facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Ramadan menjadi bulan menyenangkan dan penuh perayaan akan hal-hal baik. Banyak orang berlomba-lomba meraih kebaikan, menciptakan berbagai kegiatan positif yang bermanfaat dan bermakna bagi sesama, mendulang pahala dengan semata-mata mencari ridha dari Allah.

    Ngobrolin tentang tradisi Ramadan, saya hampir tidak menemukan satu yang khas, karena saya pikir seantero Nusantara standarnya ya sama saja. Hingga akhirnya saya teringat bahwasanya ada tradisi Ramadan yang bernama Maleman, yang masih rutin dilakukan saat Ramadan di kampung halaman Bapak saya.


    Maleman, Tradisi Berbagi Makanan di Bulan Ramadan


    Tradisi Maleman ini baru saya ketahui sejak beberapa tahun lalu, saat saya ada agenda berbuka puasa bersama keluarga Bapak di kampung halaman beliau. Saat itu, saya putuskan untuk salat tarawih sekalian di sana, setelah itu barulah saya pulang ke rumah. Iya, rumah kampung halaman Bapak masih terhitung cukup dekat bila dari rumah, hanya menempuh waktu 20-30 menit motoran ke sana. ~XD

    Sebelum salat tarawih, Budhe saya menyiapkan nasi dan lauk pauk yang dijadikan satu dalam wadah yang bernama marangan atau besek, kemudian dibawalah ke musala dekat rumah. Saya yang belum tahu apa pun saat itu hanya mengekor saja. Ikut salah tarawih seperti biasa, lalu doa bersama jemaah yang ada di sana.

    Nah, setelah berdoa inilah baru tradisi Maleman ini dilakukan. Jadi, tradisi Maleman ini merupakan tradisi berbagi lauk-pauk dan perbanyak doa di malam-malam ganjil 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Yaps, tradisi Maleman ini dimulai malam ke-21 hingga malam ke-29. Saya yang baru pertama kali tahu tradisi Maleman langsung bertanya ke Budhe, apakah ada alasan khusus di baik tradisi ini?

    Merayakan Lailatul Qadar Melalui Tradisi Maleman


    Budhe lalu bercerita bila tradisi Maleman ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Beliau bercerita tradisi berbagi makanan bersama jemaah ini dilakukan untuk merayakan malam Lailatul Qadar yang hadir di malam-malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan.

    Seperti yang diketahui bersama, bahwa malam Lailatul Qadar ini malam yang kebaikannya lebih baik dari 1000 bulan. Di mana di malam-malam tersebut banyak orang berlomba-lomba menjalani banyak kebaikan demi mendulang banyak pahala untuk meraih ridhaNya. Meski hanya Allah yang mengetahui kapan tepatnya malam Lailatul Qadar, sebagai hamba yang berproses untuk taat, tetap melakukan banyak hal baik di malam-malam ganjil 10 hari terakhir.

    Tradisi Maleman menjadi salah satu sarana untuk merayakan Lailatul Qadar. Sebagai wujud rasa bahagia dan rasa syukur, masih diberi umur untuk bertemu Ramadan dan kembali menjalani puasa di tahun ini hingga 10 hari terakhir. Merayakan bersama dengan jemaah yang juga sama-sama belajar untuk istiqomah dan taat di 10 hari terakhir Ramadan, dengan godaan duniawi yang begitu banyak.

    Saya telisik lebih jauh lagi, ternyata makanan memang jadi perekat dan salah satu wujud kebahagiaan, ya? Makanya saya suka makan, wkwkwkw ~XD (enggak ada hubungannya, Dhir. Elaah~)

    Tradisi Maleman Sebagai Sarana Mempererat Silaturahmi dan Keakraban


    Tradisi Maleman ini juga jadi sarana silaturahmi antarwarga, lo! Saya jadi ikut mengenal warga di lingkungan kampung halaman Bapak, yang mana beliau semua hanya tahu bila Bapak saya punya 3 orang anak namun belum tahu wujud anaknya saat sudah dewasa seperti apa AHAHAHAHA. Balada saya sudah jarang main ke kampung halaman Bapak karena kesibukan, huhuhu.

