facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Berbicara tentang memori atau kenangan bagi saya yang gampang lupa akan suatu kejadian ini sebenarnya cukup susah susah gampang. Susah karena kadang saya harus me-
    recall sebuah memori atau kenangan ini sampai kepala saya pusing karena memori itu sudah benar-benar saya lupakan tapi harus dipaksa untuk mengingat. Gampang ketika dengan mudah mengingat sebuah memori hanya dengan dipancing satu atau dua kata maupun benda saja, ahaha. Kadang hidup memang selucu itu.

    Seperti yang dituliskan di postingan Mbak Rie Agustina tentang mengabadikan kenangan di postingan yang ini, saya juga melakukan beberapa yang beliau tuliskan. Salah satunya adalah menulis semua kenangan itu di blog atau menulis di jurnal. Ini juga yang mendasari saya untuk kembali rajin menuliskan cerita dan perjalanan (yang kebanyakan nggak penting penting amat, mbahahah) di blog ini. Semoga tidak pada bosan ~XD

    Oke, kembali ke topik memori.

    Pernahkah teman-teman merasa dengan mudah mengingat sebuah memori atau kenangan hanya karena melewati sebuah tempat, mendengarkan lagu, mencium aroma parfum, memegang sebuah benda, atau sedang memakan sesuatu?

    Saya, pernah. Bahkan cukup sering. Entah mengapa jika berhubungan dengan benda, tempat, rasa, dan aroma, kenangan-kenangan yang berhubungan dengan itu secara otomatis langsung terpanggil dan muncul kembali dalam ingatan, kendati sebenarnya itu adalah kenangan yang cukup memilukan, ahahah.

    Ada satu warung lalapan di kota saya yang ketika saya melewati tempat itu, otomatis otak saya memutar kenangan bersama seseorang yang pernah saya sukai selama 3 tahun. Kenangan makan bareng, ngobrol banyak hal, hingga terucap "Makasih sudah jadi teman yang baik ya Dhir" dari mulutnya, itu masih saya ingat. Bahkan saya juga ingat persis tanggal dan waktunya. Ahahaha ahaha ahaha. (Cerita tentang doi akan saya ceritakan di postingan tema lain ~XD)

    Shalawat Tarhim yang biasa terdengar sebelum azan berkumandang dari masjid, secara otomatis mengingatkan saya akan masa-masa kuliah di Surabaya. Entah mengapa, ketika terdengar "Assalatu wassalamu 'alaik" dari toa masjid, kenangan akan jadi anak kos, masa mumet kuliah, langsung terputar dalam kepala. Memori yang sungguh melekat karena saya mendengarkan Shalawat Tarhim untuk pertama kalinya ya di Surabaya, dan hampir setiap sore saya mendengarnya, heuheu. Jadi ketika di mana saja saya mendengar Shalawat Tarhim (bahkan ketika mendengarnya di kota saya sendiri), saya berasa ada di Surabaya, hihihi. Duh, jadi rindu Surabaya (tapi gak rindu kuliahnya ~XD)...

    Memori tentang masa sekolah dengan mudah berputar dalam otak dan hati saya ketika mendengar sebuah lagu maupun melihat foto masa sekolah yang saya cetak. Momen-momen di balik foto itu semua, kelas berapa ketika foto itu diambil, dengan siapa saja saya berfoto, itu masih saya ingat cukup baik. Membuat rindu akan masa sekolah, di mana banyak kisah-kisah suka, duka, pahit, manis, yang cukup lucu untuk dikenang, haha.

    Sebuah aroma juga dengan mudah mengingatkan saya akan memori. Aroma asap sampah yang dibakar, mengingatkan saya akan rumah Mbah di desa, yang masih terasa sejuk. Entah apa hubungannya, saya juga nggak tahu. Tapi setiap mencium aromanya, ingatan saya langsung otomatis mengingat rumah Mbah.

