Aku mengerti, hidup bagimu terasa tak adil. Apapun yang kamu harapkan, selalu jauh tak sesuai dengan kenyataan.
Seseorang yang pernah kamu impikan, menghancurkan segala mimpi yang kamu bangun.
Seseorang yang pernah kamu harapkan kelak dapat menjadi sosok terakhir dalam hidupmu, memilih meninggalkanmu dengan menyisakan beribu tanda tanya yang tak sempat terjawab.
Seseorang yang pernah kamu tunggu, memilih untuk berhenti memperjuangkanmu. Mencampakkanmu, membiarkanmu begitu saja.
Lagi. Dan lagi. Terus berulang. Hingga hatimu mulai terbiasa patah.
Sampai pada akhirnya sekarang kamu memilih untuk tidak peduli dengan perasaanmu sendiri. Merasa diri memang tidak seberharga itu, hingga untuk mencintai saja merasa nggak berhak.
Bahkan hati seakan sudah kamu rancang untuk dibuat "mati". Tak bisa merasakan apa-apa lagi. Tak membenci, tak juga mencintai.
Untukmu, seseorang yang hatinya patah berkali-kali,
Hari ini, mungkin nampaknya semua terlihat membingungkan. Kamu tak mengerti apa yang kamu rasakan.
Kamu merasa lelah. Ingin melampiaskan, tapi memilih untuk memendam. Kadang ada air mata yang ingin kamu keluarkan, tapi sebisa mungkin kamu tahan.
Untukmu, seseorang yang hatinya patah berkali-kali,
Aku mohon, tetaplah percaya bahwa kelak seseorang itu ada. Ditengah krisis kepercayaanmu akan hal itu, aku mohon tetap percayalah.
Tuhan tidak pernah sejahat itu. Dia Maha Baik. Sungguh. Percayalah.
Skenario indahmu sudah dirancang olehNya. Kamu hanya diminta untuk mengikuti setiap rencanaNya.
Dan sungguh, meminta Tuhan untuk diberikan hati yang mudah menerima, terasa lebih melegakan. Aku sudah mencobanya. :)
Untukmu, seseorang yang hatinya patah berkali-kali,
Aku berharap, semoga kelak kamu menemukan sosok yang menghargaimu. Yang memahami segala mimpimu, mendengarkan keluh kesahmu, menjadikanmu lebih berdaya, dan mampu diajak berjuang bersama.
Semoga Tuhan dan semesta bekerja sama untuk mengabulkannya.
Dariku, untukku,
Andhira A. Mudzalifa.