27: Tips Hemat Lebaran Saat Pandemi

07.52.00


Menjalani kehidupan di tengah pandemi yang sedang berlangsung ternyata tidak mudah. Sektor ekonomi yang terasa langsung dampaknya juga membuat hidup ‘dipaksa’ menjalani ritme yang baru. Yang dulunya mungkin sedikit berfoya-foya (kadang tanpa pikir panjang) menghabiskan uang, sekarang jadi mikir-mikir jika mengeluarkan uang. Memilih membelanjakan ke dalam hal-hal yang sifatnya lebih penting.

Pandemi ini juga berdampak kepada saya dan bisnis yang saya geluti. Pemasukan yang berkurang cukup signifikan, membuat saya lumayan berpikir keras untuk mengatur agar keuangan tetap cukup meski di tengah pandemi. Alhamdulillah, memang rejekinya anak (belum) solehah. Tuhan selalu menitipkan rezekiNya lewat jalan yang tak disangka-sangka. Sebuah hal yang (harus-selalu-wajib) disyukuri.

Sudah, sudah. Mari kembali ke laptop.

Berbicara tentang penghematan, pandemi ini mengajarkan saya cukup banyak hal akan pentingnya menjaga uang dan mengeluarkan uang seperlunya. Apalagi menjelang Lebaran ini, yang biasanya hasrat ingin belanja meningkat drastis (dan diskon bertebaran di mana-mana hah!). Harus pintar-pintarnya memilih dan memilah mana yang benar-benar dibeli dan diperlukan.

Beberapa cara untuk berhemat yang saya lakukan ketika Lebaran di tengah pandemi ini antara lain:

Membuat Skala Prioritas

Membuat skala prioritas adalah hal pertama yang tentunya banyak dilakukan sebagian besar orang (termasuk saya sendiri hahaha). Prinsip skala prioritas yang saya pakai mengacu pada pendapat orang-orang yang lebih ahli dalam bidang ekonomi, diantaranya penting, mendesak, pokok. Ketiga hal ini yang menjadi pedoman saya ketika mengelola keuangan saya sejak sebelum pandemi, hingga sampai saat ini ketika pandemi berlangsung (meskipun terkadang saya juga khilaf sedikit menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang tidak penting wqwq~).

Kebutuhan atau Keinginan?

Pertanyaan ini selalu saya lontarkan kepada diri saya sendiri ketika membeli sesuatu, entah itu pakaian, makeup dan skincare, hingga alas kaki. Sebisa mungkin saya membeli apapun berdasarkan apa yang saya butuhkan, tidak membeli hanya perkara diskon maupun lapar mata saja.

Alhasil, kebiasaan ini cukup membantu saya untuk berhemat, terutama saat-saat menjelang Lebaran seperti ini. Saya berhasil untuk tidak membeli pakaian (justru malah dibelikan! Haha), hanya membeli sepasang sandal baru, yang tentunya saya pilih yang nyaman (dan tidak mahal! Wqwq~) untuk kaki saya yang serampangan ini.

Sandal baru, yang dibeli gegara saya lupa kalau nggak punya sandal wqwqwq~

Membeli sandal baru ini pun dengan pertimbangan saya tidak memiliki sandal selama beberapa tahun terakhir hahahaha (karena biasanya Cuma pinjam kepada adik cowok wqwqwq), dan kebetulan momennya juga sekalian saya membelikan sandal baru untuk Ibuk.

Sekali lagi jangan lupa untuk bertanya kepada diri sendiri ketika membeli sesuatu, ‘keinginan, atau kebutuhan?’

Membeli Jajan Lebaran Secukupnya, Alihkan pada Kebutuhan Pokok

Dikarenakan adanya pandemi yang membuat Lebaran tetap #DiRumahAja, keluarga saya yang biasanya bersemangat untuk berbelanja jajanan Lebaran pun untuk tahun ini sedikit mengendurkan semangatnya (bahkan terasa kendor banget, malah. HAHA). Terhitung hingga H-2 Lebaran, saya dan keluarga saya tidak menyetok jajan apapun untuk Lebaran nanti. Hanya mengandalkan pemberian parsel-parsel dari orang-orang yang baik hatinya mueheheu.

Wong ya Lebaran semuane pintu ditutup, tamu ndak boleh masuk. Gek yo nyapo podo sibuk golek jajan ki. Wes, maem sing enek ae. Bakale yo dimaem-maem dewe.” (Orang ya Lebaran semua pintu ditutup, tamu nggak diperbolehkan masuk. Kok ya kenapa pada sibuk nyari jajan. Udah, makan yang ada aja. Ini semua bakal dimakan sendiri-sendiri), Ibu saya, yang nggak mau (dan nggak bakalan) berpusing-pusing ria perkara camilan Lebaran.

Uang jajan pun dialihkan kepada kebutuhan pokok yang lebih penting, yang tentunya lebih diperlukan dimasa-masa pandemi seperti ini. Saya rasa, ini adalah langkah yang tepat untuk keluarga saya, dibandingkan dengan membeli jajan-jajan banyak yang berlebihan.

Tapi perkara berlebihan atau tidak, ini sebenarnya tetap berdasarkan sudut pandang pribadi, sih. Jika memang ada budget khusus untuk membeli jajan Lebaran, silakan dieksekusi. Jika memang uang hanya cukup untuk kebutuhan pokok, silakan pilih mana yang terbaik. Bhebas. Wong ya itu uang milik sendiri. Siapalah saya ini, kok ikutan ngatur. Kecuali kalau diri saya yang memang membiayai~

Semoga rezeki kita semua selalu dicukupkan. Semoga diri kita selalu merasa cukup.

-----------------------------------------------------

Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network




Love,



Andhira A. Mudzalifa

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)