    Hal lucu tentang aroma yang membangkitkan memori adalah ketika saya mencium aroma parfum Axe Coklat, di mana parfum ini dipakai oleh ketiga laki-laki yang saya kenal. Satu diantaranya adalah seseorang yang pernah saya sayangi (tapi sudah ninggal rabi) dan dua lainnya adalah teman laki-laki yang cukup dekat, hahahaha. Nah loh, jadi bingung ketika ada orang yang memakai parfum ini dan aromanya tercium oleh hidung saya, saya harus mengingat yang mana dulu ~XD

    Lagu-lagu juga tak luput untuk membangkitkan sebuah memori, bahkan yang sudah bertahun-tahun terlewat. Lagu Aku Jatuh Cinta milik Roulette, Kembang Perawan dan Dua Hati Jadi Satu milik Gita Gutawa, Kenangan Terindah dari Samsons, Sempurna milik Andra and The Backbone, otomatis langsung mengingatkan saya tentang kenangan akan masa SD karena sering sekali mendengar di radio maupun nonton MTV Ampuh dan mendengarnya di FTV (ya ampun, ketahuan kalau masa SD suka nonton FTV ~XD). Masa SMP dengan mudahnya langsung teringat di benak saya ketika tiba-tiba terdengar lagu Cinta Pertama dan Terakhir-nya dari Sherina, Cinta Sudah Terlambat yang merupakan lagu dari Dygta, Laskar Pelangi dari Nidji, karena masa SMP dulu saya mulai merasakan warna-warni pertemanan dan mulai mengenal cinta untuk pertama kalinya, muahahahaha ~XD

    Ada juga benda yang bisa mengingatkan saya akan sebuah momen yang cukup menyenangkan ketika dikenang. Adalah sebuah sarung tangan warna hijau milik saya, di mana itu merupakan pemberian dari seseorang yang saya ceritakan di awal postingan; Si Laki-laki Lalapan. Betapa kenangan akan laki-laki ini begitu dengan mudah saya ingat, karena saya memang pernah menaruh hati dengannya, dan cukup lama, pula. Sampai sekarang pun, sarung tangan itu tetap setia menemani saya melawan dunia teriknya matahari agar punggung tangan tidak gosong, hehe. Lho, kok jadi curhat...

    ----------------------------------------------------------

    Betapa pun kenangan atau memori ini dilawan (karena ada bagian yang menyakitkan), akan ada saatnya ia terpanggil kembali dan berputar dalam ingatan tatkala ada sesuatu yang menjadi perantara untuk mengingat. Entah itu benda, sebuah tempat, lagu, hingga aroma. Semoga ketika nantinya ada kenangan yang teringat, diri sudah lebih rela untuk menerima.

    Adakah diantara teman-teman yang juga mudah mengingat sesuatu melalui perantara? Yuk, sila berbagi cerita! 😊

    ----------------------------------------------------------

    Baca juga tulisan dari Mbak Ria Agustina: 5 Cara Kreatif Mengabadikan Kenangan

    Baca juga tulisan dari Mbak Verwati Iriani: Kalau Namanya Kenangan Itu Melekat






    Love,



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading


    Tantangan tema menulis hari kedua ialah menuliskan tentang hal-hal yang membuat bahagia. Oh iya, sebuah catatan bahwasanya nantinya saya akan menulis semua tema tantangan menulis dengan bahasa Indonesia karena saya lebih nyaman dan lebih terbiasa. Disamping itu juga saya kagok ketika menulis dengan bahasa Inggris karena takut salah tatanan bahasa, hahaha. Daripada nantinya malah amburadul dan sayanya sendiri merasa tertekan akan bahasa, mending sekalian saya tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, kendati semua tema memakai bahasa Inggris. Nggak papa, ya? Nggak papa, dong :D *maksa*

    Ditanya tentang hal-hal yang membuat saya bahagia, sebenarnya cukup banyak sih, tapi keseluruhannya adalah sebuah hal-hal yang sederhana (atau juga bisa dikatakan ‘hal remeh’, muahahaha). Entah mengapa, saya anaknya cukup mudah untuk senang dengan hal-hal sederhana. Sesederhana bisa bengong tanpa ada yang mengganggu itu saja saya sudah cukup senang loh, hihihihi. Eh, tapi kan ini ada banyak hal, masa ya hanya saya tulis bengong saja kan ya nggak mungkin, wkwk. Oke, di postingan kali ini akan saya ceritakan semua (atau sebagian saja sih biar nggak curhat-curhat amat, hihi) hal yang membuat saya bahagia. Lanjuuuut~~

