facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Pandemi yang telah berlangsung selama kurang lebih hampir 4 bulan ini membuat saya yang dulunya sering kelayapan jadi mendekam di rumah. Awalnya ada rasa bosan ketika memasuki bulan kedua (atau ketiga, ya? Saya lupa wkwk), pokoknya sedikit bosan ketika masuk di bulan April-Mei. Rasa-rasanya, kaki ini gatal untuk melangkahkan kaki ke luar rumah, bahkan hanya sekadar jogging sekitar rumah. Namun lama-kelamaan justru sayanya sendiri yang merasa nyaman untuk di rumah saja. Bahkan ketika sudah ada di tahap tatanan kehidupan baru atau new normal ini saya tetap memilih untuk menghabiskan waktu di rumah, meski sesekali juga ke luar rumah untuk bertemu dengan teman dan nongkrong yang tentunya tetap memenuhi protokol kesehatan. Masih merasa parno buat kelayapan, apalagi Jawa Timur sekarang menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan penderita terbanyak di Indonesia. Memilih untuk tetap di rumah saja selagi tidak ada kepentingan (dan tentunya jika tidak ada yang mengajak ngopi dan bokek, haha).

    Apa kabar selama masa pandemi di rumah saja?

    Kabar baik. Meski sempat bosan seperti yang saya ceritakan di awal postingan ini, namun lambat laun jadi terbiasa. Bahkan sekarang ini lebih nyaman untuk menghabiskan waktu di rumah, daripada kelayapan tidak jelas. Hanya kelayapan beberapa kali saja, itu saja baru berani akhir-akhir ini walau hanya sekadar mengopi bersama teman dekat. Tentunya dengan pertimbangan memilih kedai kopi yang tidak ramai akan pengunjung.

    Berbagai macam kegiatan saya lakukan agar tidak bosan dan betah untuk mematuhi anjuran dari pemerintah agar tetap #DiRumahAja, mulai dari mengaktifkan hobi lama, mendekorasi ruang kerja, beberes baju, hingga belajar membuat sesuatu yang baru. Beberapa diantaranya saya ceritakan di postingan ini dan ini, yang saya beri tagar #DiRumahAja. Hihi.

    #DiRumahAja: Belajar Decluttering Lewat Bebajuan
    #DiRumahAja: Membuat Dalgona Coffee, Kopi Kekinian yang Sedang Viral

    Setelah bingung mau melakukan apalagi agar tetap betah di rumah, akhirnya minggu lalu mengagendakan sebuah kegiatan iseng-iseng tapi nggak berhadiah. Adalah belajar memotret menggunakan kamera handphone, yang kali ini saya ingin belajar langsung dengan orang yang saya tahu sering berbagi foto-foto ciamiknya, Mbak Fitria RA.

    Memang saya pernah mengisi workshop tentang bagaimana cara memotret sebuah produk dengan menggunakan kamera handphone, tapi rasa-rasanya ilmu saya masih kurang banyak. Masih harus banyak-banyak belajar (terutama praktiknya!). Mengucap beribu terima kasih kepada Mbak kesayangan yang satu ini (bahkan malah beliau yang datang ke rumah!), yang berkenan mengajari adiknya ini untuk memfoto produk ala-ala, hahaha. Terima kasih banyak, Kak!

    Foto-foto yang saya posting di tulisan ini adalah hasil kolaborasi antara saya dengan Mbak Fitria, dimana saya bersama beliau saling mengarahkan dan saling menata barang-barang agar terlihat menarik jika difoto hahaha. Tema untuk belajar foto kali ini adalah Piknik dan Ngopi di Rumah Aja, sebagai tombo kangen akan kelayapan untuk ngopi dan piknik. Tentunya, ini semua diambil menggunakan kamera handphone saja. Bukan dengan kamera lain. Tanpa edit dan tanpa filter, murni mengandalkan cahaya ilahi~~








    Totebag dari kedai kopi baru di Blitar yang beberapa waktu lalu sempat saya kunjungi. Ulasan selengkapnya tentang kedai ini akan segera ditulis!

