22: Baju Baru vs Baju Lama, Pilih yang Mana?

07.24.00



Beberapa hari yang lalu sempat lewat di beberapa toko baju kekinian anak muda. Dimana saya cukup kaget dibuatnya, karena sudah ramai pembeli. Padahal masih belum H-7 Lebaran. Heu. Kenapa orang-orang pada semangat gini....

Harusnya saya tidak usah kaget dan nggumun, sih. Wong ya sudah menjadi sebuah tradisi bahwasanya Lebaran selalu dikaitkan dengan sesuatu yang baru. Selain hati yang baru alias bersih tanpa noda-noda iri dengki dendam, tentunya juga diramaikan dengan hal-hal baru lainnya seperti gamis baru, koko baru, sepatu baru, hiasan rumah baru, dan pacar baru.

Entah apa tujuan pastinya, kok ya semua harus gressss kinyis-kinyis alias baru bau dari toko. Seperti ada pakemnya gitu lho. Tapi saya rasa sih, ini adalah upaya untuk menampilkan yang terbaik saat hari raya. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan sesuatu yang baru, yang dirasa adalah hal yang terbaik.

Berbicara perkara baju disaat hari raya, sedari dulu (bahkan sedari kecil), saya bukan tim harus selalu pakai baju baru. Yaa, walaupun tetap ada satu dua baju baru yang dibelikan oleh budhe dan saudara sepupu yang baiknya MasyaAllah. Rejeki anak (belum) solehah, memang. Jadinya masih ada yang bisa dipamerkan ketika sowan dan berkunjung ke tetangga-tetangga, lah. Ups.
Tapi jujur saja, semakin dewasa ini saya semakin malas untuk upgrade baju baru saat Lebaran tiba. Selain karena ndak megang uang buat belanja baju (eh), saya memang malas berjubelan hanya perkara sandangan atau bebajuan. Ditambah jika tokonya nggak ada angin-angin segar sama sekali bikin sumuk alias bikin gerah. Wah, dijamin. Saya bakal ngibrit pergi tak kembali lagi. Heuheu.

Terlepas dari malasnya seorang saya untuk membeli baju baru, disamping itu dalam beberapa tahun terakhir ini saya sedang menerapkan decluttering baju alias bersih-bersih baju manakala saya tidak memakainya dalam jangka waktu yang lama. Salah satu tahap untuk belajar hidup minimalis dan fungsional, sih. Alias, mencoba benar-benar memanfaatkan semua barang yang saya punya sesuai dengan fungsinya, tidak menimbun hingga menjadi tumpukan-tumpukan. Ehe. Cerita selengkapnya tentang decluttering baju bisa dibaca selengkapnya di link di bawah ini :D
Kembali lagi ke laptop topik utama.

Baju baru vs baju lama, pilih yang mana?

(Karena ini adalah blog pribadi, tentu saja saya menulisnya dengan sudut pandang pribadi. Ehe)
Saya sendiri berpendapat bahwa Lebaran tidak harus memakai baju baru. Hanya saja, saya lebih memilih untuk menggunakan baju terbaik, menurut saya pribadi. Hehe. Toh, baju saya yang masih layak untuk dipakai juga masih ada (meski nggak banyak).
Mungkin yang ngelihat saya pakai baju yang itu-itu saja juga sudah bosan. Tapi saya tidak peduli, wong saya nggak minta mereka buat beliin baju~~ (shombong. Padahal dibeliin baju juga nggak nolak)
Pada akhirnya, perkara baju-bajuan ini seperti geger perkara bubur tidak diaduk vs bubuk diaduk. Nggak bakal ada jluntrungnya. Alias saling menghargai saja. Yang terpenting, tetap berpakaian. Ehe.

Baju baru alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju tetangga~~

-----------------------------------------------------

Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network



Love,


Andhira A. Mudzalifa

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)