Nah, hari Minggu kemarin -setelah sekian lama hari Minggu saya ndekem di rumah-, saya mengikuti acara di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar (Dinas PARBUDPORA) yaitu Ngopi Bareng Kepeloporan Pemuda.
Nah, jadi ceritanya, acara ini diinisiasi oleh teman-teman dari Pemuda Pelopor Kabupaten Blitar yang pernah mewakili Blitar di tingkat Jawa Timur dan Nasional, untuk memperkenalkan tentang Pemuda Pelopor dan juga nantinya acara ini juga bakal menyaring para peserta yang memiliki potensi menjadi Pemuda Pelopor.
Acara Kepeloporan Pemuda diikuti oleh para pemuda-pemudi Kabupaten Blitar. Sepertinya kebanyakan masih mahasiswa sih, dan juga rata-rata para pemuda-pemudi ini anggota dari karang taruna daerah masing-masing. Widiw, keren nih~
Dimulai pada pukul 10.00, acara dibuka oleh Kepala Dinas PARBUDPORA sekaligus pembicara Ngopi Bareng Kepeloporan Pemuda yang pertama, Pak Endro. Sssst, beliau ini seorang dalang juga, loh!
Pak Endro memberi materi tentang bagaimana peran pemuda di era sekarang, mengajak pemuda menjadi pelopor di bidang yang ia kuasai.
Beliau juga menjelaskan bagaimana agar kita bisa seperti itu dengan cara kita harus mengenali diri sendiri. Mengenali apa kelebihan, kemampuan diri sendiri, yang harus digali terus menerus.
Oooooo bhaiq! Semangat mengenali kemampuan diri! Heuheuheu.
Pemateri Pertama, Pak Endro
Pemateri kedua setelah Pak Endro adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar yaitu Pak Krisna.
Disini, Pak Krisna memaparkan apa-apa saja yang menjadi masalah tentang lingkungan di era milenial ini, mulai dari masalah kualitas air, tutupan vegetasi, hingga masalah sampah (bukan sampah mantan *eh).
Pak Krisna memberi wejangan agar kita, para generasi millenial, berbijak dalam memilah sampah dan menggunakan pemakaian kantong plastik. Mulai mengurangi pemakaian sedotan (ganti pakai sedotan besi), bawa kantong belanja sendiri, dan tentunya juga buang mantan pada temanmu, eh buang sampah pada tempatnya heuheuheu.
Pemateri ke-2, Pak Krisna
Selanjutnya, ada pemateri lagi dari Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blitar yang bernama Pak Eko (MASHOOOOK, PAK EKOOOOO!). Yak, waktu pemateri ini, saya udah agak diluar kesadaran alias sliyer-sliyer ngantuk woakwoak (napah kamuh terlalu jujur sekali, Andhira? Hmm?)
Tapi yang saya inget dari materi beliau ialah, bahwa seorang pemuda adalah agent of change. Seorang pemuda sebisa mungkin menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan sekitarnya, yang tentunya harus melek akan teknologi (karena era sekarang tak pernah lepas dari teknologi).
Pemater ke-3, Pak Eko. Mashoook!
Kemudian ada sesi pembagian makanan (napa bagian ini kamuh ceritain ugha, Dhir? Gapapa. Biar ceritanya panjang). Alhamdulillaah, shobat mizqueen dapat gratisan nasi padang~~~~
Hari Minggu yang berfaedah sekali, zobat~
Nah ini, yang sebenarnya sesi yang saya tunggu-tunggu. Sharing pengalaman! Yap, sharing pengalaman para Pemuda Pelopor dari Blitar, yang berhasil membawa Blitar menjadi juara di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.
BADAS! Angkat aku jadi muridmu, Suhu...
Dimulai ceritanya dari Mas Rifai. Beliau merupakan seorang entrepreneur di bidang peternakan dan perikanan, tapi lebih fokus ke perikanan kalau gak salah. Prestasi beliau ialah menjadi Penggerak Wirausahawan Muda Tingkat Nasional pada tahun 2015 di bagian Teknologi Tepat Guna.
