Sepuluh hari lebih telah berlalu
setelah postingan terakhir yang ini
dan belum posting lagi gegara
kesibukan dan rasa malas yang saling bersaing menguasai diri *lah, mulai lebay mbahahak*. Dasar saya
sendiri memang blogger abal-abal,
kadang kalau lagi nggak mood nulis ya
nggak mau memaksakan diri untuk menulis,
hahaha! Tapi kalau lagi mood, sehari
bisa ngebut nulis beberapa draft ~XD
(haduh, kenapa intronya selalu panjang
sekali~).
Jadi, sepuluh hari terakhir lebih ini ngapain aja?
Sebenarnya banyak hal-hal
menyenangkan yang saya lalui selama sepuluh hari terakhir ini. Salah satunya
adalah saya genap (atau ganjil?)
memasuki usia dua puluh lima tahun, dimana kata banyak orang, usia ini
merupakan quarter life crisis. Heuheuheu.
Tidak ada perayaan yang super
heboh, apalagi kejutan dari teman-teman. Alih-alih perayaan, saya justru
memilih untuk mematikan handphone
saya sejak jam sepuluh pagi hingga petang, melipir
liburan ke pantai yang ada di Blitar diajak oleh teman saya beserta bapak, kakak perempuan beserta
keponakannya. Bersenang-senang menghabiskan hari yang menyenangkan bersama
orang-orang yang menyenangkan.
Melipir ke pantai yang ada di Blitar saat ulang tahun ternyata cukup menyenangkan. Oh iya, ini saya ke pantai dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, ya. Tetap pakai masker dan nggak berkerumun. Untungnya pantai yang saya kunjungi ini nggak padat-padat amat saat itu :D
Saya kira keluarga teman saya ini
tidak mengetahui bahwa saya sedang berulang tahun hari itu, makanya saya woles saja. Eh, ternyata, sampai di
pantai dan udah pada santai-santai dan makan, semuanya pada ngucapin selamat
ulang tahun, hahaha. Kaget. Apalagi waktu pulang ke rumah, malamnya malah dapat
kejutan dari keluarga sendiri, yang tetiba pada masuk kamar bawain roti donat
dan terang bulan mini. Belum lagi ucapan-ucapan yang masuk lewat chat dan media
sosial yang baru saya buka dan saya balas satu per satu setelah mengaktifkan
ponsel. Bersyukur masih dikelilingi dengan orang-orang baik.
Roti dari orang rumah, hahahahah
Dapat kiriman roti dari teman sehari setelah hari ulang tahun HAHAHAHAHA, duh. Berasa apaan gitu~
Dua puluh lima tahun. Umur yang
dulunya saya gadang-gadang akan menjadi umur ‘emas’ bagi saya dengan pencapaian
ini itu, sesuai dengan mimpi yang pernah saya tuliskan.
Namun nyatanya, masih jauh. Jauh
sekali. HAHAHAHAHAHA.
Masih menjalani
hidup yang ‘gini-gini’ saja. Masih
belum mencapai mimpi yang begini dan begitu, masih dengan status single, yang, kata banyak orang, umur dua puluh lima ini harusnya memiliki
seseorang dan menikah (bahkan teman
sepantaran saya sudah ada yang menuju memiliki dua anak!). Hahahaha.
Setahun
belakangan menuju dua puluh lima tahun ini malah justru merupakan titik balik bagi saya pribadi.
Saya belajar banyak hal, khususnya mengenal
lebih dalam tentang diri sendiri, apa yang menjadi batas pada diri saya, hal-hal
yang bisa saya toleransi dan tidak, lebih jujur terhadap diri sendiri bahwa
saya manusia yang tidak sempurna masih banyak salah dan khilafnya, manusia yang
masih terus menerus belajar karena kapasitas ilmu masih terbatas. Lebih fokus terhadap diri sendiri, lebih
menghargai proses diri sendiri.
Mengakui bahwa sedang tidak baik-baik saja
juga salah satu hal yang saya pelajari banyak setahun belakangan. Membiarkan
sedih datang tanpa menolak maupun mengelaknya karena itu merupakan emosi yang
wajar yang dirasakan manusia. Its okay
not to be okay, tidak perlu malu untuk mengakui bahwa diri sendiri sedang
tidak baik-baik saja hehehe. Yang saya lakukan jika saya sedang tidak baik-baik
saja biasanya untuk diam, memilih menghindar dan menghilang sejenak hahahaha (tipikal zodiak cancer sekali!). Pokoknya
berusaha untuk mengontrol diri sendiri agar tidak merepotkan orang lain atas
kesedihan saya haha (selama bisa saya
hadapi sendiri, sih).