    Berbagi seperti ini juga melatih empati diri sendiri. Belajar untuk bersyukur atas karunia dariNya, masih bisa makan tanpa kesusahan beli beras dan lauk. Semoga rasa syukurnya masih tetap terjaga baik! ✨

    ------------------------------------------------------------------------------------

    Kalau di tempatmu, tradisi apa yang ada saat Ramadan tiba? Sila bercerita di kolom komentar, yaaa! 🙌

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading


    Memakai skincare secara rutin di bulan Ramadan, apalagi sudah menjelang usia 30 tahun ini hukumnya wajib dilakukan. Bahkan di luar bulan Ramadan pun, skincare tetap harus digunakan agar wajah tetap terawat dan tak mengalami penuaan dini. Bukankah wajah terlihat awet muda adalah impian banyak perempuan pengguna skincare? Hihihi~

    Saya sendiri baru kenal yang namanya skincare mulai tahun 2017/2018an, di saat banyak beauty influencer mulai gencar mengenalkan skincare. Agak telat memang, mengingat saya baru kenal skincare saat lulus kuliah, di mana kuliah saya saat itu di Surabaya, kota yang panasnya cukup membuat nyebut, HAHAHAHA. Kok bisa-bisanya saya bertahan tak pakai skincare di sanaaaa? Salah satu hal yang cukup saya sesali dalam hidup. T----T

    Setelah kenal skincare, saya langsung gencar memilih dan mencoba produk ini itu, hingga sekarang ada di titik tak ingin coba banyak-banyak lagi, karena sudah mulai paham apa yang dibutuhkan oleh kulit. Prosesnya bertahun-tahun, bahkan hingga sekarang masih coba belajar mengenal tipe kulit sendiri, yang mana tipe kulit saya adalah normal, namun di beberapa waktu ada beberapa jerawat muncul akibat hormon dan saat tak rajin skincare-an. Huhuu. ~

    Sekian tahun ber-skincare ria, akhirnya saya menemukan tiga hal penting dalam menjalani ritual skincare: cleansing - moisturizing - protecting. Ketiga hal inilah yang menjadi panduan saya dalam memilih skincare. Baru di usia 25++ tahun, saya menambah satu komponen penting lagi terkait skincare: exfoliating. Yes, cleansing - exfoliating - moisturizing - protecting.

    Berikut adalah skincare rutin Ramadan yang bisa digunakan untuk usia menjelang 30 tahun:

    1. Milk cleanser atau micellar water, tahap pertama membersihkan wajah (cleansing).


    Beberapa tahun belakangan, saya baru mengetahui bahwasanya membersihkan wajah itu terdiri dari dua langkah. Langkah pertama dengan menggunakan milk cleanser atau micellar water, disesuaikan dengan kebutuhan.

    Mengapa harus dua langkah? Karena membersihkan wajah hanya menggunakan facial wash saja, akan terasa kurang. Kotoran di wajah tak bisa terangkat secara maksimal. Saya sudah pernah membuktikan bagaimana perbedaan bila membersihkan wajah hanya satu langkah saja. Ternyata memang lebih bersih bila diawali dengan milk cleanser atau micellar water dulu. ~XD

    2. Facial wash, tahap kedua membersihkan wajah (cleansing).


    Sabun cuci muka atau facial wash digunakan setelah wajah selesai dibersihkan menggunakan micellar water atau milk cleanser. Sebagai tahap akhir dari cleansing, untuk mengangkat residu yang ada di wajah.

    Wajah terlihat lebih bersih dan cerah dari biasanya. ~XD

    3. Exfoliating, untuk mengangkat sel kulit mati.


    Beberapa tahun belakangan ini saya baru tahu, bila selain cleansing, exfoliating juga penting dilakukan untuk mengangkat sel-sel kulit mati yang ada di wajah. Sel kulit mati tidak cukup bila diangkat melalui facial wash maupun micellar water saja, namun ada toner atau serum khusus untuk mengangkat sel kulit mati yang tidak ada di permukaan.

