah saya rasakan selama merayakan Lebaran. Tidak ada tamu yang datang, tidak beli jajan, tidak ada yang mudik, tidak ada salat Idulfitri di Aloon-aloon, tidak ada ajang silaturahmi, tidak ada pertanyaan “Kapan nikah?”, bahkan THR pun juga tidak dapat. Huhu.

Pandemi ini memang mengacaukan semua rencana dan agenda yang disusun tahun ini. Membuat semua orang terpukul, termasuk juga saya pribadi. Sempat saya menangisi teman-teman saya yang tidak bisa mudik dan harus stay di perantauan dikarenakan tidak diperbolehkan untuk pulang ke rumah pada malam takbir. Ikut merasakan sedihnya tidak bisa berkumpul dengan keluarga di rumah, sampai-sampai saya pun tidak tega untuk upload foto keluarga di media sosial demi menghormati dan berempati pada teman-teman yang tidak bisa mudik :’)

Kendati harus merayakan Idulfitri di tengah pandemi, tapi saya tetap merasa bersyukur. Salat Idulfitri tetap dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal saya, meski tidak di Aloon-aloon seperti biasanya. Ini baru pertama kalinya dilaksanakan salat Idulfitri di lingkungan sendiri, sih. Dilaksanakan di sepanjang jalan depan rumah saya, membentang dari barat ke timur. Salat Idulfitri di lingkungan saya tetap sesuai dengan protokol COVID-19, wajib memakai masker dan menjaga jarak. Ehe.

 Baru pertama kalinya diadakan salat Idulfitri di lingkungan sekitar saya


Langitnya terlihat ceraaaah sekali :')

Saya hanya bermaaf-maafan bertatap muka langsung dengan keluarga yang rumahnya kebetulan bersebelahan dengan saya. Sedangkan yang lain hanya bisa bertemu lewat video call dan jaringan pribadi saja. Untuk tetangga sendiri sudah memaklumi jika situasi seperti ini hanya bisa bermaafan lewat jauh dan tidak diperbolehkan untuk berkeliling seperti biasanya. Bahkan lingkungan rumah saya di-lockdown selama 3 hari, kendaraan roda empat tidak diperkenankan masuk di lingkungan saya.

Foto keluarga yang.... meh banget huahahaha. Itu Si Bapak malah udah pake kolor biasa, makanya cuma kelihatan kepala doang wkwkwk. Minus adek bontot nggak tau ke mana, heu.



Video Call bersama sobat jaman SD hingga sekarang yang pada nggak bisa pulang. Sedih banget. Malam takbiran kemarin sempet nangisin mereka :')

Rasanya memang berbeda, seperti bukan suasana Lebaran. Kenyataan pahit ini membelenggu gerak kita yang membuat semuanya menjadi berjarak. Lebaran yang biasanya haru bercampur senang, kini terasa pilu bercampur rindu. Menelepon keluarga pun rasanya tak sanggup, karena sekali telepon diangkat dan terdengar “Halo” dari seberang sana, air mata langsung luruh. Mencoba untuk menahan air mata, meskipun membik-membiknya masih terasa.

Barangkali, Idulfitri kali ini mengajarkan untuk menghargai segala pertemuan. Mengajarkan untuk nantinya lebih menikmati detik demi detik bersua dengan Bapak, Ibu, dan keluarga besar (meski terkadang terlontar pertanyaan-pertanyaan yang tidak mengenakkan ehe). Lebih menghargai masakan Ibu yang terkadang bosan jika masak yang itu-itu saja. Bermain bersama adik-adik dan keponakan. Hal-hal kecil yang kita abaikan dulu, kini terasa membuat rindu.

Ah, ya. Lebaran kali ini saya cukup terhibur dengan salah satu postingan foto salat Idulfitri di lingkungan rumah saya, yang beberapa warganya salat di atas loteng kemarin. Ternyata mendadak viral di mana-mana! Dimulai diposting di akun Jelajah Blitar, hingga diposting di akun-akun receh yang berskala nasional. Astaga. Saya ngakak nggak berhenti-berhenti tatkala foto ini nyebar ke mana-mana. Teman-teman nggak berhenti buat tag. Hahaha. Saya merasa bangga menjadi warga setempat wakakaka.




View this post on Instagram

A post shared by Meme Comic Indonesia (@meme.comik.indonesia) on



View this post on Instagram

A post shared by KEGOBLOGAN YANG UNFAEDAH (@kegoblogan.unfaedah) on

Selamat merayakan Idulfitri di manapun teman-teman berada! Maaf atas segala postingan dan komentar yang menyakitkan hati, tingkah laku selama berkomunikasi yang tidak mengerti adab maupun tidak mengenakkan hati. Semoga bisa saling memaafkan.

Semoga pandemi ini segera berakhir. Saya ingin teman-teman saya dan orang-orang kesayangan saya bisa segera pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga tercinta tanpa ada rasa takut menularkan virus maupun tertular virus yang membayangi. Semoga segera, ya!

Selamat Lebaran dan liburan!



Love,




Andhira A. Mudzalifa

You Might Also Like

4 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)