facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco

    Meskipun tahun 2019 masih berjalan dua bulan, entah mengapa saya ingin menuliskan ini. Perjalanan saya selama dua bulan menjalani tahun 2019. 

    Sebenarnya, ingin menuliskan catatan ini per tiga bulan. Sebagai pengingat pribadi. Dasarnya saya gampang pelupa, puumpung inget aja, jadinya pengen dieksekusi sekarang hahaha. Gapapa deh. Lagi rajin-rajinnya nulis wkwkwk (semoga bisa rajin terus haphaphap!). 

    Berpegang teguh pada komitmen yang saya buat di awal tahun. Ingin menjalani tahun ini dengan selow, tapi tetap fokus pada target. Menikmati semua momen yang hadir dengan sadar penuh dan hati yang utuh.

    Januari tahun ini saya isi dengan mengikuti challenge #30haribercerita di instagram untuk pertama kalinya. Menantang saya sendiri untuk menulis maupun bercerita tentang apapun. Setelah sebelumnya saya merasa ketakutan untuk bercerita selama beberapa bulan terakhir. Takut kalau sok lah, takut gini, lah. Takut gitu, lah.

    Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, toh itu juga instagram saya sendiri. Asal yang di share bukan konten buruk yang merugikan orang lain mah, tetap hajar aja. Yang penting tahu batas. Hehehe.

    Tiga puluh hari bercerita memaksa saya untuk berpikir kreatif. Harus mengusung tema dan cerita baru yang asyik dan menarik. Prinsip yang saya buat ketika menuliskan sebuah cerita adalah, menulis dengan jujur dan dari hati. Karena saya mempercayai bahwa tulisan yang ditulis dengan hati, akan sampai pada hati. Entah itu hatinya siapa. Syukur-syukur kalau hatinya si dia *eeaaaa

    Meski harus bercerita setiap hari, tapi entah mengapa, ada kebahagiaan sendiri ketika dapat menuliskan semua ide-ide sederhana yang terlintas ke dalam bentuk cerita. Kebanyakan yang saya lihat di instagram #30haribercerita itu menuliskan tentang hal puitis. Tapi kalau saya pribadi, lebih menyukai menulis tentang hal random, thought, maupun menuliskan hikmah kehidupan.

    Menyenangkan! Jujur, rasanya sangat lega ketika satu postingan selesai. Sebelumnya saya cek terlebih dahulu, apakah hal yang saya ceritakan ini bersifat terlalu pribadi atau tidak. Jika bukan, langsung di posting. Namun, jika sekiranya ini mengusik 'zona pribadi' saya, langsung ganti tema hehehehe.

    Yang membuat saya semakin semangat adalah ketika ada beberapa orang yang ternyata menunggu postingan saya. Terharuuu. Padahal niatnya cuma ingin menulis dengan jujur (tanpa membuka sisi yang terlalu pribadi). Eh, ternyata malah ada yang suka. Syukur-syukur kalau ternyata bermanfaat hehehe. Terimakasih banyak atas apresiasinya, Gaes!

    Beberapa postingan #30haribercerita. Hari-hari terakhir heheheu. Kadang kangen juga posting di IG. Sekarang gak ada alesan khusus buat post wkwkwk. Semua cerita pindah di blog hahaha.

    Senang! Akhirnya bisa menyelesaikan tantangan #30haribercerita secara full (meski sering telat, sih. Hahaha). Dan reward yang saya berikan kepada saya pribadi adalah mengubah domain blog ini menjadi andhirarumdotcom per bulan Februari! Setelah hampir sembilan tahun ngeblog, saya memutuskan untuk membeli custom domain hehehe. Itung-itung selain buat reward, sebenarnya buat pemacu saya pribadi biar terus produktif nulis. Eman-eman. Udah beli domain, soalnya. Masak blog ya dianggurin mulu gak ada perubahan wkwkwk.

    Tampilan blog juga saya rombak habis-habisan. Mulai dari header, desain, maupun template blog. (btw baru bisa ganti sekarang karena baru tahu caranya wkwkwk. Soalnya takut duluan mau ngubah. Gak paham HTML sama CSS heuheuheu).

    Tampilan blog yang sekarang. Sukaaaa banget! Gimana? Kalian juga suka, nggak?