    Melakukan Me Time

    Hal yang paling membuat saya bahagia adalah bisa melakukan me time! Meskipun sebenarnya saya sudah sering ke mana-mana sendirian, tapi terkadang masih ada yang cukup mengganggu misalnya notifikasi chat, kerjaan, atau hal lain. Biasanya kalau terjadi seperti ini solusinya adalah mematikan paket data dan menikmati me time saya, hihi. Seperti jalan-jalan sendirian ke Sirah Kencong beberapa minggu lalu yang saya lakukan sendirian, dengan posisi mematikan paket data agar tidak ada yang mengganggu (padahal memang keadaan di sana nggak ada sinyal).

    Bebikinan Produk Handmade

    Pada dasarnya saya anaknya nggak bisa diam. Adaaaaaa saja yang saya kerjakan mulai dari mengurus kerjaan, bebikinan sesuatu, atau hal lainnya. Salah satu hal yang membuat saya bahagia adalah saya bisa membuat produk-produk handmade, entah itu sebagai kado maupun memang untuk kesenangan pribadi sebagai trial-error produk baru dari bisnis saya. Ini pula yang mendasari saya untuk memulai bisnis produk kado handmade yang sudah berjalan hampir tujuh tahun. Entah mengapa, ada kebahagiaan tersendiri ketika berproses menemukan ide, mengeksekusi, hingga barang bisa jadi. Lebih bahagia lagi ketika hal yang dibuat bisa diapresiasi, hehehe.

    Menulis

    Tentu saja ini hal yang membuat saya bahagia! Harusnya saya tulis di awal, hahaha. Ya maklum, namanya juga Andhira, anaknya emang gampang lupa, huhu. Ya, menulis memang menjadi hal yang membuat saya bahagia sedari lama karena saya bisa menuangkan segala hal yang saya pikirkan dan saya rasakan lewat tulisan, entah itu di takarir (caption) postingan instagram, utas (thread) pada twitter, maupun postingan di blog. Ya walau tulisannya penuh dengan ketidakjelasan alias random sesuai apa yang saya ingin tulis, tapi entah mengapa saya lega dan bahagia ketika menuliskannya. Semoga teman-teman di sini tidak bosan membaca tulisan saya yang banyak curhatnya ini, ya :D

    Kulineran dan Jalan-jalan

    Hueeeee, siapa sih yang nggak bahagia kalau ngelakuin kulineran dan jalan-jalan? Sebagai orang yang memang suka kelayapan, dua hal di atas memang membuat saya bahagia. Kulineran mencoba makanan sana-sini membuat saya bahagia, apalagi kalau lagi random nyoba makanan tanpa lihat ulasan dahulu tapi rasanya enak tuh serasa menemukan surga dunia, hahaha. Jalan-jalan juga bikin saya bahagia, meski hanya sekadar muter-muter kota tanpa tujuan. Bisa plong gitu rasanya ~XD

    Berinteraksi dengan Orang (Apalagi dengan Orang yang Disuka *eaaa*)

    Berinteraksi dengan orang adalah satu hal sederhana yang membuat saya bahagia, baik itu interaksi di dunia nyata bertemu dengan orang langsung maupun berinteraksi dengan orang lain di dunia maya melalui komentar blog dan media sosial lainnya. Entah mengapa rasanya ada kebahagiaan sendiri, apalagi jika saling menebar aura-aura positif. Terutama saya paling suka berinteraksi dengan teman-teman blogger di sini karena kebanyakan saling satu frekuensi ~XD

    ------------------------------------------------------------------

    Itu adalah sekian dari banyaknya hal-hal yang membuat saya bahagia. Memang kesemuanya hal yang biasa saja, bahkan terkesan hal yang receh. Tapi itu semua yang membuat saya bahagia dan merasa ‘hidup’ ketika menjalani hidup :’D

    Kalau teman-teman sendiri, apa hal-hal sederhana yang membuat teman-teman bahagia? Yuk cerita-cerita di kolom komentar :D