     Behind the scene foto ala-ala mbahahaha. Iya, ini menggunakan kain blacu sekitar 2 meteran. Diabadikan oleh Mbak Fitria :D

     Sebagai bukti bahwa ini semua menggunakan kamera hape :D

    Model flatlay, dibelain sampai nahan napas biar hasil foto nggak goyang. Mbahahaha.

    Tips Memotret Menggunakan Kamera Handphone

    Saya belum bisa disebut ahli, tapi tips-tips memotret ini saya rasa sayang jika hanya saya simpan sendiri. Tips ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan juga saya dapatkan dari banyak teman dan orang-orang yang lebih ahli daripada saya, kok. Hihihi.

    1. Gunakan alas foto yang polos dengan memanfaatkan barang sekitar seperti kertas karton putih, hingga kain blacu. Foto-foto di postingan ini semuanya memakai kain blacu :D
    2. Memakai cahaya alami alias cahaya matahari. Jam-jam terbaik untuk memfoto produk mulai dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
    3. Belajar angle foto yang baik, karena hasil foto yang bagus tergantung juga dengan pengambilan sudut foto yang bagus pula.
    4.  Siapkan properti pendukung foto seperti bunga kering, biji-bijian, dan properti lain sesuai dengan tema foto.
    5. Hindari penggunaan flash kamera dan zoom, karena akan menurunkan kualitas foto.
    6.  Gunakan fitur grid dalam kamera, agar lebih terarah untuk memotret.
    -----------------------------------------------------

    Keterbatasan alat seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak berkarya. Justru harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, toh memotret dengan menggunakan kamera handphone atau kamera DSLR sekalipun, teknik dasarnya juga hampir sama. Hanya saja fasilitas di kamera DSLR lebih banyak dan lebih fokus (ya karena itu kan memang dikhususkan buat kamera ajaaaah~~).

    Semoga tidak lelah mengukuti anjuran dari pemerintah untuk tetap #DiRumahAja hingga situasi kembali membaik. Tetap jaga kesehatan, tetap patuhi protokol kesehatan di manapun berada. Stay happy, stay waras, stay safe!


    Love,



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading

    Kembali menekuni blog sejak tahun lalu, adalah satu keputusan yang saya syukuri dan tak pernah saya sesali. Apalagi setelah saya bergabung di komunitas Blogger Perempuan Network, yang merupakan komunitas blogger perempuan terbesar se-Indonesia, banyak sekali hal positif yang saya dapatkan dari komunitas ini. Untuk hal ini, saya mengucap banyak terima kasih kepada sesepuh Blogger Blitar, Mas Pandu Aji Wirawan, yang sudah memperkenalkan saya (dan ngujuk-ngujuki) untuk gabung di komunitas ini. HAHAHAHAHA! Terima kasih, Mas! Jasamu tak akan kulupakan sepanjang hidupku~~ *tsaaaah, apaan coba?!*

    Ah, ya. Jadi ngelantur ke mana-mana, hahaha. Sampai mana tadi ya? Oh iya, hal-hal baik yang didapat dari Blogger Perempuan Network!

    Dari komunitas Blogger Perempuan Network ini, saya dipertemukan dengan beberapa orang baru, yang tentunya sesama blogger juga. Mbak Verwati Iriani dan Mbak Ria Agustina, adalah dua orang yang saya kenal melalui komunitas ini, yang ternyata juga temannya teman! HAHAHAHA. Mbak Verwati Iriani ini sesama blogger dari Blitar, waktu itu malah beliau duluan yang menyapa saya lewat DM instagram pertama kali, karena tahu postingan blog saya diunggah di instagram story Blogger Perempuan. Sedangkan Mbak Ria Agustina sendiri, saya yang menyapa terlebih dahulu di kolom komentar blog beliau, kemudian nyambung lewat media sosial. Eh lha dalah, jebul ternyata blogger asal Surabaya ini temannya Mas Pandu Aji Wirawan, hahaha. Dunia kok mbulet sekali~

    Kurang afdol rasanya menjadi seorang blogger jika tidak mengikuti tantangan menulis. Blogger Perempuan Network adalah komunitas blogger yang saya ketahui cukup sering memberikan tantangan menulis, salah satunya adalah tantangan menulis 30 hari di bulan Ramadan setiap tahunnya.