Yang bikin sangar adalah, beliau mengolah air pada peternakan ikannya, menjadi pupuk organik! Nah loh, kurang sangar gimana cobak?!
Kemudian juga beliau mengolah sendiri untuk pakan ternaknya! Jadinya beneran tahu bahan-bahan dan kandungan apa yang digunakan dalam makanan tersebut :D
ASHUANGUAAR~~
Meski diantara narasumber Pemuda Pelopor yang lain tuh beliau termasuk yang paling sepuh, tapi semangat beliau sangat berapi-api. Bahkan saya sampai tertular semangatnya nih hihihi ~XD
Pemateri kedua, ada yang namanya Mas Mukaram. Beliau merupakan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional pada tahun 2014, dengan produknya yaitu Lembah Gogoniti Farm and Nursery yang berada di daerah Kesamben, Kabupaten Blitar.
Yes. Beliau memilih kembali ke desa dan mengabdi di daerahnya, mengembangkan potensi-potensi yang ada. Bisa dicek produk-produk yang ditawarkan di www.lembahgogoniti.com
Lagi-lagi, ini keren banget menurut saya. Berani memilih melawan arus, memilih mengabdi dan mengoptimalkan potensi desa. Keputusan yang pastinya sudah dipikirkan matang-matang sebelumnya.
Jangan malu jadi petani.
Mas Mukaram, Pemuda Pelopor tahun 2014 yang sukses dengan lembahgogoniti.com
Pemateri selanjutnya adalah Mas Pranoto (yang pagi hari sebelum acara sempet ngobrol sama beliau, tapi saya gak ngeh kalau beliau adalah Pemuda Pelopor, salah satu narasumber. Heu. Wqwqwq). Merupakan Pemuda Pelopor Terbaik I tingkat nasional di bidang agama, sosial, dan budaya pada tahun 2018 kemarin. Beliau bertempat tinggak di Karangsono, Kanigoro, Kabupaten Blitar. Beliau ini mencari-cari, apa sih peluang yang bisa dikembangkan dari desanya. Akhirnya, ketemulah sebuah produk, yaitu jambu biji, yang ada di Desa Karangsono (dan ternyata saya sudah pernah kesana wqwqwq astaga). Misi yang sungguh mulai sekali, teman-teman. Membuka peluang dan membantu masyarakat agar berkembang.
Beliau berpesan bahwa sebagai pemuda, jangan hanya diam. Harus memiliki kontribusi pada desa masing-masing, sesederhana mencari peluang kira-kira produk apa yang sekiranya bisa dikembangkan dan menjadi ikonik desa tempat tinggal masing-masing.
Pemateri berikutnya yaitu Mbak Ana, yang merupakan Pemuda Pelopor Tingkat Jawa Timur dalam Bidang Pangan pada tahun 2018. Satu-satunya narasumber perempuan disini hehehe kereeeen ini mah :D
Mbak Ana, Pemateri Paling Cantik :D
Pemateri yang terakhir (dan juga yang merupakan pencetus dari acara ini) adalah Mas Dolis Setiawan, yang merupakan Pemuda Pelopor Terbaik II Tingkat Nasional di bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Pariwisata. Beliau merupakan salah satu pendiri Caping Gunung Foundation, yang berfokus pada alam dam lingkungan. Beliau juga merupakan anggota aktif dari Sahabat Menanam, yang seingat saya waktu bulan Februari kemarin sedang melaksanakan penanaman pohon tabebuya di daerah Selorejo, Kabupaten Blitar.
Wik-wik-wik, sungguhlah.....
Angkat aku jadi muridmu, Suhu!
Mas Dolis berpesan, "Seorang pemuda hendaklah menjadi subyek dalam perubahan, bukan menjadi obyek. Kalau bukan pemuda Blitar, siapa lagi?"
Well, dapet banyak pencerahan sekali di acara ini. Bagaimana seorang pemuda harus berkontribusi dan memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan sekitarnya, sesuai dengan bidang dan kemampuan diri masing-masing.
Terus mengenali diri, terus berprestasi, semangat berkontribusi dan menginspirasi!
Hug From Jakarta,
Andhira A. Mudzalifa