    Sel-sel kulit mati bila tak diangkat akan menumpuk di dalam kulit dan membuat wajah teelihat kusam. Oleh sebab itulah dalam daftar skincare wajib yang digunakan, saya masukkan produk exfoliating. Bisa dengan toner atau serum, tergantung kebutuhan. :D

    4. Moisturizer, pelembap wajah untuk hidrasi kulit.


    Selain kebersihan, wajah harus dijaga agar tetap lembap dan tidak kering. Salah satu cara untuk menjaga kelembapan wajah bisa dengan menggunakan moisturizer.

    Penggunaan moisturizer biasanya dilakukan setelah penggunaan cleanser dan produk-produk exfoliate. Selain menjaga kelembapan, moisturizer juga dapat membuat kulit terasa lebih cerah, segar, juga lebih sehat, lo! Flek hitam dan bekas jerawat juga dapat tersamarkan. :D

    5. Sunscreen, untuk melindungi wajah dari sinar UV.


    Semua pemakaian skincare akan terasa tak berguna bila tak diakhiri dengan penggunaan sunscreen. Penggunaan skincare yang satu ini justru yang paling penting, karena berguna untuk melindungi wajah dari paparan sinar matahari yang berlebihan, yang tak baik untuk tubuh.

    Pengunaan sunscreen bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan kulit, mulai 30 SPF, 45 SPF, hingga 50 SPF. Sunscreen juga bisa membantu mencerahkan kulit dan membuat kulit tidak 'belang', loo! ~~XD

    Untuk produk-produk skincare yang bisa digunakan, pilihlah produk yang memang kandungannya mencakup semua yang dibutuhkan oleh kulit berdasarkan penjelasan di atas. Salah satu rekomendasi produk yang bisa digunakan ialah produk dari Theraskin, di mana produk ini sudah lolos BPOM, aman, dan halal digunakan.

    Theraskin, Kosmetik Bersertifikasi Halal yang Aman dan Teruji BPOM


    Theraskin merupakan brand pilihan pakar dermatologi sejak 2011, yang dikembangkan sebagai medical skincare untuk memenuhi kebutuhan skincare di klinik dokter dan apotek di berbagai penjuru Indonesia.

    Hal yang menarik dari Theraskin adalah, produk ini menawarkan rangkaian produk skincare dan body care yang efektif, aman, dan juga halal dengan harga terjangkau. Wow, sesuai impian banget, kan?

    Rangkaian produk Theraskin tersedia sesuai dengan jenis kulit, lo. Mulai dari ragam kulit berminyak dan berjerawat, kulit kusam dan flek, menua, hingga jenis kulit kering dan sensitif. Semakin tepat pilihan, produk skincare yang bekerja akan semakin maksimal. :D

    Dapatkan produk-produk Theraskin ini di toko kosmetik yang ada di kotamu dan melalui official shop Theraskin, yaa!

    ------------------------------------------------------------------------------------

    Menjaga kulit agar tetap sehat di bulan Ramadan adalah hal yang penting, sebagai wujud syukur akan pemberian dari Tuhan. Apalagi di usia menjelang 30 tahun, yang mulai mengalami penuaan dini.

    Jangan lupa untuk terus pastikan produk skincare yang dipilih adalah produk yang bersertifikasi halal, teregistrasi BPOM, dan aman digunakan seperti Theraskin, ya!


    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.