    Yap, sudah bisa ditebak saya mengikuti tantangan menulis 30 hari selama bulan Ramadan ini. Awalnya gegara saya ingin melatih kekonsistenan saya dalam menulis dan menguji saya sendiri, seberapa mampu saya menjaga komitmen untuk terus menulis rutin selama 30 hari.

    Untuk tahun pertama mengikuti tantangan ini (saya bergabung di Blogger Perempuan Network mulai tahun 2019), saya gagal memenuhi tantangan. Ambyaaaaar semua, hahaha. Hanya mampu menulis 5 apa 6 postingan saja gitu, nggak bisa penuh 30 postingan seperti syarat yang diajukan. Karena banyak tema-tema tulisan yang nggak sreg di saya pribadi. Banyak tema-tema yang saya kurang enjoy untuk menulisnya, karena tidak menguasai tema-tema yang diberikan hahaha (karena saya lebih menyukai menulis apa yang saya kuasai dan saya sukai).

    Terlihat kurang profesional memang, tapi rasanya tahun lalu tuh benar-benar blank. Jika ditulis semua kok ya saya sendiri nggak sreg. Akhirnya saya hanya menulis tema-tema yang memang saya kuasai dan saya sukai saja, huhuhu. Ya sedih sih, nggak bisa menyelesaikan tantangannya. Tapi saya menyadari bahwa saya sendiri juga tidak bisa dipaksa. Jadinya ya merelakan untuk tidak memenuhi tantangan wkwkwk. Cupu sekali Andhira memang yaaah, mudah menyerah begitu saja~

    Berkaca dari pengalaman tahun kemarin, tahun 2020 alias tahun ini (iya, Blogger Perempuan mengadakan tantangan menulis lagi di bulan Ramadan) saya bertekad untuk memenuhi semua tantangan menulis yang ada, entah bagaimana caranya hahahaha. Ceritanya ingin ‘balas dendam’ dengan diri sendiri, mengalahkan ego sendiri untuk bisa menyelesaikan 30 postingan selama 30 hari Ramadan.

    Alhasil ketika tema selama 30 hari menulis itu keluar di website Blogger Perempuan, saya langsung cek satu per satu dan heboh sendiri. Pasalnya, tema tahun ini nyantai banget. Lebih banyak menuangkan thoughts dan rekomendasi, dimana saya menyukai dan cukup menguasai tema-tema itu. Terasa lebih bebas untuk berekpresi. Saking excitednya, saya bahkan sudah menyimpan draft  tulisan untuk tema hampir seminggu ke depan, padahal saat itu tantangan masih berjalan hari pertama (eh, apa malah belum berjalan ya? Hahahaaha).

    Tentu saja saya sempat mengalami yang namanya rapel menulis. Ini terjadi ketika sudah memasuki pertengahan bulan atau sekitar hari belasan, dikarenakan sok sibuk ngurusin ini itu. Sempat mengendur sedikit, tapi karena sudah terlanjur berjanji kepada diri sendiri untuk menyelesaikan 30 postingan, jadi tetap gaskaaaaaaaan! Alhamdulillah semua postingan terselesaikan sebelum deadline, meski terseok-seok HAHAHAHA.

    Baca tulisan keseluruhan saya mengikuti Blogger Perempuan Network 30 Day Ramadan Blog Challenge 2020

    Sebulan berlalu sampai saya sendiri lupa jika sudah menyelesaikan tantangan menulis dari Blogger Perempuan ini, hingga beberapa hari lalu muncul instagram story dari Blogger Perempuan yang me-repost postingan instagram story teman-teman blogger lain yang merupakan peserta tantangan menulis 30 Day Ramadan Challenge BPN 2020, yang memosting merchandise unyu kiriman dari Blogger Perempuan bagi yang sudah genap menyelesaikan tantangan menulis 30 postingan dan mengisi data lengkap di website Blogger Perempuan.