    Untuk pengembangan diri sendiri, ada salah satu mimpi receh yang dikabulkan olehNYa. Berbagi pengalaman dan cerita di depan banyak orang. Iyes, ini semua gegara Mas Pandu. Saya tetiba mendapat amanah buat ngisi workshop di Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. (ceritanya ada disini)

    Dan ternyata, menyenangkan sekali! Yang awalnya saya gugup dan takut, jadi rileks (walau tentunya masih ada kaku dan medok-medok gitu deh hahaha). Saya justru malah belajar buanyak sekali. Belajar bagaimana caranya ngomong nggak belepotan dan nggak mbulet. Belajar bagaimana menguasai sebuah forum. Belajar bagaimana saya menanggapi pendapat dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Alhamdulillaah. Semoga diberi kesempatan lagi kedepannya. Aamiin.

    Di awal tahun ini, saya mulai mengembangkan Aderation Project. Melebarkan sayap buat kolaborasi dengan beberapa orang untuk project baru. Launching produk baru, membenahi marketing, dan kualitas produk.

    Masih berjalan pelan-pelan, tapi saya sangat menikmati setiap prosesnya. Semoga makin dilancarkan!

    Hubungan pertemanan dan keluarga juga terus membaik dan makin erat. Sudah bisa berkomunikasi dengan rileks dan terbuka sama Bapak (dan Bapak ternyata asik banget kalau diajakin bikin ini itu!). Kuncinya memang satu. Komunikasi. Kalau ada yang ngganjel, segera komunikasikan. Diselesaikan baik-baik tanpa ada adu otot dan marah-marah hahahaha. Sumpah, marah-marah tuh ngabisin energi doang. Bikin capeeeek. Wkwkwk.


    Makin sayang sama Bapak!

    Dua bulan pertama, saya sudah makin memaknai arti dari sadar penuh hadir utuh. Live in the moment. Menikmati setiap detik kehidupan dengan penuh kesadaran tanpa harus khawatir nanti selanjutnya gimana blablabla. Masih belajar dan terus menerus belajar. Kapan-kapan saya akan cerita tentang ini di postingan lain hehehe.

    Semoga bulan-bulan selanjutnya akan ada pembelajaran baru dan pengalaman baru! Semoga selalu dimampukan dan dimudahkan hihi aamiin aamiin aamiin.

    Sukses untuk kita semua yaa!



    Warm Regards,



    Andhira A. Mudzalifa

    Continue Reading

    Ada kalanya, terselip rasa bosan di setiap rutinitas yang kita kerjakan. Meskipun rutinitas itu adalah aktivitas yang kita sukai.

    Wajar aja, sih. Kadang, kita butuh sebuah jeda dalam aktivitas sehari-hari yang kita jalani. Biar pikiran lebih dingin, lebih rileks. Dan bagi saya pribadi, ini adalah salah satu cara saya untuk belajar sadar penuh hadir utuh dalam menjalani hidup.

    Memilih tempat untuk jeda harus benar-benar yang membuat rileks. Sepi (kalau bisa cuma terdengar suara alam aja), gak bising suara orang, dan hawanya enakeun.

    Tempat yang saya pilih untuk menikmati jeda kali ini adalah salah satu tempat favorit saya, Perkebunan Teh Sirah Kencong, yang terletak di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

    Lokasi

    Perjalanan ke Perkebunan Teh Sirah Kencong memakan waktu sekitar satu jam dari Blitar Kota. Untuk arah sendiri, dari Pasar Wlingi, lurus ke utara, kemudian belok ke kanan arah Kawedanan Wlingi. Ada petunjuk arahnya, kok. Sebelah barat pas Kawedanan, ada jalan ke utara. Ikuti luruuuuus aja.

    Medan yang ditempuh udah gak sesusah dulu. Sekarang jalannya mah aluuuus bener kayak pipi bayi. Dulu kalau kesini, siap-siap berdoa banyak-banyak biar selamat (selamat badan dan motor wkwkwk). Gegara banyak jalan yang masih dalam tahap renovasi dan banyak yang grenjel-grenjel makadam.




