facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Lebaran menjadi salah satu momen terbaik setiap tahunnya, di mana intensitas berjumpa dengan orang lain akan lebih banyak karena saling silaturahmi dan bermaafan satu sama lain. Begitu pula dengan saya pribadi, momen Idulfitri adalah salah satu hal yang saya tunggu kehadirannya. Sebab saya dapat berkunjung dan bersua dengan banyak sanak saudara dan handai tolan yang sering kali bertemu hanya di momen-momen tertentu saja, seperti Lebaran ini.

    Tentu banyak hal yang dipersiapkan untuk menyambut Lebaran, salah satunya adalah kudapan alias kue-kue suguhan untuk para tamu yang berkunjung. Namanya saja juga silaturahmi, sebagai tuan rumah harus menyiapkan yang terbaik untuk para tamu. Entah itu habis atau tidak, yang penting suguhan itu ada untuk menjamu  tamu yang ada. :D

    Sewaktu saya kecil, Ibu cukup rajin membuat kue-kue kering untuk suguhan tamu. Mulai dari kue kering biasa dengan bentuk yang bermacam-macam, Kastengel, hingga Kue Semprit Dahlia yang lucu. Kemudian beberapa toples yang telah dibuat Ibu berikan ke nenek dari Bapak. Masa kecil yang sungguh menyenangkan bila diingat. ~XD

    Semakin tambah usia, keinginan untuk membuat kue Lebaran sendiri sungguhlah menurun. Bahan baku yang makin hari makin naik, waktu yang semakin terbatas, hingga tingkat magernya luar biasa ahaha. Ibu saya sudah tidak terlalu telaten lagi untuk membuat kue, ditambah bakat rajin membuat kue ini tidak menurun pada saya ahahaha. Memilih yang lebih praktis, alias membeli saja. ~XD

    Ngobrolin tentang kue Lebaran, ada beberapa kue Lebaran yang jadi favorit saya dari dulu hingga sekarang. Meski tak selalu wajib ada di rumah, namun bila saya menemukan saat berkunjung ke rumah teman atau saudara, saya selalu mencobanya. Herannya, saya tak pernah bosan karena rasa gurihnya yang selalu bikin nagih. ~XD

    Beberapa kue Lebaran favorit saya di antaranya:

    1. Kastengel

    Kaasstengels atau biasa dikenal dengan nama Kastengel alias kue keju, merupakan salah satu kue kering yang berasal dari Belanda dan banyak ditemukan di Indonesia.

    Kue Kastengel ini adalah kue favorit dengan tahta tertinggi di lidah saya, yang mana gurih kejunya tak pernah membuat saya bosan. Kalau bukan karena suguhan dan rasa sungkan, mungkin saja kue ini akan habis di tangan saya sendirian, AHAHAHA. 

    2. Putri Salju

    Kue kering kedua yang cukup saya suka, namun saya sedikit pemilih akan kue ini. Pasalnya, tak semua kue Putri Salju cocok di lidah saya, apalagi bila gula halus yang jadi pembungkus luar kue ini terlalu banyak. Yang ada malah bikin eneg dan tak selera makan lagi, heuheu.

    Khusus Putri Salju ini saya makan hanya beberapa keping saja, tak berani makan banyak-banyak seperti yang lain. ~XD

    3. Janda Genit

    Saya baru tahu ada nama kue Janda Genit ini beberapa tahun belakangan. Bila tak salah ingat, pertama kali sadar makan kue ini dan suka adalah saat dapat parsel kue dari seorang teman. Saya yang cukup pemilih dengan perkuean duniawi ini mencoba satu potong sebagai syarat. Lha kok jebule malah doyan, AHAHAHAHA. :"))

    Setelah menyadari bahwa kue Janda Genit ini cocok dengan lidah saya, kini saya tak lagi melewatkan kue Janda Genit bila dapat dari suvenir atau saat disuguhkan. Tak pikir panjang, langsung saya serbu saat itu juga. EHEHEHEHEUUU. ~

    4. Kue Kacang

    Kue yang satu ini tentu tak pernah luput saya makan bila ada suguhan. Sebagai manusia pecinta gurih, kacang jadi favorit saya, kendati sekarang lebih menjaga diri untuk tak makan banyak demi kesehatan diri hihihi.

    Bila ada suguhan Kue Kacang, tentu tak akan ragu lagi untuk saya cicipi. Hihihii~~

    ----------------------------------------------------------------

    Itulah cerita seputar kue kering favorit saat Lebaran. Kalau kamu, apa kue favoritmu saat Lebaran tiba? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!


    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading


    Mudik Lebaran adalah masa yang sering kali saya nantikan, karena di waktu inilah beberapa keluarga besar yang terpisah di luar kota kembali ke kampung halaman masing-masing. Saya sendiri bukan tim mudik semenjak beberapa tahun terakhir, karena saya kembali pulang ke tempat di mana saya tumbuh dan berkembang. Yaps, kota tempat saya tumbuh dan besar ini menjadi "jujugan" dari keluarga saya yang ada di tanah rantauan.