    ------------------------------------------------------

    Baca juga tulisan dari Mbak Ria Agustina: Bahagia dengan Cara Sederhana

    Baca juga tulisan dari Mbak Verwati Iriani: Ini Dia Hal yang Bikin Aku Hepi

     


    Love,

     

    Andhira A. Mudzalifa

    Continue Reading

    Untuk merayakan atas ‘sembuhnya’ laptop saya (dan balas dendam akan absennya saya dalam postingan blog selama satu bulan lebih), saya akan mengikuti tantangan menulis suka-suka bersama Mbak Ria Agustina dan Mbak Verwati Iriani selama dua bulan ke depan. Berawal dari postingan tema menulis untuk mengisi PSBB yang bersliweran di linimasa twitter saya yang saya dari awal memang sudah berniat untuk menuliskan sebagai tema menulis di blog, eh jebul ndilalahnya saya tiba-tiba diajak oleh dua teman blogger kesayangan saya untuk menulis bareng-bareng. Ya tentu saja saya langsung mengiyakan tanpa pikir panjang lagi, hahaha.

    Akan menuliskan ini selama dua bulan ke depan, hahaha. Semoga bisa sampai tema terakhir!

    Tantangan ini akan dilaksanakan selama dua bulan alias tema ditulis per dua hari sekali dari tiga puluh tema yang ada. Karena ini proyek senang-senang, jadi nulisnya juga dengan perasaan senang hahaha. Biar nggak terlalu berat juga karena masih juga disambi dengan beberapa urusan masing-masing. Meski begitu, tetap harus belajar untuk berkomitmen menulis dua hari sekali memenuhi tantangan, dong! Haphaphap, semangat!

    Hari pertama dibuka dengan tema menulis My Personality alias kepribadian saya sendiri. Jujur, ini adalah tema yang cukup saya benci (tapi juga sangat menantang!) karena saya paling tidak bisa menggambarkan diri saya sendiri yang sangat abstrak dan embuh ini ahaha ahaha hahahaha. Bahkan untuk menulis di laman Tentang Andhira pun saya membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga akhirnya memberanikan diri untuk menulisnya, haha. Oke, daripada kebanyakan basa-basi di awal, mari saya coba untuk menuliskan.

    Berdasarkan tes kepribadian yang pernah saya lakukan, saya memiliki kepribadian ENFJ alias Protagonis atau juga sering disebut The Giver. Meski tidak seluruhnya kepribadian saya plek ketiplek dengan karakter yang digambarkan oleh kepribadian seorang ENFJ, tapi saya cukup terbantu untuk mengetahui kepribadian diri saya tuh seperti apa sebenarnya, mulai dari kelebihan, kelemahan, hingga karakter yang memang sudah melekat pada diri saya.

    Seperti namanya, ENFJ adalah seorang pribadi yang ekstrover. Cukup cocok pada diri saya karena saya memang menemukan kenyamanan dan energi ketika saya berinteraksi dengan beberapa maupun berbanyak orang. Meskipun tidak dipungkiri saya juga bisa ndekem di rumah selama berhari-hari (bahkan berminggu-minggu) jika saya sedang tidak ingin bertemu oleh orang lain selain orang terdekat dan keluarga. Biasanya jika tidak ingin bertemu seperti ini, berarti sayanya sedang ‘lelah’.

    Dibilang supel, gampang membaur, dan bersosialisasi dengan orang baru, ya lumayan. Tergantung. Saya anaknya cocok-cocokan sama orang, tergantung dari insting yang saya rasakan (entah mengapa dari dulu saya memiliki insting yang kuat perkara pertemanan, hahaha). Tapi banyak yang bilang saya anaknya gampang membaur dan gampang mencairkan suasana. Saya sendiri tidak merasa begitu, hahaha. Ya memang saya dasarnya suka ngobrol dan mancing ngobrol teman sih, entah teman yang saya ajak ngobrol itu nyaman atau tidak, tapi berdasarkan insting saya sih, kebanyakan pada nyaman. Buktinya pada sering nyariin kalau saya nggak ada atau menghilang, hahaha *kepedean* *digampar*.