    Sumber: https://theraskin.co.id/







    Continue Reading


    Ramadan menjadi salah satu bulan favorit yang saya nantikan sepanjang tahun, karena jadi salah satu momentum baru untuk berbuat banyak kebaikan dan berbenah diri ke arah yang lebih baik. Sebab di bulan inilah pahala banyak dilipatgandakan. Yah, meski sebenarnya tak harus menunggu Ramadan dulu untuk berubah sih ya ahahahaha. Dasar Andhira! ~XD

    Berbicara tentang momen Ramadan tak terlupakan, memori saya selalu kembali ke masa kanak-kanak saat menjalani Ramadan untuk pertama kali. Saya ingat bagaimana euforia Ramadan itu meletup-letup di hati saya tatkala memasuki waktu tarawih hari pertama. Kala itu saya bersemangat sekali pergi ke musala dekat rumah, mengikuti salat tarawih sebanyak 23 rakaat. Lalu malam harinya memasang jam beker untuk bangun pukul 3 pagi menjalani sahur.

    Menonton Acara-acara Sahur di Televisi: Stasiun Ramadan, Opera Van Java Sahur, Yuk Kita Sahur


    Saya masih ingat betul sahur menjadi salah satu waktu favorit saya kala SD, karena banyak acara televisi yang menarik untuk ditonton. Beberapa di antaranya adalah Stasiun Ramadan, Opera Van Java Sahur, dan Yuk kita Sahur

    Acara televisi yang berada di RCTI ini jadi alasan saya untuk semangat bangun sahur, meski di satu waktu ada masa susah melek wakakakaka. Saya masih ingat bagaimana nada pembuka Stasiun Ramadhan ini, yang selalu terngiang di telinga saya. Banyolan khas Eko Patrio dan Ulfa Dwiyanti yang sukses mengocok perut saya kala itu. Ada pula Parto, Tukul Arwana, juga bintang tamu yang setiap harinya berbeda, menambah kelucuan dari acara Ramadan ini. ~XD

    Paling ingat ada lirik lagu terkenal pada masa itu, lagu dari Matta Band, Ketahuan, yang diubah oleh Tessy,
    "Aku tahuu, kamu ketahuaann~~~"
     Lirik lagu itu diubah pula oleh Eko Patrio yang dibumbui rasa humor, "O o, kamu ketuaan!" ~XD
    Jadi inspirasi saya untuk nyanyi dengan lirik yang diplesetkan, hahahaha.

    Masuk sekolah menengah pertama, tontonan saya bertambah di Opera Van Java Sahur. Acara sahur bawaan Trans 7 ini juga jadi salah satu tontonan selain Stasiun Ramadhan, jadi berselang-seling menontonnya. Parto, Sule, Andre Taulany yang humornya juga membuat saya tertawa terbahak-bahak di usia itu. 

    Di tahun 2013 saya masih menonton televisi. Sahur di tahun ini saya masih ingat betul dengan salah satu acara sahur yang berada di saluran televisi Trans TV, Yuk Kita Sahur. Acara yang dipopulerkan oleh Raffi Ahmad dan alm. Olga Syahputra ini juga turut mewarnai sahur Ramadan kala itu. 

    Duh, jadi nostalgia. Sahur saya jadi makin semangat dan berwarna! :"))

    Tadarus Al Quran Bersama Kawan di Musala: Makin Rajin, Makin Banyak Dapat THR


    Momen tak terlupakan lainnya saat Ramadan tiba ialah tadarus yang selalu diadakan sore hari di musala dekat rumah. Saya sering kali datang telat, karena mentang-mentang musala dekat rumah ahahahaha. Jadi datangnya ketika semua sudah hampir baca Quran, baru setelah itu giliran saya. Sebenarnya lebih ke malas antre saja sih, wkwkwkw. Sudah malas antre sejak dini. ~XD

    Tadarus di musala/langgar ini jadi kenangan tersendiri, karena saat itulah untuk pertama kalinya saya belajar percaya diri untuk mengaji dengan pengeras suara. Awalnya tentu deg-degan, apalagi suara akan didengar seantero RT, yang bila bacaannya terbata-bata, keliru, atau tidak pas tajwidnya akan terasa malu ahahaha. Namun pada akhirnya dari sana jadi sarana belajar saya untuk terus memperbaiki diri. :D