    Meski bukan tim mudik, namun saya suka sekali memantau arus mudik yang menjadi tradisi menjelang Lebaran. Dulu sewaktu saya kecil, ada salah satu saudara dari Ibu yang mengagendakan mudik ke Blitar setiap tahunnya, yang mana sewaktu itu sering kali saya nantikan kedatangan beliau sekeluarga. Saya semangat untuk menyambut, kendati waktu kecil masih malu-malu bila bersua keluarga besar (sekarang jadi malu-maluin dan enggak tahu malu), ahahaha.

    Tradisi mudik saat Idulfitri ini menjadi momen yang saya ingat betapa saya suka membuka atlas dan mencari peta Pulau Jawa untuk melihat jalan antarkota yang kira-kira dilalui para pemudik. Iya, seniat itu memang, ahahaha. Selain itu, saya suka sekali memantau arus mudik melalui televisi, bagaimana perkembangan mudik dari hari ke hari. Mulai dari arus masih lancar hingga sudah terpantau padat merayap di beberapa titik.

    Bertambahnya usia saya, rasa sukacita saya akan mudik tak jua luntur. Melihat banyaknya teman-teman saya yang perantau lalu mengunggah fase mudik mereka, rasanya ikut gembira. Apalagi setelah masa pandemi mereda, yang mana sejak tahun lalu mulai diperbolehkan kembali untuk mudik tanpa pembatasan wilayah.

    Ah, jadi ingat masa-masa pandemi di tahun 2020. Rasanya sepi sekali, bak kota tanpa penghuni. Pembatasan wilayah di mana-mana, orang-orang tak boleh keluar rumah untuk saling silaturahmi, bahkan sekadar jabat tangan pun tak diperbolehkan. Salat Idulfitri di rumah masing-masing, yang mana memberikan sensasi hampa dan pedih di hati. Biasanya Lebaran kumpul dengan keluarga besar, saat pandemi melanda aktivitas tersebut terpaksa harus berhenti.

    Sebab itulah saya bersyukur di 2024 ini tak lagi ada pembatasan. Mudik telah dibebaskan kembali, berkumpul dengan keluarga, silaturahmi tanpa ada rasa khawatir akan pandemi. Menyenangkan sekali!

    Untuk para pemudik, di bawah ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan saat kembali pulang ke kampung halaman, agar mudik tahun 2024 ini terasa penuh makna dan banyak cerita.

    1. Bersua dengan keluarga inti (orangtua dan saudara kandung)

    Tentu yang pertama kali dilakukan adalah bertemu dengan keluarga inti di kampung halaman, seperti orangtua dan saudara kandung. Sepertinya ini adalah tujuan mudik hampir semua orang, ya? Heuheu.

    Melepas rindu pada keluarga di rumah jadi kebahagiaan tersendiri. Bercerita tentang perkembangan yang terjadi selama ini saat terpisah jarak, nostalgia saat kecil yang masih kumpul dalam satu rumah, bersenda gurau antarkeluarga yang menciptakan kehangatan.

    2. Berkunjung ke sanak saudara yang tak sering ditemui

    Selain keluarga inti, hal selanjutnya yang dapat dilakukan saat mudik ialah berkunjung ke sanak saudara lain yang tak sering ditemui. Selain merekatkan kembali silaturahmi, berkunjung ke rumah keluarga besar juga sebagai sarana mengenal kembali anggota keluarga yang lain.

    Sejak kecil, saya senang sekali ketika diajak silaturahmi ke keluarga besar oleh orangtua, meski saya sering kali tertidur ahahahaha. Kebiasaan berkunjung untuk silaturahmi ini terbawa hingga saya dewasa, yang kini meneruskan tradisi orangtua untuk silaturahmi memgunjungi saudara-saudara.

    Umur tak ada yang tahu. Semoga diberi usia yang cukup untuk silaturahmi ke sana-sini agar tak 'kepaten obor'.

    3. Kuliner makanan khas kampung halaman yang tak ditemui di tanah rantau


    Bagi pemudik yang suka sekali kulineran, makan makanan khas kampung halaman adalah salah satu 'ibadah' wajib yang dilakukan. Ibaratnya, belum terasa pulang kampung bila belum merasakan kembali berkuliner ria.

    Beberapa kerabat saya yang mudik ke Blitar sering kali mengagendakan untuk kuliner makanan legendaris yang tak ditemui di rantauan. Sebenarnya untuk beberapa menu legendaris yang sudah tersohor sih tersedia dan mudah ditemui. Namun kata orang-orang perantau, kuliner yang ada di perantauan tuh rasanya jauh dengan kuliner khas asli kota tersebut. ~XD

    Jangan lupa agendakan untuk kulineran di kampung halaman, ya?