Setahun
terakhir sebelum memasuki seperempat abad ini lebih belajar banyak untuk menerapkan hidup penuh kesadaran di sini-kini alias mindfulness, terutama saat situasi pandemi ini.
Belajar lebih menyadari dan fokus melakukan ini itu, agar tidak berpikir
tiba-tiba waktu sudah terlewati begitu saja hahaha. Masih harus banyak belajar
hingga sampai saat ini.
Belajar untuk mindful living ini juga bebarengan
dengan belajar hidup minimalis, sih. Kesadaran akan menjalani hidup ternyata berpengaruh juga
kepada pengendalian diri saya, utamanya tentang berbelanja hahaha. Lebih sadar
untuk berbelanja sesuai kebutuhan, bukan hanya sekadar lapar mata atau
mengikuti tren saja. Hahaha. Meski juga terkadang masih khilaf melipir beli ini
itu (terutama makanan, hahahaha).
Satu dari
sekian hal yang saya dapatkan setahun belakangan menuju dua puluh lima tahun
selanjutnya adalah menyadari diri bahwa
setiap orang memiliki jalannya masing-masing, yang tidak bisa dibandingkan satu
sama lain. Jalan saya berbeda dengan jalan teman saya yang lain. Pencapaian
saya tentu saja juga berbeda, yang tentunya tidak bisa dibandingkan karena tingkat
pemahaman dan pengalaman setiap manusia itu berbeda.
Menyadari bahwa
tidak ada yang salah untuk memulai hal
baru dari awal dan belajar hal baru, meski umur sudah kepala dua plus-plus
hahaha. Bahkan saya sendiri masih ingin belajar memulai bisnis baru dan belajar
ini itu, meski mungkin banyak yang bilang terlambat, hahaha. Tak apa, bukankah
manusia sendiri itu dinamis dan terus berkembang pola pikir dan sudut
pandangnya? Hihi.
Beberapa hal
yang saya rasakan juga ialah semakin
sedikitnya lingkaran pertemanan. Betul saya semakin bertambah relasi, tapi
hanya sebatas kenal dan say hello
saja. Saya sendiri hanya memiliki lingkaran pertemanan yang itu itu saja, haha.
Entah mengapa semakin berumur lingkaran pertemanan malah makin sempit, bahkan
saya lebih sering sendiri ke mana-mana
daripada dengan teman. Dan ternyata, lebih nyaman. Kapan-kapan akan saya
bahas di postingan lain tentang rasa nyaman sendirian ke mana-mana.
Lebih menikmati masa sendiri, tidak iri
dengan status orang lain yang ‘sold out’ terlebih
dahulu, ikut bahagia tanpa bertanya juga pada diri sendiri, ‘Aku kapan ya?’. Sebuah pencapaian pribadi, yang, saya pikir saya tidak bisa ada
di titik ini namun ternyata saya justru malah lebih menikmati masa-masa single tanpa pasangan seperti sekarang ini.
Belum terpikir lagi tentang pernikahan, malah. Hahaha. Entah
sampai kapan, yang jelas, sekarang saya menikmati masa-masa sendiri ini.
Foto diambil 3 hari setelah hari ulang tahun yang tetiba diajak main ke pantai yang ada di Blitar lagi hahaha. Oh iya, protokol kesehatan tentu saja saya terapkan ketika ke pantai. Abis foto langsung pake masker lagi. Selamat menghadapi dua puluh lima, hai kamu yang ada di foto!
----------------------------------
Selamat
menghadapi dua puluh lima, diri sendiri! Entah apapun nantinya yang akan
dihadapi di umur ini, semoga Tuhan selalu memberi kekuatan pada diri ini.
Semoga diberikan sehat dan bahagia selalu. Semoga makin hadir di sini-kini,
makin fokus pada hidup sendiri, makin bertumbuh pola pikir dan sudut pandangnya, dan tetap waras.
Hihihi.
Adakah
pesan-pesan dan nasihat dari teman-teman untuk saya dalam menikmati dan
menjalani usia dua puluh lima tahun ini? Silakan tuliskan di kolom komentar, ya! ^^