Seperti yang dituliskan di postingan Mbak Rie Agustina tentang mengabadikan kenangan di postingan yang ini, saya juga melakukan beberapa yang beliau tuliskan. Salah satunya adalah menulis semua kenangan itu di blog atau menulis di jurnal. Ini juga yang mendasari saya untuk kembali rajin menuliskan cerita dan perjalanan (yang kebanyakan nggak penting penting amat, mbahahah) di blog ini. Semoga tidak pada bosan ~XD
Oke, kembali ke topik memori.
Pernahkah teman-teman merasa dengan mudah mengingat sebuah memori atau kenangan hanya karena melewati sebuah tempat, mendengarkan lagu, mencium aroma parfum, memegang sebuah benda, atau sedang memakan sesuatu?
Saya, pernah. Bahkan cukup sering. Entah mengapa jika berhubungan dengan benda, tempat, rasa, dan aroma, kenangan-kenangan yang berhubungan dengan itu secara otomatis langsung terpanggil dan muncul kembali dalam ingatan, kendati sebenarnya itu adalah kenangan yang cukup memilukan, ahahah.
Ada satu warung lalapan di kota saya yang ketika saya melewati tempat itu, otomatis otak saya memutar kenangan bersama seseorang yang pernah saya sukai selama 3 tahun. Kenangan makan bareng, ngobrol banyak hal, hingga terucap "Makasih sudah jadi teman yang baik ya Dhir" dari mulutnya, itu masih saya ingat. Bahkan saya juga ingat persis tanggal dan waktunya. Ahahaha ahaha ahaha. (Cerita tentang doi akan saya ceritakan di postingan tema lain ~XD)
Shalawat Tarhim yang biasa terdengar sebelum azan berkumandang dari masjid, secara otomatis mengingatkan saya akan masa-masa kuliah di Surabaya. Entah mengapa, ketika terdengar "Assalatu wassalamu 'alaik" dari toa masjid, kenangan akan jadi anak kos, masa mumet kuliah, langsung terputar dalam kepala. Memori yang sungguh melekat karena saya mendengarkan Shalawat Tarhim untuk pertama kalinya ya di Surabaya, dan hampir setiap sore saya mendengarnya, heuheu. Jadi ketika di mana saja saya mendengar Shalawat Tarhim (bahkan ketika mendengarnya di kota saya sendiri), saya berasa ada di Surabaya, hihihi. Duh, jadi rindu Surabaya (tapi gak rindu kuliahnya ~XD)...
Memori tentang masa sekolah dengan mudah berputar dalam otak dan hati saya ketika mendengar sebuah lagu maupun melihat foto masa sekolah yang saya cetak. Momen-momen di balik foto itu semua, kelas berapa ketika foto itu diambil, dengan siapa saja saya berfoto, itu masih saya ingat cukup baik. Membuat rindu akan masa sekolah, di mana banyak kisah-kisah suka, duka, pahit, manis, yang cukup lucu untuk dikenang, haha.
Sebuah aroma juga dengan mudah mengingatkan saya akan memori. Aroma asap sampah yang dibakar, mengingatkan saya akan rumah Mbah di desa, yang masih terasa sejuk. Entah apa hubungannya, saya juga nggak tahu. Tapi setiap mencium aromanya, ingatan saya langsung otomatis mengingat rumah Mbah.
Hal lucu tentang aroma yang membangkitkan memori adalah ketika saya mencium aroma parfum Axe Coklat, di mana parfum ini dipakai oleh ketiga laki-laki yang saya kenal. Satu diantaranya adalah seseorang yang pernah saya sayangi (tapi sudah ninggal rabi) dan dua lainnya adalah teman laki-laki yang cukup dekat, hahahaha. Nah loh, jadi bingung ketika ada orang yang memakai parfum ini dan aromanya tercium oleh hidung saya, saya harus mengingat yang mana dulu ~XD
Lagu-lagu juga tak luput untuk membangkitkan sebuah memori, bahkan yang sudah bertahun-tahun terlewat. Lagu Aku Jatuh Cinta milik Roulette, Kembang Perawan dan Dua Hati Jadi Satu milik Gita Gutawa, Kenangan Terindah dari Samsons, Sempurna milik Andra and The Backbone, otomatis langsung mengingatkan saya tentang kenangan akan masa SD karena sering sekali mendengar di radio maupun nonton MTV Ampuh dan mendengarnya di FTV (ya ampun, ketahuan kalau masa SD suka nonton FTV ~XD). Masa SMP dengan mudahnya langsung teringat di benak saya ketika tiba-tiba terdengar lagu Cinta Pertama dan Terakhir-nya dari Sherina, Cinta Sudah Terlambat yang merupakan lagu dari Dygta, Laskar Pelangi dari Nidji, karena masa SMP dulu saya mulai merasakan warna-warni pertemanan dan mulai mengenal cinta untuk pertama kalinya, muahahahaha ~XD
Ada juga benda yang bisa mengingatkan saya akan sebuah momen yang cukup menyenangkan ketika dikenang. Adalah sebuah sarung tangan warna hijau milik saya, di mana itu merupakan pemberian dari seseorang yang saya ceritakan di awal postingan; Si Laki-laki Lalapan. Betapa kenangan akan laki-laki ini begitu dengan mudah saya ingat, karena saya memang pernah menaruh hati dengannya, dan cukup lama, pula. Sampai sekarang pun, sarung tangan itu tetap setia menemani saya melawan dunia teriknya matahari agar punggung tangan tidak gosong, hehe. Lho, kok jadi curhat...
----------------------------------------------------------
Betapa pun kenangan atau memori ini dilawan (karena ada bagian yang menyakitkan), akan ada saatnya ia terpanggil kembali dan berputar dalam ingatan tatkala ada sesuatu yang menjadi perantara untuk mengingat. Entah itu benda, sebuah tempat, lagu, hingga aroma. Semoga ketika nantinya ada kenangan yang teringat, diri sudah lebih rela untuk menerima.
Adakah diantara teman-teman yang juga mudah mengingat sesuatu melalui perantara? Yuk, sila berbagi cerita! 😊
----------------------------------------------------------
Baca juga tulisan dari Mbak Ria Agustina: 5 Cara Kreatif Mengabadikan Kenangan
Baca juga tulisan dari Mbak Verwati Iriani: Kalau Namanya Kenangan Itu Melekat
Love,
Andhira A. Mudzalifa