    4. Wisata bersama keluarga di kampung halaman


    Ditinggal merantau, banyak sekali perubahan yang terjadi di kampung halaman. Ini adalah penuturan dari banyak teman-teman saya dan beberapa saudara yang merantau. Sebagai akamsi alias anak kampung sini yang ngendon tak beranjak dari kampung halaman, saya mengakui itu. Banyak perkembangan yang terjadi di sini, mulai dari dunia kuliner, pariwisata, dan juga tata letak kota.

    Bila kunjungan ke rumah keluarga besar selesai dilakukan, ada baiknya mengagendakan berwisata ke tempat wisata yang ramah keluarga untuk menyegarkan pikiran (modus membuang pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal yang diterima, heuheu). Selain untuk melepas penat, wisata juga dapat membangun ikatan keluarga yang lebih kuat dan kompak lagi.

    Untuk pemudik yang sedang pulang ke Blitar, bisa dicoba beberapa wisata yang saya tuliskan di postingan ini: Ini Dia 3 Tempat Wisata Favorit di Blitar (klik klik klik).

    ----------------------------------------------------------------

    Itulah cerita seputar mudik tahun 2024. Semoga yang sedang mudik diberikan kelancaran dari pergi hingga kembali merantau, juga rezeki yang terus mengalir, ya! 

    Bagaimana cerita mudikmu tahun ini? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.






    Continue Reading


    Pekerjaan yang semakin hari tak semakin berkurang, sering kali membuat penat. Di sisi lain ada rasa syukur karena merasa tumbuh berkembang lebih baik dari hari ke hari, di satu sisi juga merasa nelangsa, sebab waktu yang dimiliki tak seluang dulu.

    Memang benar apa kata orang, bahwa fase hidup tak jauh dari perkara waktu, yang mana sering kali bergandengan dengan uang dan tenaga yang dimiliki. Masa kecil masih punya banyak waktu luang dan tenaga, namun tak cukup banyak uang. Masa muda-dewasa, sudah punya uang dan tenaga cukup, namun tak banyak waktu luang yang dipunya karena sibuk dengan urusan dunia yang makin bertambah. Di masa tua, uang sudah terkumpul, waktu luang sudah mulai ada, namun tenaga sudah tak sekuat dulu.

    Berkaca dari hal di atas, saya mencoba untuk menyeimbangkan hidup yang saya miliki. Bekerja, namun tak lupa untuk menjaga tenaga dan mengatur waktu yang dimiliki. Yah, seperti yang dapat diduga, dalam menjalaninya tetap ada mengkis-mengkisnya, AHAHAHAHA. Namun rasanya tetap menyenangkan, karena dari awal memang sudah punya tujuan yang jelas, jadi tak banyak olengnya ahahahaha. ~XD

    Salah satu hal yang senang saya lakukan di kala luang adalah keliling ke tempat wisata alias piknik. Sejak pulang kampung setelah lulus kuliah, saya bertekad untuk mengulik lebih banyak kota sendiri, namun baru keturutan di 2018. Berkelana dari satu tempat ke tempat lain, mengulik dan mengenal lebih dalam tempat yang dikunjungi, untuk kemudian saya ceritakan kembali melalui media sosial dan blog yang saya punya.

    Tak terasa tahun ini memasuki tahun ke-6. Meski akhir-akhir ini sudah mulai jarang piknik karena beberapa kesibukan yang melanda, namun sesekali masih adakan waktu, walau lokasinya tak jauh dari kota. Tahun ini rencana ingin aktif kembali, semoga terus dimampukan, xixixixi. ~XD

    Menjelajah ke sana-sini sejak tahun 2018, ada beberapa tempat wisata yang saya jadikan tempat "jujugan" bila penat melanda. Bahkan ada satu tempat di mana saya pernah berkunjung ke sana hanya setengah jam saja, lalu pulang kembali. Padahal perjalanan ke sana menempuh jarak 1 jam, AHAHAHA. Ya, itu masa-masa di mana saya masih banyak waktu luang. Kalau sekarang harus atur waktu dulu, huhuhuw. ~

    Beberapa tempat wisata Blitar andalan saya bila sedang ingin melipir dari hiruk-pikuk kota, bisa dicek di bawah ini. Pas banget nih, pumpung lagi liburan, bisa masuk salah satu daftar yang dikunjungi!