    'Wah, asyik! Aku juga bakalan dapat, nih. 'Kan aku sudah menyelesaikan tantangan dan mengisi data di website!' Pikir saya, heboh sendiri. Hahaha.

    Tidak sabar rasanya menunggu datangnya paket dari Blogger Perempuan ini. Meski sedikit terlambat dari teman-teman yang lain (karena saya menyadari rumah saya jauh dari ibukota, jadi paket datangnya sekitar 1-2 hari lebih lama dari teman-teman yang lain hehehe), tapi tetap saya tunggu, hihihi. Akhirnya hari yang saya tunggu-tunggu sudah tiba! Paket dari Blogger Perempuan datang saat saya sedang keluar rumah mengantar pesanan.

    Lucu sekali maskernya! Apalagi memang masker sedang dibutuhkan di masa pandemi ini, sebagai upaya preventif untuk memutus penyebaran Covid-19. Desainnya khas Blogger Perempuan Network sekali. Bakalan saya pakai, nih. Hahaha.

    Ada semacam piagam kecil yang merupakan sebuah apresiasi telah menyelesaikan tantangan menulis selama 30 hari di 30 Day Ramadan Challenge BPN 2020. Terharu sekali diapresiasi sebegininya. Bahkan ditulis nama lengkap dan website pribadi (alhamdulillah nama saya nggak keliru, sering orang keliru menulis nama saya, soalnya. Hehehe).


    Tanpa disangka-sangka, saya menjadi salah satu pemenang hadiah tambahan GOPAY sebesar Rp 250.000 dari Blogger Perempuan Network berkat menyelesaikan tantangan ini. Woaaah, bahkan saya sudah lupa apa hadiah utamanya hahahaha. Berhubung saya sendiri tidak ada akun GOPAY karena di kota saya tidak ada GOJEK (jadi berasa percuma jika meng-install aplikasi ini, jika install pun saya juga bakal jarang menggunakan aplikasinya), saya lapor dan nego-nego dengan pihak Blogger Perempuan yang menghubungi saya, dan ternyata tetap dikirim dalam bentuk uang alias di-transfer, hehehe. Terima kasih, Blogger Perempuan!






    View this post on Instagram




    Hi BPers, Terima kasih banyak yang sudah ikutan Blog Challenge Ramadan 2020 yaa. Semoga dapat menambah semangat untuk menulis dan update blognya. Bagi yang sudah posting lengkap dan sudah mendaftarkan alamatnya, kami sudah kirimkan merchandise cantik dan lucu untuk BPers :) Semoga bermanfaat yaa ^^. Nah sekarang siapa aja yang beruntung untuk mendapatkan hadiah tambahan GOPAY @250.000 untuk 10 pemenang dan Hadiah Hiburan Buku Explore, Enjoy, and Repeat. Silahkan cek nama-namanya yaaa. nb. semua pemenang telah dikonfirmasi dan hadiah untuk seluruh peserta sudah dikirim. Apabila BPers ternyata mengalami kendala teknis saat submit dan masih memiliki 30 postingan lengkap, silahkan kirim email ke kontak@bloggerperempuan.com ya untuk diverifikasi kembali. Sampai jumpa di challenge berikutnya dan nantikan kejutan merchandise lucunya. Eh mana tau bisa jadi koleksi kan :D
    A post shared by Blogger Perempuan Network (@bloggerperempuan) on Jun 25, 2020 at 1:16am PDT

    Senang sekali mengikuti tantangan Blogger Perempuan Network tahun ini! Bangga terhadap diri sendiri karena bisa mengalahkan kemalasan dan rasa aras-arasen untuk menulis. Terharu sekali atas apresiasi yang diberikan oleh Blogger Perempuan Network kepada anggotanya. Saya tidak menyangka ternyata Blogger Perempuan Network sangat mengapresiasi teman-teman blogger yang sudah berusaha keras untuk menyelesaikan tantangan menulis yang diberikan. Semuanya, tanpa terkecuali. Bagi saya pribadi, ini merupakan sebuah pelecut untuk terus konsisten menulis di blog, terlepas atas merchandise unyu dan bonus hadiah yang diberikan, hahaha.