    Beberapa kali saya membaca bahwa seseorang dengan kepribadian ENFJ merupakan tipe pendengar yang baik dan memiliki kepribadian yang hangat. Hmmm, nggak tahu sih kalau di saya, tapi beberapa orang (bahkan banyak orang yang saya kenal) mengatakan bahwa saya seorang pendengar yang baik. Banyak yang memilih untuk bercerita dan curhat pada saya, padahal saya tidak menawarkan apa-apa selain mendengarkan dan mem’puk-puk’ saja, huhuhu. Bahkan tak jarang saya dikontak untuk diajak ngopi hanya untuk dicurhati. Saya sendiri tidak merasa keberatan, asal tenaga saya masih ‘cukup’.

    Terlalu banyak memikirkan orang lain dan membuat bahagia orang lain, hal yang kerap digambarkan oleh seorang ENFJ di banyak artikel yang saya baca. Pada diri saya sendiri, saya juga cukup merasakan karakter ini meski tidak keseluruhan. Yang terpenting semua orang tercukupi terlebih dahulu, yang penting semua orang bahagia dulu, sayanya belakangan saja. Seperti kata pepatah jawa, “Pendekar bahagiane keri” (terjemahan bahasa indonesia: pendekar bahagianya belakangan), hahaha. Jujur, hal ini terkadang juga cukup menyiksa tatkala saya sendiri sedang habis ‘tenaga’ tapi saya memaksakan diri karena merasa tidak enak kalau tidak bisa bantu. Pada akhirnya, saya pelan-pelan untuk belajar lebih tegas pada diri sendiri, belajar untuk bilang “TIDAK” ketika diri sendiri memang sedang tidak bisa, daripada nantinya saya juga capek sendiri.

    Intuitif. Lebih sering menggunakan insting dan feeling ketika memutuskan melakukan atau menjalani sesuatu, kendati sekarang sedang belajar menyeimbangkan antara logika dan perasaan. Cukup berat, apalagi memang dasarnya saya seorang yang perasa sekali. Takut untuk memutuskan sesuatu karena takut jika menyinggung banyak pihak. Tapi pada akhirnya saya menyadari bahwa keputusan yang saya ambil memang harusnya keputusan yang murni dari saya sendiri, di mana saya tidak berat untuk menjalani dan melakukannya dengan penuh tanggungjawab, tanpa harus takut dengan penilaian orang lain. Dan yang terpenting, saya bahagia.

    Pada dasarnya jiwa saya adalah jiwa yang bebas. Tidak suka dikekang maupun terikat akan banyak peraturan yang ribet dan membuat saya merasa terpenjara. Lebih suka menjalani dengan santai, bahagia, dan penuh rasa tanggung jawab. Ini pula yang mendasari saya untuk membuka usaha sendiri, karena saya tidak ingin terlalu diatur-atur dan gampang bosan jika melakukan rutinitas yang itu-itu saja, hehehe. Terlalu idealis dan keras kepala, memang. Hahaha.

    ------------------------------------------------------

    Tidak banyak yang bisa saya jelaskan mengenai kepribadian saya karena seperti yang saya jelaskan di awal postingan bahwa saya tidak cukup pintar untuk menuliskannya. Tidak terbiasa. Takut jika salah atau malah terkesan membanggakan diri sendiri secara berlebihan, huhuhu. Tapi semoga bisa cukup terbantu untuk mengenal sedikit banyak tentang diri saya, seorang ENFJ yang nggak ENFJ ENFJ amat. Hehehe.

    Sampai jumpa di postingan dengan tema baru selanjutnya ❤

    ------------------------------------------------------

    Baca juga tulisan dari Mbak Ria Agustina: Introver yang Belajar Ke Luar dari Kandang

    Baca juga tulisan dari Mbak Verwati Iriani: Belajar untuk Bilang “Nggak!”

     


    Love,

     

    Andhira A. Mudzalifa


    Continue Reading


    Sedikit kagok mau nulis lagi karena ternyata udah sebulan lebih nggak nulis, hahahaha. Ya ampun, sudah selama itu..

