facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Masih beberapa bulan menjadi seorang istri dan adaptasi dengan berbagai hal baru, membuat saya menjadi semakin familiar dengan tugas-tugas dalam rumah tangga. Oh iya, saya belum cerita banyak terkait fase baru saya ini, ahahahaha. Banyak hal yang tak terduga terjadi tahun ini sebenarnya, salah satunya menapaki fase menikah. Sama sekali tidak terbesit dalam pikiran untuk melangsungkan pernikahan di pertengahan tahun ini, namun ternyata Tuhan menggariskan takdir saya untuk menikah di usia menjelang 29 tahun. 

    Loh, he, kok jadi ke mana-mana bahasannya ahahahaha. Maklum, lama enggak nulis panjang di blog ternyata bikin rindu juga. Bahasan tentang proses yang satu itu bisa jadi cerita di postingan selanjutnya, sekaligus membekukan memori yang telah lalu, hihihi.


    Kembali ke topik rumah tangga. Saya baru menyadari bahwa menjadi seorang istri, waktu 24 jam tuh rasanya kurang banget. Ada saja kesibukan yang harus dilakukan, mulai dari menyiapkan makanan untuk suami (Ya Allah, masih aneh banget manggil partner dengan suami, huahauahauhau), setrika, mencuci baju, merapikan tempat tidur, bereskan ini itu. Meski masih tinggal dengan orangtua, ada beberapa hal yang harus dilakukan sendiri. Salah satunya adalah urusan setrika dan cuci-mencuci.


    Dibanding setrika, saya lebih menikmati proses mencuci, mulai dari mencuci pakaian, mencuci piring, hingga mencuci kendaraan. Oh, ya, garis bawahi, ini tentu saja kalau enggak numpuk, ya. Kalau numpuk, ya, sama saja seperti manusia pada umumnya, wkwkwkwk. Tapi jarang banget kalau menumpuk, masih rata-rata sih. Karena ya itu tadi, saya menikmati proses dalam mencuci. Jadi kalau ada yang numpuk sedikit tuh tangan rasanya gatal untuk segera mencuci hahahaha.


    Saking gampang gatal ini, saya akhirnya buat jadwal khusus untuk mencuci. Bila pakaian, minimal seminggu dua kali agar terlihat ‘banyak’. Kalau piring makan, sendok, juga teman-temannya, sebisa mungkin setelah makan segera dicuci. Masih terasa aneh bagi saya menumpuk piring kotor, walau kadang-kadang juga masih numpuk, huahaha. Biasanya kalau ada yang numpuk ini sengaja, sebab lagi terburu-buru. 😀


    Berbicara tentang mencuci piring, ternyata mencuci piring ini bisa jadi salah satu sarana healing yang cukup murah meriah, lo! Dilansir dari kompas.com, aktivitas mencuci piring ini menggunakan konsep mindfulness, yakni praktik yang penuh dengan kesadaran. Hal ini terlihat saat merasakan bagaimana tekstur sabun yang licin, beraroma, hingga merasakan piring yang kesat setelah dicuci.


    Saya sendiri juga merasakan bagaimana nikmatnya mencuci piring. Merasa tenang dan senang sekali saat sabun cuci piring bergesekan dengan tangan saya. Apalagi setelah terbentuk gelembung-gelembung sabun dan busa, yang terkadang masih saya buat mainan layaknya anak kecil yang menyukai gelembung sabun, ahahaha. Lalu, ada kepuasan tersendiri bila peralatan yang saya cuci menjadi bersih dan kesat tanpa ada sisa noda yang menempel. Serta yang paling utama ialah aroma dari sabun cuci piring yang begitu menenangkan dan menyenangkan. 😀


    Terkait kegiatan mencuci piring ini, saya jadi teringat salah satu judul buku yang sudah lama ingin saya baca, yakni Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring. Telah banyak ulasan yang mengatakan bahwa buku ini sangat layak untuk dibaca, utamanya untuk orang-orang yang sedang berduka ditinggal orang tercinta mereka. Ditulis oleh seorang psikiater tersohor yang merupakan idola saya dan saya ikuti akun media sosial yang beliau miliki di Instagram maupun Twitter, dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ. Sementara ini masih baca cuplikan singkatnya di Google Books, semoga ada waktu dan kesempatan untuk baca keseluruhan! 😀