    Memasuki area perkebunan, udah disuguhkan pemandangan yang.... MasyaaAllaah. Meski udah beberapa kali kesini, saya tetep gak ada bosennya. Selalu nyebut MasyaaAllaah sambil senyum-senyum. Hahahahaha. Biarin dikata norak. Emang keren banget ciptaan Allaah tuh.



    Biaya Tiket Masuk

    Terdapat pos penjaga yang mewajibkan kita berhenti untuk membayar tiket masuk. Biaya masuknya sebesar Rp 5000 per orangnya, ditambah biaya parkir motor sebesar Rp 2000. Yes, itu udah dapet fasilitas menikmati pemandangan hamparan perkebunan teh ala-ala Petualangan Sherina sepuasnya! :D
    Murah meriah sekali, bukan?

    Sirah Kencong, Tempat Memerdekakan Rutinitas

    Sirah Kencong merupakan sebuah perkebunan teh yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII, yang secara administrartif berada di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Berada pada ketinggian sekitar 1100 M.dpl, yang membuat udara disana sangat sejuk. Hamparan kebun teh yang memanjakan mata, membuat betah siapapun yang datang kesana.







    Ada beberapa area tertentu yang membuat sedikit ngos-ngosan, karena harus mendaki ke atas. Gapapa, itung-itung buat olahraga dan latihan fisik. Hihihi.



    Sedang ada pembangunan baru di area Perkebunan Teh Sirah Kencong. Tapi saya sendiri belum tahu ini mau dibangun apa. Sepertinya sih, spot foto baru. Mari kita tunggu saja hasilnya :D

     Salah satu akses untuk menuju gazebo puncak. Bikin ngos-ngosaaaan!

    Gazebo yang ada di puncak. 


    Area untuk ngecamp. Beberapa kali ditawarin buat ngecamp, tapi waktunya belum cocok terus huhuhu. Semoga diberi kesempatan buat ngecamp disini :D

    Bisa banget buat foto ala-ala looh! Kemarin waktu kesini, ada segerombolan anak sekolah buat foto buku tahunan :D

    Puncaknya Pecel di Blitar, Warung Lesehan Bu Tia

    Gak afdol rasanya kalau ke Sirah Kencong gak mampir ke Warung Lesehan Bu Tia.

    Sebenarnya, banyak warung yang tersedia disini. Tapi yang paling favorit adalah warungnya Bu Tia. Karena dekat dengan musala. Jadi habis salat, bisa langsung turun ke bawah, beli makan disini.

    Yang bikin menarik adalah, disini terdapat tulisan "Puncaknya Pecel Blitar" ~XD wkwkwk unik, bukan?



    Selain itu, juga terdapat tulisan-tulisan sederhana, tapi maknanya makjleb dalem banget :')




    Menu favorit saya disini tentu saja nasi pecel-nya Bu Tia, yang sambal pecelnya asli deplokan sendiri (asli, soalnya waktu kesana kemarin saya lihatin proses mendeplok sambal pecelnya). Dan tak lupa nyicipin Rolas Ken Tea, teh hitam asli yang berasal Perkebunan Sirah Kencong. Enaak banget.


    Wajib nyobain dua menu ini!

    Rolas Ken Tea. Namanya unik, ya? Nama Rolas, yang dalam bahasa Indonesia artinya angka 12, merajuk pada PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Sedangkan Ken Tea, merupakan singkatan dari KENcong TEA.

    Ngomong-ngomong, udah pada tahu belum kenapa dinamain Sirah Kencong?

    Yap. Karena disini ditemukan arca yang kepalanya lonjong, bila dibandingkan dengan bentuk arca yang lainnya.

    Tapi untuk saat ini, arca tersebut sudah diamankan oleh pengelola. Agar tidak terjadi pencurian.

    Jadi, kapan main-main ke Perkebunan Teh Sirah Kencong?


    Perkebunan Teh Sirah Kencong

    Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar
    Tiket Masuk: Rp 5000 (parkir motor: Rp 2000)

    Warung Lesehan Bu Tia

    Menu:
    - Nasi Pecel: Rp 7000
    - Teh Hitam Rolas Ken Tea: Rp 3000




    Have a good day!