    Apa kabar, teman-teman? Ada yang menantikan tulisan saya di blog ini? (langsung digampar karena kepedean)

    Mungkin ada yang bertanya-tanya sebab musabab hilangnya saya selama sebulan lebih, hingga bulan Agustus kemarin sama sekali nggak posting satu tulisan maupun jalan-jalan meninggalkan komentar di blog teman-teman sekalian.

    Jadi, apa alasan menghilang selama sebulan lebih? Apakah sedang diculik alien atau lelaki soleh nan baik hati dan dinikahi?

    Inginnya ya yang terakhir itu, namun apadaya, alasan sesungguhnya bukanlah itu, hahaha. Lagian juga belum siap buat nikah (lha, malah curhat!). Hahaha.

    Laptop rusak adalah jawaban atas menghilangnya saya selama sebulan terakhir lebih ini. Berawal dari tiba-tiba laptop nggak bisa nyala ketika ditekan tombol power. Padahal charger laptop sudah dipasang (karena laptop tidak bisa menyala tanpa charger laptop).

    Awalnya menduga jika keyboard-nya lagi kotor, karena pernah dapat kasus serupa ketika keyboard bagian dalam sedang kotor, tombolnya tidak berfungsi. Jebul ndilalah ketika saya bawa ke tukang servis laptop langganan, beberapa minggu kemudian beliau bilang jika IC Power saya yang rusak, bukan keyboard yang kotor. Hiks :"))

    Memang nggak salah sih jika IC power laptop saya bisa rusak. Soalnya laptop udah nggak bisa pakai baterai laptop, jadi mau tidak mau laptop hanya bisa menyala jika charger laptop tersambung dengan aliran listrik. Ini cukup berpengaruh buruk ketika tegangan listrik tidak stabil alias naik turun atau bahasa kerennya, "sering mati listrik". Beberapa kali kejadian ketika saya sedang menyalakan laptop listrik tiba-tiba mati. Tidak sempat buat mematikan laptop terlebih dahulu, hahaha. Ya akhirnya berakhir kerusakan seperti ini, deh :"))

    Kerusakan pun bertambah pada kipas laptop. Sebenarnya bukan rusak sih, hanya saja kipas laptop ini mulai menimbulkan suara yang berisik, yang jika lama dibiarkan tidak dicek, akan menimbulkan kerusakan pada laptop. Biasanya, kasus kipas laptop berbunyi berisik ini diakibatkan oleh kipas yang kotor karena debu maupun partikel kecil lainnya. Memang sudah diingatkan oleh tukang servisnya ketika servis IC Power lalu jika kipas laptop juga perlu diganti, tapi saya masih mikir-mikir dulu karena masalah budget, wkwk :")) nangis

    Ini cukup menguras tabungan sih, apalagi ditambah saya sedang menabung untuk beli handphone baru, hahahaha. Ngenes, tabungan jadi berkurang cukup banyak. Harusnya bisa segera beli handphone baru, ndilalah malah ada kejadian ini, hahahahahahahaha *ketawa miris*. Tapi ya sudahlah, mungkin memang rezekinya laptop harus servis :")) (meski belum rela, wkwkwk).

    Buat pelajaran bagi saya pribadi untuk tidak meninggalkan laptop dalam keadaan menyala dalam jangka waktu yang cukup lama. Mending dimatikan daripada sewaktu-waktu mati listrik, laptop saya sudah aman dalam keadaan shut down (bukan sleep maupun hibernate).

    Jadi, begitulah alasan saya selama ini mengapa tiba-tiba hilang tanpa pamit dan tanpa alasan, haha. Bukan karena lagi diet menulis, bukan (mana bisa saya diet menulis???)! Tapi ya karena itu tadi, laptopnya sedang sekolah alias sedang diservis.