    1. Sirah Kencong, Ngadirenggo, Wlingi, Kabupaten Blitar




    Wisata yang satu ini sudah jadi wisata andalan saya sejak 2018. Saksi bisu saya saat patah hati ditinggal tanpa alasan, lalu pergilah saya untuk pertama kalinya bersama kawan dekat ke Sirah Kencong beberapa hari setelahnya. Sejak saat itu, wisata satu ini jadi salah satu andalan hila ingin melipir dari hiruk-pikuknya kerjaan. Bahkan pernah di satu waktu saya ke Sirah Kencong hanya beli pecel Bu Tia setengah jam, lalu saya pulang lagi, ahahahaha. Iya, saking selalu rindunya pada tempat ini. :3

    Sirah Kencong merupakan wisata hamparan kebun teh yang terletak di Ngadirenggo, Wlingi, Kabupaten Blitar. Dapat ditempuh dengan motor, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam bila dari Kota Blitar.  Berkali-kali saya kunjungi tempat ini, namun saya tak pernah ada kata bosan. Apalagi di sini juga ada tempat wisata lain, yakni air terjun dan candi, yang masih satu lokasi dengan perkebunan teh ini.

    Akses jalan sudah sangat mudah dibanding dulu, karena pembangunan di sini cukup pesat. Saya masih mengalami jalan yang cukup terjal saat berkunjung ke sini, hingga sekarang sudah melesat mengangkasa. Senang, sebab bila akses makin mudah, akan banyak pengunjung yang datang ke mari.

    Bila ingin mencari suasana dingin sejuk, agendakan datang ke mari, ya!

    2. Pantai Pasir Putih Gondo Mayit, Wonotirto, Kabupaten Blitar




    Eits, jangan terkecoh dengan namanya yang terlihat menyeramkan. Wisata pantai ini jadi andalan saya sejak tahun 2018 juga, karena hamparan pasir putihnya yang begitu menenangkan dan menyenangkan. Saya suka menghabiskan waktu hanya duduk bengong sambil menikmati debur ombak yang berlarian. ~XD

    Yang paling saya ingat dari pantai ini adalah, saya merayakan ulang tahun ke-25 saya di pantai ini, dengan dikelilingi oleh orang-orang baik tanpa terdistraksi oleh telepon genggam. Ternyata sangat menyenangkan sekali. Hal yang saya ingat lagi tatkala tiba-tiba diajak mendadak buka puasa di pantai ini, sembari bawa bekal hahaha. Saya yang ingin sekali buka puasa di pantai, akhirnya keturtan. ~XD

    Akses jalan menuju Pantai Pasir Putih Gondo Mayit ini juga sudah jauh lebih baik. Jalan berlubang hanya satu titik, selain itu sudah nyaman. Pantai ini juga aman bila digunakan sebagai destinasi liburan bersama keluarga, lo! Fasilitas cukup lengkap, mulai musala, tempat parkir luas, warung makan yang cukup banyak, juga kamar mandi yang bersih.

    Libur Lebaran bingung mau ke mana? Yuk, agendakan ke Pantai Gondo Mayit saja!

    3. Kesambi Trees Park, Maliran, Ponggok, Kabupaten Blitar


    View this post on Instagram

    A post shared by Andhira A. Mudzalifa (@andhirarum)



    Wisata selanjutnya yang jadi favorit ialah Kesambi Trees Park, yang mana wisata ini sudah saya akrabi sedari saya kecil. Lokasinya yang cukup dekat dari rumah dibandingkan dengan kedua wisata lainnya, membuat saya menjadikan wisata ini jadi salah satu destinasi wisata andalan untuk keluarga.

    Bagi teman-teman pecinta hewan khususnya rusa, pasti Kesambi Trees Park menjadi salah satu wisata favorit. Yaps, wisata ini merupakan penangkaran rusa yang dirawat di kebun yang amat luas. Saya menyebutnya malah hutan mini, saking luasnya hahaha. Rusa-rusa yang dibiarkan di alam bebas, namun tetap diberi batas di beberapa titik.

    Apakah pengunjung dapat melakukan interaksi dengan rusa?Yaps, tentu saja dapat! Pengunjung bisa memberi makan rusa, bahkan berfoto dengan rusa, hingga menyentuh rusa-rusa yang ada, namun dalam pengawasan dan tetap berhati-hati. Disediakan beberapa warung yang menjual makanan rusa, yang dapat dibeli secara bebas oleh pengunjung.

    Selain memberi makan rusa, di Kesambi Trees Park juga bisa piknik bersantai di sini. Wisata ini cocok banget untuk keluarga, karena fasilitas yang disediakan cukup lengkap. Kamar mandi, tempat ibadah, dan warung makan tersedia cukup banyak. Pengunjung juga dapat membawa bekal makanan dari rumah sendiri, lo!

    Yuk, agendakan libur Lebaran ini dengan berkunjung ke mari!

    ----------------------------------------------------------------

    Itulah ketiga wisata favorit ala saya yang bisa kamu kunjungi bila sedang liburan ke Blitar. Kira-kira, kamu ingin kunjungi yang mana dulu, nih? Tulis di kolom komentar, ya!