    Ada tahun di mana pada waktu itu ada donatur yang baik hati, di mana beliau mengatakan bahwasanya akan memberi THR pada kami semua yang mengaji, sesuai dengan banyaknya hari kedatangan. Pada saat itu per harinya kami akan dapat 1000rupiah, yang akan diambil saat hari raya. Sejak itulah saya rajin mengaji, agar dapat sangu yang banyak, ahahaha. Lumayan, 'kan, kalau 30 hari dapat 30ribu? Apalagi saat itu saya masih SD, yang mana uang tersebut sudah terbilang cukup banyak. :"D

    Sekarang sudah tidak tadarus di musala lagi, melainkan di rumah sendiri. Masanya sudah berbeda, hahaha. Namun kenangannya masih terus melekat di hati, sampai nanti.

    Mengisi Jurnal Ramadan dari Sekolah: Makin Banyak yang Diisi, Ada Rasa Kebanggaan Tersendiri


    Bulan Ramadan identik dengan mengisi jurnal Ramadan yang dibagikan oleh sekolah. Saya lupa tepatnya kapan dapat jurnal Ramadan ini, mungkin saat duduk di kelas 3 SD. Masih belum tahu apa saja yang harus diisi, masih belum paham betul.

    Seiring berjalannya waktu, semakin memahami apa saja yang harus dikerjakan di jurnal Ramadan itu. Setiap harinya bersemangat untuk mencentang semua kegiatan yang harus dilakukan, mulai dari salat fardu, tadarus, tarawih, juga mengisi ceramah. Semakin banyak terisi, rasanya semakin bangga, ahahahaha. ~XD

    Ngomong-ngomong tentang jurnal Ramadan, saya jadi teringat tahun 2023 kemarin sempat iseng beli jurnal Ramadan ala anak SD yang jadul pakai kertas HVS buram dan sampulnya yang khas gambar masjid, sebagai sarana nostalgia plus ingin Ramadan tahun itu sedikit berwarna. Saya isi jurnal tersebut dan minta tanda tangan ke imam tarawih musala saya (yang masih sama sejak saya SD) setelah salat. Beliau langsung tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan 'ajaib' saya yang satu ini. Lha gimana, usia udah 25++ kok ya masih minta tanda tangan kayak anak SD. ~XD


    Iseng banget minta tanda tangan imam tahun kemarin, ahahaha XD


    -----------------------------------------------------------------

    Sebenarnya masih cukup banyak momen Ramadan yang tak bisa saya lupakan, apalagi di masa SD. Masih jadi anak polos, rajin beribadah (meski harus ada
    iming-imingnya
    wkwkwk), takut bila 'bolong' puasa, tadarus, dan tarawih, juga masih banyak hal lain. Semoga rasa semangat itu terus membara (hufftttt, tumbuh dewasa kenapa semangatnya enggak kayak dulu, sih?)! :"))

    -----------------------------------------------------------------

    Kalau kamu, apa momen Ramadan tak terlupakan versimu? Ceritakan di kolom komentar, yaa!


    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.

    Continue Reading


    Ngabuburit menjadi hal yang dinantikan saat Ramadan, karena sudah mendekati jam berbuka setelah sekian jam lamanya berpuasa. Namun di sisi lain juga menjadi waktu gabut yang terbuang sia-sia, karena justru saking banyaknya hal yang ingin dilakukan, jadi tak melakukan apa-apa gegara bingung mau melakukan hal yang mana dulu. ~XD

    Saya sendiri cukup senang bila masuk waktu ngabuburit tanpa acara padat, karena waktu inilah saya bisa menikmati waktu saya sendiri, hahaha. Akhir-akhir ini kerjaan cukup padat merayap dari pagi hingga malam, sampai harus punya jadwal dan disiplin dengan jadwal yang telah dibuat agar semua tanggung jawab tetap terselesaikan satu per satu. Senang karena tak banyak waktu terbuang, namun di satu waktu ada sedihnya juga melihat tak banyak waktu luang untuk diri sendiri. Tapi enggak papa, tetap disyukuri atas apa yang telah ada. :D