    Sebenarnya bisa sih kalau mau ngetik blog dan posting lewat handphone, tapi lagi-lagi saya nggak bisa melakukannya karena handphone rusak, HAHAHA *ketawa ngenes lagi*. Beberapa bulan ini pun hanya 'nebeng' di handphone Ibuk, install aplikasi seperlunya seperti Dual WhatsApp, Instagram, dan Twitter Lite karena handphone Ibuk tidak bisa memuat aplikasi yang banyak. Jadinya harus memilih dan memilah mana aplikasi yang sering digunakan maupun tidak :")). Mohon doanya semoga segera dimampukan punya handphone baru, yaaaaaa! *buka kedok*, wkwk :"))

    Disamping itu, saya juga kurang lega jika menulis dan memosting blog lewat handphone. Tetap enak pakai laptop ke mana-mana, hahahaha. Lebih puas gitu rasanya, ditambah ngeditnya juga lebih leluasa. Yak, mana suaranya #TimNgeblogPakaiLaptop????? ~~XD

    Terus saya bingung mau nulis apalagi, hahahahaha. Yaudah, mau cerita hal-hal yang dilakukan sebulan terakhir ketika meninggalkan blog saja. Yang nggak mau baca dan merasa ini tidak penting, silakan dilewati saja tidak apa-apa. Hanya ingin bercerita agar lega (dan biar blog juga ada isinya gitu lho, muahahahaha!). 

    Jadi, bulan Agustus hingga pertengahan September ini menjadi bulan yang cukup menyenangkan bagi saya. Ada duka, tapi juga banyak sukanya. Intinya, banyak bersyukur saja, hihi.

    Pandemi memang masih berlangsung hingga sampai saat ini. Di kota saya sendiri, meski pertambahan kasusnya tidak lebih banyak dari kota-kota lain (apalagi ibukota), tetapi di sini protokol kesehatannya masih tetap dilakukan. Saya masih lihat banyak orang yang tetap aware dan tetap memakai masker ke mana-mana, meski kadang juga terlihat ada yang tidak menjaga jarak, apalagi di tempat umum yang ramai.

    Saya sendiri tetap berusaha untuk patuh mengikuti 3M yang diimbau oleh pemerintah (Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan) jika sedang berkegiatan di luar rumah.  Sudah mulai nongkrong dan ngopi lagi tapi ketika kondisi tongkrongannya tidak ramai. Sudah mulai piknik, tapi tidak bergerombol. Menghindari keramaian jika terpaksa harus ke luar rumah.

    Beberapa kali saya pergi piknik. Eh, sebenarnya hanya dua kali sih, dan semuanya adalah hal yang ada di luar dugaan alias dadakan seperti tahu bulat, hahahaha.

    Untuk pertama kalinya saya pergi sendirian ke Sirah Kencong. Ini bisa dibilang nekat sih, karena letaknya ada di pegunungan, dimana memakan waktu 1 hingga 1,5 jam untuk menuju ke sana, dan saya memilih sendirian, wkwk. Dikarenakan saya sedang stres butuh menenangkan diri, akhirnya saya putuskan untuk ke Sirah Kencong. Di tempat ini pun saya hanya makan pecel, kemudian bablas pulang, HAHAHAHAHAH. Perjalanan memakan 1 jam lebih, eh ke sini cuma terima makan pecel yang hanya setengah jam, terus turun, wkwkwk. Edan, memang.

    Sirah Kencong dari kejauhan. Saya memotret ini justru ketika sudah cabut dari tempat wisata ini, hahaha.

    Ke tempat ini hanya ingin memesan nasi pecel di Warung Bu Tia, kemudian langsung turun pulang, hahaha. Lama banget saya nggak ke sini tuh, udah setahun lebih. Apalagi waktu pandemi kemarin tempat ini juga tutup berbulan-bulan.

    Baca: Memerdekakan Rutinitas di Perkebunan Teh Sirah Kencong

    Piknik yang kedua saya laksanakan tanggal 17 September. Ini juga dadakan seperti tahu bulat, wkwk. Lokasi tutup jam 5 sore, tapi baru berangkat dari rumah sekitar jam setengah 4 sore, dimana perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam, mhahahahaha. Untungnya sih tempatnya sepi banget. Hanya ada beberapa warga lokal saja dan orang yang berjualan. Alhamdulillah, Puji Tuhan, nggak harus berdesak-desakan dengan orang lain. Iya, saya masih parno jika bertemu dengan banyak orang, huhu. Apalagi jika tidak dikenal :""

    Rambut Monte, tempat asik untuk mencari ketenangan karena sepi dan sejuk. Nggak foto-foto banyak karena nggak niat buat mengulas tempat ini, huhu. Kapan-kapan saja jika ke sini lagi, ya!