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading


    Tumbuh di Blitar dengan segala rupa dan warnanya, membuat saya memiliki keinginan kecil untuk terus mengulik apa pun yang ada di Kota Patria ini. Dimulai sejak lulus kuliah di tahun 2017, hingga sekarang masih terus penasaran akan kota yang baru saja merayakan hari jadinya ke-118 tahun ini.

    Wisata adalah hal yang paling mudah dikulik dari suatu kota, tak ketinggalan juga dengan Kota Blitar. Selain Makam Bung Karno, ada satu wisata religi yang menurut saya jadi salah satu wisata terbaik yang dimiliki kota ini. Masjid Ar-Rahman, masjid yang kini menjadi daya tarik wisata religi dari Kota Blitar sejak akhir 2019.

    Masjid Ar-Rahman: Lokasi Strategis di Tengah Kota


    Masjid yang terletak di Jalan Ciliwung No. 2, Kota Blitar ini merupakan masjid yang cukup baru. Berdiri sejak akhir 2019, yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur kala itu, Ibu Khofifah. Lokasinya yang cukup strategis; berada di tengah kota yang dekat dengan Stadion Supriyadi dan PIPP, membuat masjid ini banyak dikunjungi para wisatawan yang tertarik akan keelokannya yang sudah tersohor.


    Saya cukup beruntung tatkala rumah saya sangat dekat dengan Masjid Ar-Rahman. Tak kurang dari 1 kilometer, ditempuh dengan jalan kaki pun sudah sampai. Beberapa waktu lalu saya adakan waktu untuk kembali mengunjungi, sekaligus penasaran akan perkembangan yang ada di sini, yang setiap tahunnya selalu ada perubahan baru.

    Masjid Ar-Rahman: "Masjid Nabawi"-nya Blitar


    Sejak pertama kali kunjungan saya ke sini di tahun 2020 (atau 2021, ya? Saya lupa, wqwq) saya selalu terpesona dengan desain, arsitektur, dan interior dari masjid ini, karena dibuat sedemikian rupa hingga persis dengan Masjid Nabawi, Madinah. Dari cerita yang pernah saya dengar, pengunjung diharapkan dapat merasakan nikmat dan nyamannya ibadah layaknya beribadah di Masjid Nabawi.


    Saya menuju ke arah utara, koridor Fatimah Az-Zahra untuk menitipkan alas kaki di loker yang sudah disediakan. Takmir Masjid Ar-Rahman benar-benar sigap membantu mengarahkan, juga tegas dalam mengingatkan pengunjung untuk tetap menjaga ketertiban, kerapian, ketenangan, dan kesucian masjid. Untuk laki-laki dapat menuju koridor selatan, yang dipandu oleh takmir laki-laki.



    Setelah menitipkan alas kaki, saya baru leluasa untuk melihat-lihat area masjid. Kebetulan saat itu saya sedang tak ada jadwal apa pun, dan kok ya pas tidak ramai (kalau sudah siang hari mulai padat merayap), jadi lebih nyaman untuk membidik sudut-sudut yang ada di sini.

    Di awal kedatangan, saya disambut oleh gapura depan yang dibuat seperti Gerbang Makkah yang ada di Jeddah, Arab Saudi. Seingat saya, "Gerbang Makkah" Masjid Ar-Rahman ini dibangun tidak di tahun yang sama dengan peresmian masjid, antara 2022 awal atau pertengahan, bebarengan dengan pembangunan perluasan masjid. Pokoknya 2023 sudah jadi, ahahahaha. ~XD



    Lalu yang membuat saya salah fokus setelahnya adalah payung-payung yang tegak berdiri di area teras, yang mana dibuat persis dengan desain payung raksasa di Masjid Nabawi. Hanya saja, payung di Masjid Ar-Rahman ini tak bisa menutup seperti yang ada di Masjid Nabawi. Pengunjung akan ternaungi dan tidak merasa kepanasan, sehingga tetap nyaman untuk berada di area teras.




    Fasilitas di Masjid Ar-Rahman: Utamakan Kebutuhan Pengunjung


    Berada di Masjid Ar-Rahman selalu membuat damai (bila sepi, WAKAKAKA). Ini yang sering kali saya rasakan apabila ada kesempatan beribadah di sini. Cukup sering berkunjung dari masjid ke masjid besar yang ada di Kota Blitar, saya berani masukkan Masjid Ar-Rahman dalam daftar masjid terbaik yang ada di Kota Blitar.

    Pengunjung dapat duduk lesehan dan berfoto santai di area depan, dengan latar belakang yang setiap tahunnya ganti-ganti. Kunjungan kali ini saya dapat foto berlatar masjid yang ada dua orang di samping kanan-kiri. Tahun lalu saat mengajak kakak sepupu ke mari, kalau tidak salah ingat latar belakangnya ada unta.