    Lho, kok jadi curcol.... awoakwoakwo. Enggak papa, ya? Namanya saja blog pribadi. Banyak curcolnya ya wajar dong ya. Apalagi sudah mulai jarang nulis di sini, jadi sambil ngelemesin tangan yang sedikit kaku. Awoakowk (muke lu alesan aja, Dhir!) ~XD

    Seperti yang saya tulis di atas, ngabuburit jadi waktu yang menyenangkan, juga bisa jadi waktu yang membingungkan. Menyenangkan bila sudah punya rencana pasti kegiatan yang akan dilakukan. Akan terasa membingungkan, bila belum tahu atau malah terlalu banyak rencana yang berakhir wacana.

    Di bawah ini akan saya tuliskan beberapa ide kegiatan yang bisa dilakukan saat ngabuburit. Meminimalisir scroll scroll medsos dan dijamin kegiatannya berfaedah, hahahaha. Tentu saja ini berangkat dari pengalaman pribadi, meski saya hanya melakukannya saat ada waktu, huhuhu :"")))) (balada sepanjang hari isinya kerja-kerja-kerja terussssss).

    1. Tadarus


    Bukan jadi sok alim atau apa. Tadarus jadi kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan saat ngabuburit, apalagi waktu Ramadan tiba. Selain menambah pahala, tadarus jadi sarana untuk kembali berinteraksi dengan Al Quran dan belajar untuk mengenalnya lebih dalam.

    Saya masih belajar untuk mengenal Al Quran, karena semakin dewasa dan semakin paham, ternyata saya masih belum mengenal-mengenal banget. Padahal interaksi dengan Al Quran sejak SD, namun nyatanya harus rutin memelajari karena banyak sekali yang harus dipahami ulang agar tak salah tafsir.

    Kuy, adakan waktu untuk tadarus, agar diri dan hati semakin dilembutkan! (Saya pun masih belajar akan ini :")))

    2. Baca Buku


    Dewasa ini attention span semakin memendek, hingga rasanya membaca buku mulai tak senikmat dulu. Saat duduk di bangku sekolah, rasanya saya bisa menghabiskan waktu seharian penuh dengan buku-buku alias membacanya hingga habis. Namun sekarang, untuk mengadakan waktu baca buku 5 lembar saja sulitnya minta ampun, huhuhu.

    Saya telusuri kembali apa penyebab fenomena attention span dapat memendek. Ternyata salah satunya adalah pengaruh gawai dan media sosial yang makin beragam jenisnya. Tampilan video pendek padat informasi (yang entah benar atau salah) semakin memperparah attention span yang dimiliki.

    Saya sedang proses mengembalikan attention span yang memendek ini, salah satunya belajar kembali bersandingan dengan buku-buku. Mencoba kembali berkenalan dan interaksi dengan buku lama maupun buku yang belum pernah dibaca sama sekali.

    Memang tak bisa secepat itu perpindahan kebiasaannya, karena sudah bercokol selama bertahun-tahun. Sulit tidak berarti tak bisa, 'kan?

    3. Menulis di Media Sosial dan Blog


    Ide kegiatan lain yang bisa dilakukan saat mengisi waktu ngebuburit adalah menulis. Entah menulis di media sosial, blog, maupun platform lain. Menulis jurnal pun dapat dilakukan untuk mengisi waktu agar tak terbuang sia-sia dan menjadi hamba yang merugi. ~XD

    Menulis jadi salah satu kegiatan yang kembali saya rutinkan untuk mengembalikan attention span saya yang mulai banyak terdistraksi dengan media sosial. Meski menulisnya lewat ponsel (bahkan menulis tulisan ini pun), saya berusaha untuk tidak tergoda membuka media sosial. Yah, meski ini rasanya sulit sekali, WAKAKAKA. NANGIS. T---------T