    Terima kasih atas semuanya, Blogger Perempuan Network! Senang sekali bisa bergabung dalam komunitas blogger ini. Semoga terus bertumbuh dan semakin berjaya. Semoga tahun-tahun selanjutnya tantangan ini masih diadakan kembali dan saya masih bisa mengikutinya hehehe (ya kali aja bisa menang lagi. Eh, hahahaha. Husss).



    Love,



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading

    Jalan-jalan pagi adalah hal sederhana yang ingin saya rutinkan setiap hari. Namun nyatanya, adaaaa saja alasan yang membuat saya tidak bisa merutinkannya (dalam artian singkatnya, kebanyakan mager-nya ahahah). Padahal jika sudah melakukan itu, saya bahagia, meski menempuh jarak yang tidak seberapa jauhnya. Bagi saya, yang terpenting bukan seberapa dekat jauhnya, melainkan seberapa kegiatan ini rutin untuk dilakukan (tsaaah, ngeles~).
    Iya, salah satu cita-cita saya adalah bisa terus lincah hingga tua, terus aktif ke sana ke mari tanpa banyak mengeluh sakit pinggang atau boyoken, bisa terus bergerak tanpa sambat dada engap. Dari alasan sederhana inilah saya mulai merutinkan untuk terus bergerak olahraga, meski hanya sekadar jalan-jalan santai. Sesekali juga jogging maupun bersepeda. Tentunya juga diimbangi pola makan dan pola hidup yang sehat sedari sekarang.
    Hari Jumat minggu lalu, saya mulai jalan-jalan pagi kembali. Kali ini, berniat untuk jalan-jalan sekaligus menyusuri Jalan Merdeka, yang merupakan ‘jantung’ perekonomian Kota Blitar. Memilih untuk menyusuri Jalan Merdeka karena banyak bangunan-bangunan toko tua yang masih dijaga keasliannya. Saya menyebutnya ini Kota Tua-nya Blitar, sih. Meskipun nggak bisa dibilang tua banget. Yaaa, itung-itung sebagai hiburan bagi saya yang suka sekali dengan bangunan-bangunan tua. Hihihi.
    Postingan kali ini akan lebih banyak gambarnya, karena saya sekalian mengabadikan sudut-sudut Blitar yang lainnya hehehe. Jadi mohon maaf jika loading-nya cukup lama untuk postingan yang ini :D

     Rumah Makan Ramayana, terkenal akan masakan oriental-nya. Sejak dulu, hingga kini.

    Mohon maaf jika kualitas foto tidak bagus, karena memotret menggunakan handphone lama hehehe :D


     Toko roti favorit saja sejak dulu. Ternyata toko ini memang sudah terkenal sejak lama. Roti favorit saya dari Roti Orion adalah Roti Semir :)
    Kalau kamu?

     Bangunan-bangunan tua yang masih dijaga keasliannya. Sayangnya, Blitar tidak memiliki wilayah khusus untuk bangunan-bangunan tua seperti Kota Tua yang ada di Jakarta :'))

     Bangunan khas tahun '80-'90an, khas Matraman kalau pernah saya dengar orang menyebutnya. Identik dengan penggunaan keramik di setiap sudut bangunannya.

     Plang toko menggunakan tulisan tangan masih dipertahankan :D

     Bangunan toko tua yang ada di Jalan Merdeka Barat

     Mungkin banyak orang tidak menyadari bahwa Blitar memiliki tugu Nol Kilometer, meski tugunya tidak sebagus seperti tugu-tugu nol kilometer yang ada di kota lain. Lokasi ada di Jalan Merdeka, timur toko Isabella.