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading

    Dunia kuliner, adalah salah satu dunia yang membuat hidup saya menjadi lebih "hidup", selain bercerita, jalan-jalan, dan jualan. Didukung dengan ibu saya yang suka masak dan saya sedikit kecipratan hobi beliau ini, meski saya gak pro. Hahahaha. Oh iya, dulu saya pernah share resep masak juga di blog loh. Bisa cek di postingan ini dan ini yaa.

    Meski sekarang udah mulai ngatur makan (karena alasan kesehatan), tapi kalau ada undangan review makanan mah, gabisa nolak wkwk. Apalagi kalau kedainya baru buka. Contohnya kemarin, waktu ada undangan buat review Bakso Bakar Cak Yo.

    Ternyata, Bakso Bakar Cak Yo ini baru re-opening loh! Dulunya ada di Jalan Kenari, sekarang pindah di rumah sendiri, di Lodoyo, Sutojayan, Kabupaten Blitar :D

    Lokasi

    Untuk lokasinya, cukup mudah. Dari Lapangan Brubuh, jalan ke arah timur.  Ada perempatan pertama nanti belok ke kiri. Nah disitu ada banner gede di kanan jalan, "Bakso Bakar Cak Yo."
    Mudah, bukan?

    Banner yang terpampang nyata di depan Kedai Bakso Bakar Cak Yo. Gede, kok. Insyaa Allaah gak bakalan tersesat deh.

    Tempat dan Suasana

    Pertamakali saya masuk, saya langsung menuju ke tempat pemesanan bakso yang ternyata, dilayani sama ownernya sendiri. Memperkenalkan diri, dan ownernya langsung bilang "Oalah, ini to adminya @..........." Hehehehe.

    Saya dipersilahkan duduk terlebih dahulu, menunggu sejenak. Karena lagi ngelayani beberapa pengunjung. Salah satunya adalah para Youtubers Blitar (sempat baca kaos yang mereka pakai. Ada tulisan Youtubers Blitar-nya :D).

    Sembari menunggu, saya berkeliling tempat ini. Mengambil tempat di halaman depan rumah, jadinya sejuk dan luas. Bersih dan rapi. Karena waktu saya kesini, baru open hari ke-2 :D



    Tempatnya bersih loh!

    Menu Andalan, Bakso Bakar!

    Ada beberapa menu yang ditawarkan oleh Bakso Bakar Cak Yo. Tentu saja saya memilih menu andalannya, bakso bakar!






    Bakso bakar disini disajikan dengan kuah bakso di mangkok terpisah. Isiannya ada tahu, mie, dan pangsit.

    Untuk kuahnya, saya suka banget! Meski ladanya sedikit dominan, tapi gurih asinnya cocok di lidah saya.

    Kalau isian yang lain, paling suka mie dan pangsitnya. Hehehe. Walaupun udah kerendem kuah cukup lama, tapi kriuk-kriuknya  masih terasa, meski sedikit.

    Nah ini. Yang ditunggu-tunggu. Baksonya!

    Ada 3 rasa yang ditawarkan, mulai dari original, djava, dan barbeque. Saya kemarin memilih rasa barbeque. Oh iya, untuk satu tusuk isi 5 pentol kecil-kecil dibandrol dengan harga 10.000 saja.

    Kalau menurut pribadi nih ya, bakarannya mantul sih. Kerasa. Terus baksonya enak bener! Gurih. Padet, daging sapinya kerasa banget gak kanji doang.

    Dibilang pecinta bakso dan expert, masih belum. Tapi saya agak pemilih kalau perkara bakso. Sedikit ndetail hahaha. Ancene endel dan kemayu akutu. Wkwk.

    Overall, ini patut dicoba buat pecinta bakso. Terutama yang suka bakso bakar. Gak cuma bakso bakar aja kok. Ada beberapa menu lainnya yang gak kalah menarik buat dicoba!





    Bakso Bakar Cak Yo

    Ds. Bulu, RT 02/RW 02, Kalipang, Lodoyo, Sutojayan, Blitar
    Instagram: @baksobakar_cakyo_mojek




    Have a good day!