    Awal-awal datang ke mari setelah renovasi tahun lalu, saya kira tak boleh duduk lesehan di sini. Jebul malah saya bisa duduk lesehan sambil ngopi santai, ahahaha. Beberapa waktu sebelum kunjungan ini, saya dapat undangan bertemu teman yang kebetulan takmir Masjid Ar-Rahman, yang mana dapat banyak cerita tentang tempat ini. Salah satunya ya saya baru tahu bila di Masjid Ar-Rahman, pengunjung dapat duduk santai di area depan sambil makan, ngopi, bahkan ada yang bawa karpet sendiri, doongggg! Benar-benar wisata murah meriah penuh pahala. ~XD




    Pengunjung yang datang ke mari sangat beragam. Mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia. Takmir tidak membatasi, hanya saja pengunjung harus benar-benar menjaga kesucian, kebersihan, dan ketertiban saat di masjid.

    Di sebelah selatan teras terdapat fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi tensi, BB, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Pengunjung yang berminat bisa langsung melipir ke mari. Teman-teman saya beberapa waktu lalu dapat kesempatan periksa di sini, dan merasakan banget manfaatnya.





    Selain itu, ada fasilitas minuman air putih, teh, jahe, dan kopi yang disediakan secara gratis oleh masjid untuk para pengunjung, dan bisa minum sepuasnya! Benar-benar dibuat nyaman dalam berkunjung ke mari. Bahkan bila hari Jumat ada makanan khusus untuk jemaah yang salat Jumat di sini. Ramadan pun disediakan makanan berbuka untuk jemaah yang salat dan berbuka di Masjid Ar-Rahman. Benar-benar definisi masjid terbaik yang bikin nyaman beribadah.



    Masjid Ar-Rahman, Kota Blitar: Bikin Nyaman dan Betah Beribadah


    Memasuki pelataran teras bagian dalam, disuguhkan pemandangan yang menenangkan. Tempat yang lapang dan luas, dengan beberapa sudut yang terdapat beberapa Alquran dan tumpukan buku yasin. Biasanya bila Ramadan tiba, tempat ini penuh dengan jemaah perempuan.






    Tempat wudu disediakan di bagian depan dan belakang, dengan tempat yang luas, nyaman, dan bersih. Kemarin sempat intip yang bagian depan. Tempatnya nyaman banget dan pastinya tertutup, sehingga aurat pengunjung perempuan tetap terjaga.



    Fasilitas mukena juga disediakan aksesnya di ruang belakang dekat tempat wudu. Pengunjung dapat meminjam alat salat setelah wudu, dan nantinya bisa dikembalikan setelah selesai ibadah di tempat yang sudah disediakan. Mukena dijamin wangi, bersih, dan suci, karena memang dijaga betul-betul oleh pengurus masjid. Tidak salah bila masjid ini jadi kesayangan banyak orang. :"))

    Salat di dalam ruangan juga membuat betah beribadah lama-lama. Dengan pendingin ruangan yang terus berembus, bersih, rapi, juga karpet yang membentang dari utara ke selatan, membuat jemaah semakin nyaman. Hal lain yang jadi sorotan adalah bau ruangan yang harumnya persis dibuat seperti harum di Masjid Nabawi. Saya belum pernah ke Masjid Nabawi sih, namun dari penuturan teman dan pengurus masjid sana memang wanginya dibuat sama, bahkan diimpor dari sana (kalau enggak salah). Agar pengunjung bisa merasakan bagaimana nyamannya suasana salat di Masjid Nabawi.





    -------------------------------------------------------

    Kalau sedang mampir ke Blitar, wajib masukkan Masjid Ar-Rahman sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi! Kalau kamu, wisata religi mana yang jadi favoritmu? Tulis ceritamu di kolom komentar, yaaa!

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading


    Semakin dewasa, semakin memahami bahwasanya berbuat baik adalah salah satu sarana untuk membersihkan hati dan diri sendiri. Berbuat baik tak lagi sekadar ingin dipuji atau dipandang 'wah', namun demi ketenangan diri, juga menyadarkan bahwa manusia pantas menerima banyak kebaikan. Agak mbulet ya, bahasanya? Ahahaha. Pokoknya ya begitulah ~XD

    Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk mendulang banyak pahala, sebab di waktu inilah setiap gerak kebaikan yang kita lakukan mendapat pahala yang berlipat ganda dari biasanya. Ini nasihat yang pernah saya dapat dari guru mengaji saya saat kecil dulu, yang membuat saya bersemangat untuk melakukan hal-hal baik. Yah, namanya juga anak kecil, masih pamrih dan transaksional banget ke Gusti Allah, ahahahaha.