     Jamu Jago! Hayo, pernah mencoba jamu ini, nggak?

    Deretan toko yang menggunakan pintu dari kayu, yang masih awet hingga sekarang :D

     Rumah Makan Pacific, yang terkenal akan bubur ayamnya. Sudah lama nggak nyoba makan di sini, jadi lupa rasanya hehehe

     Salah satu hotel terkenal yang ada di Blitar. Biasanya jika ada pejabat pemerintah pusat yang datang ke Blitar, selalu menginap di hotel ini. Oh iya, ada salah satu kamar di hotel ini yang menjadi tempat favorit menginapnya Bung Karno, loh!

    ------------------------------------
    Jalan pagi terasa lebih menyenangkan jika banyak pemandangan yang menyenangkan, salah satunya adalah bangunan-bangunan tua seperti ini, yang merupakan spot favorit saya.
    Semoga jalan-jalan pagi ini tidak hanya berakhir sampai disini! HAHAHAHA. Hap-hap-hap, demi badan sehat dan lincah sampai tua! (pengingat bagi saya pribadi)


    Love,

    Andhira A. Mudzalifa

    Continue Reading

    Kembali ke kampung halaman setelah lulus kuliah memang sudah saya pikirkan (cukup) matang ketika duduk di bangku perkuliahan. Entah apa yang merasukimu mendasari saya memutuskan untuk pulang kampung dan memilih untuk bekerja dan berkarya di kota sendiri. Sepertinya karena saya ingin meneruskan usaha yang saya rintis sejak duduk di tahun akhir SMA, kemudian berlanjut mulai menyusun rencana apa-apa saja yang nantinya akan saya lakukan ketika memutuskan untuk tidak merantau lebih jauh lagi melainkan memilih untuk pulang kampung. Ehe.

    Tidak terasa sudah hampir tiga tahun ini saya kembali hidup di Blitar dan menjalani asam manisnya tinggal di Bumi Proklamator ini. Memang saya sedari kecil hingga sekolah menengah saya menghabiskan hidup di Blitar, tapi saya merasa baru benar-benar merasakan hidup di Blitar setelah lulus kuliah sekitar tiga tahun lalu (karena baru mulai menjelajah Blitar tuh setelah lulus kuliah. Kalau jaman sekolah dulu masih cupu, belum berani ke mana-mana hahaha).

    Kehidupan di Blitar

    Meski banyak yang mengatakan bahwa Blitar menjadi kota pensiunan alias menjadi tempat istirahat saat tua nanti, tapi menjalani kehidupan di Blitar saat usia produktif seperti saya ini sejauh ini cukup menyenangkan. Lebih dekat dengan orangtua adalah satu dari sekian banyak hal yang saya rasakan ketika memilih untuk pulang kampung. Lebih mudah untuk mengawasi beliau berdua. Rasanya lebih lega gitu, ketika mengetahui kedua orangtua masih dekat. Eheheh.

    Biaya hidup di Blitar sejauh ini juga relatif murah. Saya sendiri masih tinggal dengan orangtua, jadi pengeluaran saya hanya sebatas untuk jajan, main, beli pulsa, dan belanja skincare maupun makeup. Sesekali juga mencoba membeli makan di luar yang biayanya cukup terjangkau, mulai dari 5 ribu rupiah saja sudah bisa mendapat nasi dengan lauk dan sayur. Sedangkan untuk biaya ngekos (yang sempat saya tanyakan ke teman-teman saya yang merantau di Blitar), biaya kos di Blitar juga termasuk murah. Dibandrol dengan harga mulai dari 200-250 ribu, sudah bisa mendapat kos-kosan di Blitar.

    Cuaca yang sejuk, tidak panas menyengat, dan bebas macet adalah hal yang saya sukai ketika hidup di Blitar. Saya paling nggak bisa hidup di tengah kemacetan, karena mood saya gampang ambyar hahaha. Dulu waktu merantau di Surabaya juga macet sih, tapi macetnya ya nggak terlalu parah. Kebetulan juga waktu kuliah juga nggak terlalu suka ke mana-mana, hanya kampus ke kos kampus ke kos aja, jadi nggak terlalu sering menghadapi macet yang bikin pusing wkwkwk.