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading

    Selain terkenal akan produksi sambal pecel dan kendang jimbe, Kota Blitar juga terkenal akan produksi buah belimbingnya. Salah satu wilayah yang paling dikenal ialah Karangsari, yang berada di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

    Kemarin, pumpung ada undangan di daerah Blitar Selatan, saya menyempatkan diri mampir sejenak di Agro Wisata Belimbing Karangsari ini. Sebenarnya udah tahu cukup lama tentang tempat wisata ini. Hanya saja baru sempet kesini ya sekarang ini heuheuheu emang sok sibuk sekali saya ni *tabok pake kayu*



    Agro Wisata Belimbing Karangsari merupakan perkebunan belimbing, yang memiliki luas sebesar 5 hektar dengan jumlah pohon sekitar 2000 pohon. Proses penanaman belimbing dimulai pada tahun 2007, dan dibuka untuk wisata sudah berjalan 4 tahun ini.

    Huwow! Lumayan luas ternyata gaes. Dan Agro Wisata Belimbing Karangsari ini dirawat oleh masing-masing petani yang menyewa petak tanah di perkebunan ini.

    Untuk masuk ke Agro Wisata Belimbing Karangsari dikenakan biaya sebesar 10.000 rupiah saja. Sudah bisa berkeliling tempat ini, dan wajib pake pemandu. Iya, dari Agro Wisata Belimbing Karangsari menyediakan pemandu yang mendampingi kita berkeliling. Sistemnya rombongan gitu sih. Saya kemarin diikutkan sama rombongan pengunjung dari manaaaaa gitu saya lupa hahaha. Setiap rombongan terdiri dari 15 orang dan satu pemandu. Macam turis aja nih saya hihihi.

    Baca: Jadi Turis Sehari di Kota Sendiri

    Selain mendampingi berkeliling, nantinya pemandu ini juga mengarahkan kita ke tempat dimana bisa memetik belimbing sepuasnya. Biar gak rebutan sama rombongan lainnya hihihi.

    Iyes, betul sekali. Disini, kita merasakan sensasinya memetik belimbing langsung dari pohonnya. Sepuasnya, pula. Dan ada petani yang siap menimbang hasil petikan yang akan kita bawa pulang. Perkilonya dibandrol harga sebesar 10.000 rupiah saja. Cukup murah, bukan?




    Pemandu saya saat berkeliling kemarin





    Petik sepuasnya!

    Ditimbang oleh petani kebun. Perkilonya hanya 10.000 saja :D



    Cukup lama saya berkeliling kebun belimbing ini. Lagi-lagi, saya dibuat kagum oleh pariwisata Blitar yang mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir. Memang, saya sudah lama tertarik dengan dunia pariwisata, khususnya daerah saya sendiri. Saya tertarik untuk terus menelusuri wisata-wisata Blitar yang ternyata memiliki beranekaragam jenis. Dan setiap tempat wisata, memiliki keunikannya sendiri :D

    Meski saya tahu nantinya ada orang yang mencap saya sok-sokan, kebelet eksis, atau apalah. Biarin aja. Bebhaskan. Heuheuheu. Setiap orang memiliki pendapat pribadinya sing-masing.

    Yang saya inginkan hanya ingin memperkenalkan Blitar dengan rasa bangga, "Iki lho, Blitarku!" . Dan menjawab setiap orang yang bertanya, "Blitar punya apa sih? Di Blitar ada apa aja?"

    Well, kenapa pembahasan jadi melebar gini heuheuheu. Maafkan. Saya mah emang gini kalau udah nulis. Yang awalnya ngomongin A, Bisa melebar ngomongin B, C, D. Mengembang kayak kerupuk heuheu.

    Sampai bertemu di postingan selanjutnya!



    Warm Regards,


    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ▼  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ▼  Februari 2019 (11)
        • Catatan Dua Bulan Pertama di Tahun 2019
        • Memerdekakan Rutinitas di Perkebunan Teh Sirah Ken...
        • Kuliner Baru di Lodoyo: Bakso Bakar Cak Yo
        • Petik Belimbing Sepuasnya di Agro Wisata Belimbing...
        • Menelusuri Kampung Warna-warni Jodipan dan Kampung...
        • Main-main ke Jati Park di Daerah Doko, Kabupaten B...
        • Drama Kolosal Perjuangan PETA - Api Revolusi di Bu...
        • Menyederhanakan Bahagia
        • Berbagi Ilmu di Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kab...
        • Mencoba Caramel Latte di Dengan Teman, Blitar
        • Tentang Anak Pertama dan Lika-likunya
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top