    Kegiatan sosial jadi salah satu kebaikan yang dapat dilakukan untuk meraup banyak pahala di bulan Ramadan. Berinteraksi dengan manusia-manusia baik lainnya, berbagi kebaikan dan keberkahan untuk meraih ridhaNya. Berikut adalah beberapa kegiatan sosial yang bisa kamu lakukan, baik secara individu maupun berkelompok:

    1. Berbagi takjil


    Berbagi takjil atau kudapan berbuka ini sering kali saya temui saat Ramadan. Berbagi bersama komunitas, teman sekolah, organisasi, bahkan beberapa instansi saya temui tatkala keliling kota. Kegiatan sosial yang cukup praktis, namun pahalanya luar biasa. Memberi makan orang berbuka adalah salah satu hal yang disukai olehNya.  

    Cukup menyediakan makanan yang pantas dibagikan, lalu bagikan ke tempat-tempat ramai yang banyak orang berlalu-lalang di sana. Sering saya temui orang berbagi takjil ini di sekitar jalan raya atau di masjid-masjid.

    Saya sendiri ada pro kontra terhadap fenomena berbagi takjil ini, kendati hal ini merupakan kegiatan positif. Pro, karena kegiatan ini jadi salah satu cara positif bagi manusia untuk berbagi kebaikan di bulan Ramadan. Di sisi lain ada hal yang membuat kontra, yakni saat berbagi takjil ini justru membuat jalanan macet, karena pendistribusian takjil ini hanya di salah satu sisi jalan saja. Yang harusnya segera sampai rumah untuk berbuka puasa, malah berjibaku dengan kemacetan hanya demi takjil gratis. Huhu~

    Semoga teman-teman yang ingin berbagi takjil makin paham situasi, ya!

    2. Buka bersama dan berbagi sembako di panti asuhan


    Kegiatan sosial yang satu ini sering kali saya temui saat Ramadan. Berbagi kepada yang membutuhkan, untuk belajar berempati. Beberapa tahun lalu saya pernah lakukan ini bersama teman-teman satu komunitas, dan ternyata respons dari orang yang ada di panti begitu baik luar biasa. :'))

    Untuk kegiatan satu ini tidak bisa dilakukan secara mendadak. Harus ada konfirmasi lebih dulu jauh-jauh hari, karena biasanya di panti ada jadwal sendiri setiap harinya. Pembagian sembako juga lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan panti, agar tepat sasaran dan lebih bermanfaat. Kalau mau lebih praktis bisa dalam bentuk uang. Bebas, yang penting niatnya. :D

    3. Sedekah rutinan melalui portal online


    Bila waktu dan gerak terbatas karena kesibukan Ramadan yang tak henti, ada satu kegiatan sosial yang bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus berpindah tempat, bahkan hanya dengan tiduran sudah bisa banget!

    Yes, sedekah online!

    Beberapa bulan terakhir saya coba sedekah online ini melalui aplikasi Kitabisa (bukan endorse, namun memang saya rasakan sendiri manfaatnya). Ternyata menyenangkan sekali! Memudahkan saya untuk terus konsisten meski saya tidak pantau, karena sudah saya atur otomatis berapa donasi saya, juga waktu donasi yang saya inginkan.

    Selain Kitabisa, sepertinya juga banyak aplikasi penyedia jasa sedekah online ini. Namun saya sarankan di Kitabisa, karena menurut saya pribadi cukup mudah prosesnya. :D

    --------------------------------------------------------------------

    Itulah tiga kegiatan sosial yang bisa dilakukan saat bulan Ramadan. Sesuaikan dengan kebutuhan, waktu, dan kemampuan diri sendiri. Dan yang paling penting: menjaga niat. Semoga selalu dimudahkan!

    Kalau kamu, apa kegiatan sosial yang kamu lakukan saat Ramadan? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar! ✨


    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024
    Continue Reading


    Entah dari mana budaya Lebaran harus mengenakan pakaian baru ini berasal. Namun yang jelas bukan dari lirik "Baju baru alhamdulillah, 'tuk dipakai di Hari Raya", karena kelanjutan liriknya pun berbunyi, "Tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju tetangga yang lama". Jadi sebenarnya tak punya pakaian baru pun tak masalah, asal masih punya baju yang pantas dipakai untuk bertemu sanak saudara dan handai tolan.

    Saya pun sebenarnya bukan tim harus beli baju baru saat Lebaran tiba. Memang pada dasarnya sedang meminimalisir jumlah pakaian yang dimiliki, jadi ketika menjelang Lebaran seperti ini tak panik lagi tentang baju yang sedang tren saat Idulfitri ahahaha. Tidak FOMO gitulah istilahnya. Selama masih pantas digunakan dan nyaman, saya pasti pakai. Tidak peduli dengan sindiran, "Kok bajunya itu-itu aja?" ~XD

    Trik demi trik saya lakukan untuk menjaga baju agar tidak menumpuk. Membeli baju sekarang pun cukup banyak pertimbangan yang saya lakukan, yang tak sekadar berkutat di desain saja. Tips ini juga bisa kamu gunakan untuk kamu yang sedang berusaha hidup minimalis namun masih tetap ingin punya baju Lebaran. :D

    1. Temukan " Strong Why" terlebih dulu agar makin yakin dan tak menyesal beli baju


    Menemukan "Strong Why" alias mengapa atau alasan harus beli baju saat Lebaran tiba perlu dilakukan untuk kamu yang minimalis. Atas dasar apa belanja baju, apakah sedang tren ataukah memang dibutuhkan. Apakah hanya lapar mata saja atau "pumpung" ada diskon. Apakah baju lama sudah terlihat usang, sobek di bagian yang sulit dijahit, atau tak pantas lagi dikenakan.