    Untuk cuaca sendiri, saya sendiri lumayan betah jika panas (karena sudah cukup terlatih di Surabaya). Akan tetapi ya gitu, kalau lagi mood buruk ya ngamuk juga kalau gerah hahaha. Alhamdulillah, sejauh ini di Blitar cuacanya bikin betah. Nggak bikin saya harus standby di depan kipas angin melulu. Malah sepoi-sepoi sejuk banget, bikin nyaman (seperti pelukannya dia, eh) mueheheh.

    Masyarakat di Blitar juga ramah-ramah. Sejauh ini belum pernah saya temui ada berita tentang masyarakat Blitar yang tidak ramah dengan sekitarnya, bahkan saya menilainya terlalu ramah! Hahaha. Atau sayanya sendiri yang cukup terbuka dan suka berinteraksi dengan orang lain? Entahlah, menurut saya orang Blitar ini ramahnya top, deh. Apalagi masyarakat yang di desa. Heheheu.

    Kehidupan seputar Blitar sempat saya rangkum sedikit dalam bingo yang iseng-iseng saya buat di bawah ini, yang banyak teman-teman saya mengatakan bahwa cukup relate dengan template yang saya buat hahaha :D


    Bingo ala-ala Cah Mblitar yang iseng saya buat :D

    Hiburan dan Wisata di Blitar

    Meski Blitar merupakan kota kecil, tapi cukup banyak juga hiburan yang ada di kota damai yang membuat nyaman ini. Mulai dari hiburan ala kota metropolitan seperti mall (Blitar Square), bioskop (CGV Blitar Square), hingga tempat wisata seperti ruang terbuka hijau, pantai, dan tempat wisata buatan lainnya.

    Saya baru mulai menjelajahi tempat wisata yang ada di Blitar semenjak lulus kuliah. Lebih tepatnya lagi sekitar tahun 2018, setelah momen patah hati akibat diputus tanpa alasan jelas HAHAHAHA uups curhat (memilih membuang energi patah hati untuk jalan-jalan daripada menangis tidak jelas, meski kadang-kadang juga nangis kalau keingetan). Dimulai dari mendatangi Kebun Teh Sirah Kencong bersama sahabat saya, kemudian berlanjut menjelajahi wisata-wisata Blitar yang lain hampir setiap minggunya.

    Penjelajahan tentang wisata Blitar semakin menjadi-jadi tatkala saya kenal dengan pakar-pakar wisata Blitar, Mas Pandu Aji Wirawan dan Mbahkung Hary Segocontong, yang tak sengaja bertemu dan berkenalan di kedai kopi Ruang Tuang (yang kini menjadi kedai kopi favorit saya yang ada di Blitar). Menjelajahi wisata Blitar dengan beliau-beliau ini dari satu tempat ke tempat lainnya ternyata super seru, loh! Karena selain saya makin tahu tempat wisatanya, saya juga semakin tahu cerita-cerita di balik wisata-wisata lain yang ada di Blitar Raya. Hihihi (*colek-colek beliau-beliau ini kapan mau jalan-jalan lagi huhu).



    Keliing Blitar bersama 'pakar-pakarnya' wisata Blitar, Mas Pandu Aji Wirawan dan Kung Hary Segocontong. Foto diambil dari Facebook Kung Hary, mueheheh :D

    Saya sering mengabadikan jalan-jalan keliling wisata Blitar ini dalam bentuk instagram story atau postingan di blog. Alasan utamanya adalah memperkenalkan wisata-wisata Blitar, yang kebanyakan orang tidak terlalu banyak tahu (banyak orang yang hanya tahu wisata Blitar itu-itu aja, heu). Dari yang awalnya saya iseng posting gambar saja, kemudian saya bercerita melalui tulisan tentang perjalanan saya menjelajahi wisata ini.