    Yupsi, kembali lagi ke laptop. Eh, kembali ke pembahasan cuci piring. 😂


    Dalam melakukan aktivitas favorit, tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar melakukannya dapat menimbulkan perasaan lega dan bahagia, juga selesai dengan hasil yang baik. Salah satunya adalah perihal cuci-mencuci ini. Beberapa hal di antaranya:


    • Pilih sabun cuci piring yang mudah dibilas, mampu menghilangkan noda, serta bau makanan yang menempel

    Meski aktivitas mencuci piring jadi salah satu aktivitas yang menyenangkan untuk dilakukan, namun pemilihan sabun cuci piring yang mudah dibilas dan mampu menghilang noda tetap penting dan utama. Apalagi bila sedang terburu-buru dalam mencuci, aktivitas yang harusnya jadi menyenangkan malah bikin jengkel, sebab noda pada piring tidak bisa hilang. 😣

    • Pilih sabun cuci dengan aroma yang segar dan nyaman di indra penciuman

    Sebagai orang yang cukup sensitif perihal bau-bauan, pemilihan aroma ini bagi saya juga termasuk komponen yang penting. Aroma yang segar seperti lemon dan jeruk selalu jadi pilihan aroma utama saya, sebab membuat saya tenang dan nyaman, membuat mood mencuci piring jadi naik, hahaha.

    • Pilih sabun yang aman digunakan untuk tangan, tidak menimbulkan iritasi dan alergi

    Pemilik tangan yang cukup sensitif coba angkat tangan? Oh, saya sendiri, wakakaka. Pernah timbul rasa panas di tangan setelah pakai sabun cuci, membuat saya cukup selektif dalam memilih sabun-sabunan. Selain mudah dibilas, keamanan pada tangan juga menjadi pilihan utama agar mencuci jadi aktivitas favorit yang menyenangkan.

    • Pilih sabun cuci yang mudah didapat di pasaran, dengan harga yang terjangkau

    Sebagai menteri keuangan dalam rumah tangga, mencari kebutuhan rumah tangga dengan harga terjangkau dan mudah didapat tentu jadi pertimbangan tersendiri. Yah, namanya juga berhemat yha bundd, jadi harus cermat dalam memilih produk dengan harga murah, namun kualitas tentunya tidak murahan. 😆

    • Pilih sabun yang ramah lingkungan

    Meski belum sepenuhnya menjadi aktivis lingkungan, tapi sedikit demi sedikit mulai belajar demi menjaga lingkungan. Salah satunya mempertimbangkan untuk pilih sabun cuci yang kemasannya curah ataupun kemasan daur ulang.

    Dengan pertimbangan hal di atas, ada satu sabun cuci piring yang akhir-akhir ini saya coba pakai. Adalah SoFresh, yang merupakan sabun cuci lokal buatan Blitar yang mengusung konsep ramah lingkungan! 😀



    Selayang Pandang Produk SoFresh, Sabun Cuci Lokal Ramah Lingkungan Asli Blitar




    SoFresh merupakan produk sabun cuci piring dari Goedang Kimia, yang beralamat di Jl. Soedanco Supriadi 201 A, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Berawal dari industri skala kecil di dapur rumah kemudian tumbuh mengembangkan usaha, yang dirintis oleh sepasang suami istri bernama Choirul Umam dan Nurhasanah. Saat ini, jaringan distribusi Sabun SoFresh tersebar di lima kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Di antaranya Malang, Gresik, Surabaya, Tuban, Pacitan, serta telah memiliki lebih dari 300 reseller.




    Mengusung slogan Go Green dalam pembuatannya, kehadiran SoFresh tak hanya sekadar bermanfaat saja, namun juga harus memiliki dampak terhadap pelestarian lingkungan. Oleh sebab itulah tercipta SoFresh, produk sabun ramah lingkungan yang dikemas 450 ml. Selain itu, Goedang Kimia juga menyediakan produk sabun dengan kemasan curah yang dapat diisi ulang, yang menjadi solusi bagi masyarakat dan pemerintah mengurangi limbah kemasan plastik.