    Mengenai kabar diri sendiri, sebulan yang lalu saya sempat foto ala OOTD dan membandingkan dengan setahun yang lalu. Kaget sendiri, dong! Hahaha. Sedrastis itu berat badan saya menyusut :" perjalanan diet setahun yang luar biasa. Belum berani bikin postingan tentang diet karena saya bukan ahli dan takut salah, huhu. Intinya adalah di kalori defisit, banyak makan sayur dan protein, banyak minum air putih, kurangi makan nasi, gula, dan gorengan. Olahraga juga, tapi nggak ketat. Udah, gitu doang :")

    Ini potret diri saya sekitar setahun lalu, waktu resepsi kakak sepupu. Agak nggak pede karena terlihat gendats sekali, huhu.

    Dan ini potret diri saya sekitar satu bulan yang lalu, dimana berat badan saya mencapai titik 51 kg. Sebuah pencapaian yang begitu embuh dan nggak pernah saya sangka sama sekali, hahaha. Alhamdulillah, bersyukur. Banyak yang bilang kurang seger, tapi saya merasa justru saya lebih pede dan lebih bahagia dengan berat badan yang sekarang ketimbang setahun lalu.

    Bulan Agustus lalu terhitung juga saya mulai merawat badan saya dengan cara memakai Bio Oil dan semakin rajin untuk scrub badan. Gegara saya memiliki darah manis, dimana ketika kulit terkena luka, selalu menimbulkan bekas dan bekasnya mengganggu sekali, membuat tidak percaya diri, huhu. Sekarang belajar buat nlateni agar bekas-bekasnya bisa memudar, syukur-syukur bisa hilang! Hahaha. Wish me luck~

    Banyak yang bilang produk ini bagus bagi orang yang memiliki bekas luka, makanya saya ingin mencoba, hahaha. Semoga cocok di kulit saya :'))

    Kapan hari juga sempat icip-icip salah satu kuliner yang sedang viral di twitter. Bukan, bukan Odading Mang Oleh. Namun nasi goreng dari salah satu chef yang menjadi selebtweet, Chef Bahtiar Sigar atau yang lebih dikenal dengan nama Chef Tiarbah. Cukup drama sekali ketika pesan nasi goreng dendeng lemak ini gegara saya pesannya harus di kota sebelah dahulu. Maklum, kota saya adalah kota kecil, hihi. Untuk cerita lengkapnya, saya akan ceritakan di postingan terpisah. Hitung-hitung sebagai ulasan ala-ala, hahaha.

    Nasi Goreng Dendeng Lemak dari Chef Tiarbah. Rasanya seperti ingin menjadi Ironman~

    Oh iya, sepertinya untuk kali ini saya akan sering posting karena saya sedang mengikuti tantangan menulis seru-seruan bersama Mbak Ria Agustina dan Mbak Verwati Iriani berdasarkan tema dari gambar di bawah ini. Hihi. Semoga nanti tidak pada bosan, ya!

    Akan menulis blog dengan tema ini selama dua bulan ke depan. Tentu saja saya menulisnya dengan bahasa indonesia karena bahasa inggris saya sungguh kacau balau sekali, wkwkwkw.

    Mungkin cukup sampai sini postingan pembuka setelah berbulan-bulan tidak posting tulisan. Semoga bisa menjadi obat rindu bagi teman-teman yang sudah merindukan tulisan saya, HAHAHAHAHA *pede amat????*

    Teman-teman sendiri apa kabar? Sedang sibuk apa ini? Yuk, berbagi kerinduan di kolom komentar!




    Love,



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ▼  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ▼  September 2020 (4)
        • 03. Tentang Memori atau Kenangan
        • 02. Hal Sederhana yang Membuat Bahagia
        • 01. My Personality: Seorang ENFJ yang Enggak ENFJ ...
        • Alasan Menghilang Tanpa Pamit dari Blog
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top