    Hasilnya, banyak orang yang bertanya tentang wisata yang selalu saya upload di instagram story. Bahkan ada yang menganggap saya sebagai salah satu admin akun wisata yang paling hits di Blitar HAHAHAHA. Padahal sama sekali bukan. Saya murni membawa nama saya pribadi ketika jalan-jalan keliling tempat wisata Blitar ini, sih. Senang ketika mulai banyak orang yang mengetahui tempat-tempat wisata Blitar, yang nggak hanya itu-itu saja. Ehe.

    Beberapa waktu lalu saya iseng merekap tempat-tempat wisata yang ada di Blitar dan membaginya per kecamatan, agar lebih gampang jika berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain (yang masih berdekatan karena masih dalam satu kecamatan). Sebagian besar sudah saya kunjungi, hanya beberapa tempat saja yang belum ehehehe. Postingan lengkapnya nanti akan saya bagi di google drive, yang link lengkapnya akan saya bagikan di akhir postingan :D






    Sebagian daftar wisata yang ada di Blitar yang saya buat. Postingan selengkapnya ada di instagram saya, atau juga bisa di-download di google drive yang link-nya saya taruh di bawah :)

    Dunia Perkulineran Blitar

    Berbicara tentang dunia kuliner di Blitar, banyak macam kuliner yang bisa ditemukan di Blitar. Pecel dan pleret, adalah dua dari sekian banyak makanan legendaris khas Blitar yang sudah melanglang buana ke mana-mana.

    Saya dulunya tidak terlalu banyak mencoba sana-sini, karena sudah terbiasa untuk makan masakan rumah alias masakan Ibu. Jadi ketika ditanya tentang makanan sana-sini, tidak terlalu paham, kecuali jika memang tempat-tempatnya sudah terkenal.

    Tapi semua itu berubah ketika Aang menghilang seiring dengan dimulainya saya untuk menjelajah keliling wisata yang ada di Blitar. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saya jadi coba-coba keliling satu kuliner ke kuliner lainnya, mulai dari sekadar camilan, makanan berat, hingga dunia perkopian dan tongkrongan anak muda yang ada di Blitar. Mencoba mencicipi makanan selain masakan rumah.

    Tentu saja kegiatan ini juga saya abadikan pada postingan instagram story, sesekali (jika ada niatan lebih) saya tulis di blog. Jebul ndilalahnya banyak teman-teman yang bertanya tentang makanan yang saya unggah di media sosial, hingga tak jarang juga meminta rekomendasi kuliner Blitar untuk berkencan bersama pasangan masing-masing. Sigh~

    Sempat juga membuat semacam bingo ala-ala tentang dunia kuliner Blitar, mulai dari camilan, lalapan, bakso, mie, hingga kedai kopi dan kafe  yang ada di Blitar. Meskipun tidak tertulis semuanya karena ini juga berdasarkan tempat yang sudah saya kunjungi, tapi banyak orang mengatakan sudah cukup mewakili. Bahkan ada juga yang menjadikan bingo ini sebagai refrensi kuliner HAHAHAHA. Ya nggak papa, terserah saja~






    Template bingo kuliner ala-ala yang saya buat. Kamu pernah nyobain yang mana aja?

    --------------------------------------------------------------------

    Semoga bisa menjadi gambaran teman-teman seputar Blitar yang masih sedikit saya tuliskan ini. tentang Masih banyak hal tentang Blitar yang ingin saya jelajahi, masih banyak hal yang ingin saya kulik tentang kota dimana saya dibesarkan. Semoga diberi panjang umur dan rezeki :D
    Yuk, main-main ke Blitar!

    Seluruh template bisa di-download di sini




    Love,



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ▼  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ▼  Juni 2020 (4)
        • #DiRumahAja: Belajar Foto Produk Kece, Hanya denga...
        • Terima Kasih, Blogger Perempuan Network!
        • Jalan-jalan Pagi Menelusuri Kota Tua-nya Blitar
        • Serba-serbi Hidup di Blitar: Seputar Kehidupan, H...
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top