Tips Jalani Ramadan Sehat dan Penuh Makna

05.21.00


Rasanya baru seperti kemarin melewati 30 hari Ramadan yang cukup mengkis-mengkis karena punya rutinitas baru. Mengisi jurnal Ramadan seperti anak SD (iya, tahun kemarin saya nekat beli jurnal Ramadan ala anak SD dan minta tanda tangan imam di musala saya, AHAHA), nulis refleksi Ramadan dengan segmen #NgabubuWrite di Instagram Story dan ternyata ada teman yang ikutan, ahahaha. Jebul ternyata sudah bersua kembali dengan Ramadan 1445 H.

Tak mudah menahan diri untuk tidak menangis memasuki waktu magrib di tanggal 11 Maret kemarin. Untungnya saat itu posisi salat enggak di rumah, jadi malu kalau terlihat menangis di depan umum wkwk. Tangis haru, sebab Allah begitu baiknya masih mempertemukan saya kembali dengan RamadanNya tahun ini. Terima kasih, Allah Ya Rahim!

Setelah dua tahun vakum, akhirnya coba memberanikan diri untuk ikutan BPN Ramadan Blog Challenge kembali! Rasanya seperti menemukan rumah untuk pulang setelah berpetualang. Menulis masih menjadi kegiatan menyenangkan bagi saya, kendati sekarang sudah jarang menuangkan pemikiran di blog ini. Padahal blog jadi salah satu 'rumah' utama akan tulisan-tulisan yang saya tak berani tuangkan di media sosial mana pun yang saya miliki. Semoga tulisan ini menjadi awalan baik untuk memulai kembali menulis di rumah kesayangan saya sejak 2010! (utamanya agar enggak sia-sia untuk perpanjang domain setiap tahunnya, WKWKWK. Udah bayar domain tapi tulisannya enggak banyak, kan ya eman banget. Huhuhu~)

Tulisan pertama di 2024 ini (telat banget mengawali di bulan Maret, WAKAKAK) saya buka dengan tips menjalani puasa di bulan Ramadan. Tentu setiap orang memiliki cara dan tujuan masing-masing dalam menjalani Ramadan setiap tahunnya. Menyesuaikan dengan kebutuhan akan diri yang tak sama setiap individu. Ramadan saya tahun ini masih sama seperti tahun lalu, mengupayakan diri menjalani Ramadan dengan badan bugar, produktif, berdaya, dan penuh makna sesuai kemampuan diri.

Beberapa hal yang coba saya lakukan demi mencapai Ramadan Sehat dan Penuh Makna di antaranya:

1. Sahur dan Berbuka dengan Makanan Bergizi Seimbang


Menjaga makan di bulan Ramadan adalah tantangan tersendiri. Kuliner manis dan gorengan terlihat menggugah selera dua kali lipat seperti biasanya. Hampa rasanya bila tak berbuka puasa dengan itu semua.

Pandemi Covid-19 lah yang mengubah sudut pandang saya akan kesehatan. Beberapa tahun belakangan mencoba menerapkan prinsip "You What You Eat" di setiap makanan yang saya konsumsi. Masih tetap konsumsi gorengan dan kuliner manis, namun lebih membatasi diri. Ternyata cukup berdampak di badan saya. Timbangan tak mudak bergeser ke kanan, tetap ethes alias lincah tanpa banyak mengeluh lelah (kecuali saat masuk masa PMS dan menstruasi), juga terasa lebih bugar. ~~

Ramadan kali ini masih sama seperti Ramadan tahun sebelumnya. Membatasi asupan kafein (teh manis) saat sahur dan berbuka, perbanyak air putih daripada minuman yang gulanya tumpah-tumpah, memastikan ada sayur dan protein dalam makanan yang dikonsumsi. Hal yang paling sulit memang membatasi gorengan sih, hahahaha. Untung Ibu masih mau bekerja sama dengan saya untuk tidak adakan gorengan di meja makan saat buka, kecuali kalau dapat takjil wkwk. Kalau itu di luar kontrol dan kuasa diri, hihihi.

2. Menyeimbangkan Waktu Kerja, Istirahat, dan Ibadah.


Bulan Ramadan adalah ladang pahala. Sangat disayangkan apabila waktu yang dipunya saat Ramadan ini tak diadakan untuk panen pahala.

Saya masih belajar untuk ini. Sering kali belum dapat menyeimbangkan waktu kerja, ibadah, dan istirahat. Seringnya ibadahnya yang masih kurang, huhuhu. Kebanyakan kerja dan berkegiatan lain yang minim faedah, bahkan terkesan buang-buang waktu. Allah, ampuni. :'))

Tahun ini mengupayakan diri untuk membagi waktu dan mencoba disiplin dengan pembagian tersebut. Pagi setelah tadarus subuh untuk menulis blog dan jurnaling, setelah dhuha mulai produktif bekerja hingga sore hari sebelum berbuka. Malam diisi dengan berbuka puasa, salat tarawih, dan lanjut membereskan kerjaan yang masih belum kelar dan bahas kerjaan untuk besok, sambil sesekali ngopi yang tak lebih dari pukul 10 malam (agak berat sih ini harus kelar ngopi pukul 10 malam, tapi dicoba dulu lah ya~).

Semoga dimampukan prosesnya untuk tak sia-siakan waktu!

3. Pasang Target Sesuai Kemampuan Diri


Di awal Ramadan memang tergoda untuk pasang target setinggi mungkin. Ibadah A, B, C, melakukan hal ini dan itu.

Tak ada masalah, sebenarnya. Hanya saja akan lebih baik bila diimbangi dengan kesadaran dan kemampuan diri agar tak berakhir wacana. Tak pasang banyak target atau tinggi pun pada akhirnya tak jadi masalah. Yang paling penting adalah konsistensi dan kuantitasnya secara bertahap, agar diri tak kepayahan dan api semangat untuk melakukan target tersebut tak padam alias TERUS MENYALA ABANGKUU! ~~

Ingat, kualitas di atas kuantitas. ✨

Semoga tiga tips (yang juga saya upayakan sekarang) di atas dapat membantumu untuk meraih Ramadan Sehat Penuh Makna, ya! Selamat berpuasa, semuanya! ✨

------------------------------------------

Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)