    Memang sedikit ribet di awal. Namun bila alasan kuatnya sudah jelas, akan lebih mudah untuk memilih dan memilah.

    Sedikit cerita, Ramadan ini saya sempat punya keinginan beli tunik. Mempertimbangkan beberapa pakaian saya yang sudah jarang digunakan dan saya pilih 'pensiun'kan, akhirnya ada ruang untuk saya punya baju baru (penjelasan ini akan saya ceritakan di tips berikutnya, heuheu). Namun setelah beberapa hari mempertimbangkan, ternyata keinginan saya belum sekuat itu. Ditambah, budget yang harusnya untuk pakaian saya alihkan ke hal yang lebih mendesak, AHAHAHA.

    Itulah pentingnya untuk menemukan "Strong Why". Pastikan diri jangan sampai goyah, ya!

    2. Pilih baju yang warna, desain, dan modelnya tak lekang oleh waktu


    Ketika ada kesempatan memilih baju Lebaran, sebisa mungkin pilihlah warna-warna netral yang tak habis dimakan usia. Untuk memperpanjang masa pakaian yang dikenakan agar tak mudah bosan. Biasanya warna-warna mencolok yang hanya tren saat itu saja lebih mudah bosan. ~

    Penting juga untuk memilih desain dan model yang dari waktu ke watu tetap nyaman digunakan. Saya sendiri cukup mempertimbangkan hal ini, yang menyebabkan banyak pakaian harian saya jatuh di warna netral yang cenderung gelap, dengan desain-desain polosan tanpa manik maupun motif.

    Kulot warna gelap dan tunik warna netral dengan desain polos adalah dua pasangan pakaian favorit saya, yang mana baru saya aplikasikan ke diri saya sendiri mulai tahun 2021an. Tunik dan kulot jadi tren yang tak lekang oleh waktu, dikenakan di zaman bagaimanapun tak akan bosan. Ada juga tunik yang saya miliki sejak 2016 dan masih awet saya kenakan hingga sekarang. ~XD

    3. Pilih baju dengan bahan yang nyaman digunakan, menyerap keringat, dan tak bikin gerah


    Saya cukup menyesal baru menyadari betapa pemilihan bahan terhadap pakaian itu di atas segalanya daripada hanya sekadar kalap pada model dan desain. Apalagi dengan pertimbangan harga yang murah meriah. Duh, sekarang menyesal banget rasanya. T-----T

    Ternyata ada beberapa bahan pakaian yang tidak membuat nyaman di kulit. Tidak menyerap keringat, membuat panas, hingga menimbulkan bau badan yang mengganggu, yang berujung jadi tak nyaman. Saya baru sadar akan hal ini di tahun 2022, huhuhu. Cukup terlambat T---T

    4. Pilih pakaian yang membuat nyaman beraktivitas dan leluasa untuk bergerak


    Lebaran identik dengan berkeliling ke sana-sini. Pemilihan baju yang memudahkan diri untuk leluasa bergerak menjadi cukup penting untuk dilakukan. Saya pribadi lebih suka tunik - kulot, dengan pertimbangan mobilisasi saya cukup banyak, namun tetap sopan dan rapi.

    Sesuaikan dengan diri sendiri, ya! 🙌

    5. Tetap sesuaikan budget dan jangan kalap!


    Yang paling penting adalah tetap memilih pakaian yang sesuai budget dan kebutuhan. Jangan hanya karena lapar mata, tetiba langsung kalap, wkwkkw. Pengingat untuk saya juga. ~XD

    --------------------------------------------------------------------------

    Itulah beberapa tips memilih baju Lebaran untuk Si Minimalis. Semoga dapat terbantu, ya!

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ▼  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ▼  April 2024 (6)
        • Kue Khas Lebaran yang Jadi Favorit
        • Mudik Lebaran 2024: Tradisi Idulfitri Selepas Pandemi
        • Ini Dia 3 Tempat Wisata Favorit di Blitar
        • Masjid Ar Rahman, Kota Blitar: Wisata Religi Terba...
        • Kegiatan Sosial yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadan
        • Tips Memilih Baju Lebaran untuk Si Minimalis
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top