    Kemasan Produk, Tekstur Produk, dan Aroma Produk


    Produk sabun cuci SoFresh dikemas menggunakan botol plastik khas sabun cuci, dengan tutup botol berjenis ulir. Ini memudahkan saya untuk mengisi ulang botol ini dengan sabun cuci kemasan curah. Benar-benar produk lokal yang menjunjung tinggi pelestarian lingkungan, sesuai dengan nilai perusahaannya. 😀



    Pertama kali memakai produk ini, tekstur yang saya rasakan adalah kental, namun tidak begitu. Tidak menimbulkan lengket sehingga masih nyaman digunakan. Ketika digosokkan di tangan, mudah sekali dibilas sehingga tidak harus membilas tangan beberapa kali (karena saya pernah menemukan sabun cuci piring yang cukup ‘ngoyo’ sekali dalam pembilasannya). 😀



    Aroma adalah salah satu alasan saya memilih sebuah produk. Terkait produk SoFresh, aroma yang saya rasakan adalah campuran dari lemon dan beberapa aroma rempah lain yang tak terlalu menyengat. Untuk orang penyuka aroma unik, produk SoFresh bisa jadi pilihan! 😀



    Cara Pemakaian Produk


    Seperti pada umumnya, penggunaan sabun cuci piring SoFresh ini dituang pada spons pembersih piring, lalu aplikasikan pada piring dan peralatan lain yang dicuci. Ratakan hingga piring dan peralatan yang dicuci terlihat bersih, lalu bilas hingga busa dan cairan sabun tersapu oleh air.





    Ulasan Penggunaan Produk


    Sebagai ibu rumah tangga yang erat hubungannya dengan cuci-mencuci, kehadiran SoFresh menjadi solusi untuk mendapatkan sabun cuci piring dengan harga yang sangat terjangkau. Bagaimana tidak? Dengan dibandrol Rp7.000,00 saja sudah mendapatkan satu botol dengan isian 450 ml. Lebih mudahnya lagi, ada kemasan khusus curah, jadi enggak perlu gonta-ganti botol yang membuat sampah plastik makin banyak dan merasa bersalah dengan alam. 😣


    Sabun cuci piring SoFresh mudah sekali dalam membukanya. Saya pikir dengan tutup botol ulir akan menyulitkan, namun ternyata masih cenderung mudah. Dalam proses menuang sabun ke spons sabun juga tak mengalami “kebablasan” alias pas dan masih mudah untuk dikendalikan.






    Ketika digunakan, sabun cuci piring SoFresh cukup cepat dalam membersihkan noda yang membandel. Terbukti dengan saya tidak perlu menggosok berkali-kali untuk menghilangkan noda yang ada di piring. Pada tangan pun tidak meninggalkan rasa lengket dan licin. Ketika dibilas dengan air, mudah sekali luruh.





    Hal penting yang menjadi catatan tentang sabun SoFresh adalah, sabun ini tidak menimbulkan iritasi pada tangan. Kulit tangan saya aman sekali, bahkan tidak timbul rasa panas setelah penggunaannya. Senang sekali! 😀


    Untuk kamu pecinta produk lokal (serta murah, ahaha) dan sedang belajar memakai produk yang mencintai lingkungan, sabun cuci SoFresh bisa jadi pilihan untukmu! 😉



    Info Ketersediaan Produk


    Tertarik untuk menggunakan sabun cuci SoFresh? Kamu bisa dapatkan produk lokal asli Blitar ini di:


    • Instagram : @goedangkimiablitar (klik!)

    • E-mail: goedangkimia@gmail.com

    • No WhatsApp: 081-252-249-398 (klik!)


    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ▼  2024 (17)
      • ▼  November 2024 (1)
        • Kenal Lebih Dekat dengan SoFresh: Sabun Cuci Pirin...
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top