Tentang Anak Pertama dan Lika-likunya

15.50.00



Beberapa bulan terakhir, lagi demen-demennya dengerin lagu dari Mas Kunto Aji.

Entah kenapa, lagu-lagu di album Mantra Mantra ini..... magis semua.

Pertamakali yang saya dengar dari album ini adalah Rehat. Yang mana membuat saya begitu tenang ketika mengambil jeda dalam hidup. Menjadi salah satu lagu favorit pengantar tidur.

Lagu favorit kedua setelah Rehat adalah Saudade.

Yang terbesit dalam pikiran ketika mendengar lirik lagunya adalah, dua orang yang paling berharga dalam hidup; orang tua.

Meski tidak meminta untuk dilahirkan menjadi anak pertama (karena sudah takdir), tapi saya bersyukur.

Bagaimana saya menjadi yang pertama untuk sepasang suami istri berubah statusnya menjadi orangtua.

Bagaimana kedua orangtua ini belajar mengasuh, merawat dan membesarkan seorang anak untuk yang pertamakali. Belajar mendidik, menentukan pilihan sekolah untuk yang pertama. Belajar mengikhlaskan dan melepaskan anak pertamanya ini ke tanah rantau, meski kekhawatiran terus membayangi.

Meski saya belum ada di posisi beliau berdua seperti saat ini, tapi dari beliau berdua, saya belajar sesuatu. Bahwa sejatinya, hidup adalah sebuah pembelajaran dan perjuangan yang tak pernah henti. Bagaimanapun fasenya.

Ngomong-ngomong, gimana sih rasanya menjadi anak pertama?

Hmmm.......

Dulu, saya pernah merasa harus menjadi yang terbaik. Karena saya harus menjadi contoh yang baik bagi kedua adik saya. Menjadi seorang panutan.

Padahal kedua adik saya tidak memintanya. Hanya saja, saya takut mereka tumbuh menjadi orang yang melakukan tindakan buruk kemudian dijudge sana-sini karena 'mencontoh' kakaknya.

Saya juga pernah merasa orangtua seakan menuntut saya harus sukses. Harus bisa ini itu. Saya menjadi harapan terbesar bagi mereka.

Jadinya saya tertekan.

Tapi pada akhirnya, saya menyadari bahwa itu hanyalah pikiran saya saja.

Padahal, kedua orangtua dan adik-adik saya, hanya ingin saya bahagia. Hanya menginginkan yang terbaik untuk saya. Tidak pernah menuntut harus sesukses si A, harus sekaya si B.

Memang benar, anak pertama adalah anak yang merasa bertanggungjawab terhadap apapun. Terhadap keluarga, terhadap adik-adiknya.

Untuk saat ini, yang bisa saya perjuangkan dan tunjukkan kepada mereka adalah rasa tanggungjawab saya terhadap jalan yang saya pilih saat ini. Membuktikan bahwa saya bisa bertahan. Sesulit apapun risiko yang harus dilalui. Jatuh bangun yang harus dihadapi.

Karena salah satu bekal terpenting untuk menghadapi dunia kelak adalah, rasa tanggungjawab. Memilih semua pilihan dengan penuh kesadaran; memperhitungkan semua untung rugi, dan risiko yang dihadapi.

"Jadi, jadi
Besar dan bestari
Serap, serap
Yang baik untukmu
Apapun yang kau hadapi."


Semangat, anak pertama! Bahu kita diciptakan lebih kuat olehNya.

Mari berjuang sama-sama!



Peluk dari jauh,



Andhira A. Mudzalifa.

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)