    Banyak hal yang bisa ditulis saat Ramadan. Justru biasanya Ramadan jadi momentum menulis banyak pengalaman dan refleksi diri selama sebulan ke depan. Sering kali saya menemukan penulis yang menuliskan untaian hikmah di bulan Ramadan dan merangkainya dengan apik di media sosial maupun blog. Saya pun menulis kembali di sini juga karena adanya tantangan dari Blogger Perempuan yang rutin diadakan saat Ramadan. Dua tahun saya membolos, tahun ini sedang belajar menulis lagi. Semoga bisa menyelesaikan tantangan yang diberikan. ~XD

    4. Menonton Film, Menonton Video Kajian Bermanfaat dan Inspiratif


    Menonton jadi kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu mengabuburit, namun saya sendiri cukup berat dalam menjalaninya. 

    Entah mengapa, dari dulu saya paling lemah bila diminta menonton dengan jangka waktu yang lama, namun sangat betah bila diminta untuk membaca. Sebab itulah media sosial yang saya punya kebanyakan berbasis tulisan daripada gambar maupun video, seperti X (Twitter), Tumblr, dan blog. Instagram pun saya cari akun dengan basis storytelling, jadi akun tersebut lebih banyak cerita yang bisa saya baca. :D

    Tontonan yang bisa dilihat tentu saja tontonan positif yang banyak memberi sudut pandang dan inspirasi baru dalam menjalani hidup. Sesekali bisa menonton film sebagai selingan juga. Bebas, yang penting tak membuang waktu sia-sia dan percuma. ~XD

    5. Berkunjung ke Bazar Takjil Ramadan


    Bila empat kegiatan di atas tak berkenan dilakukan, bisa juga mengisi waktu ngabuburit ini untuk keluar rumah alias jalan-jalan sore.

    Hampir setiap kota di Indonesia saat Ramadan tiba sering kali diramaikan dengan Bazar Takjil Ramadan. Pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman berkumpul di satu tempat untuk menjajakan produknya pada masyarakat selama bulan Ramadan berlangsung.

    Di kota saya sendiri, Bazar Ramadan selalu ramai saat waktu ngabuburit tiba. Masyarakat keluar rumah mencari camilan maupun lauk untuk berbuka. Saya sendiri kebetulan dapat amanah bersama teman-teman karang taruna dalam mengoperasikan bazar takjil di salah satu titik bazar takjil di kota saya. Setiap sore cukup ramai bila cuaca mendukung. ~XD

    Silakan kunjungi bazar takjil Ramadan yang ada di kotamu! Eits, hati-hati, jangan sampai kalap, yaaa! ~XD

    -----------------------------------------------------------------------------------

    Itulah lima kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu ngabuburit saat Ramadan. Semoga bermanfaat, ya!

    Kalau kamu, apa kegiatan yang biasa kamu lakukan saat ngabuburit? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    -----------------------------------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.

    Continue Reading

    Satu hal yang ditunggu-tunggu saat Ramadan tiba adalah adanya takjil yang hadir setelah berpuasa seharian. Takjil pun beragam bentuknya, ada yang manis, gurih, hingga pedas. Namun dari semua takjil yang ada, tetap yang manis dan segar yang jadi pemenangnya. ~XD

    Ngobrolin tentang takjil, belakangan ini cerita lucu 'perang' takjil kian santer beredar. Adanya perang antara kaum muslim dan non muslim dalam mencari takjil di bazar Ramadan cukup seru untuk diikuti. Kaum non muslim yang bahkan sampai bela-belain menghafal Rukun Islam, Rukun Iman, dan memakai jilbab, menjadi hiburan tersendiri yang mengocok perut. Kok bisa sebegitu hebohnya perkara pertakjilan ini, ahahaha.

    Saya hanya jadi penonton saja, tidak ikutan borong takjil atau marah-marah dengan non muslim ini. Justru membuat Ramadan tahun ini semakin berwarna dan terasa asyik. ~XD

    Takjil sendiri bagi saya hanya sekadar pembatal puasa saja. Tidak terlalu menggebu-gebu harus cari takjil seperti A, B, C. Tidak melulu makanan atau minuman yang manis. Bahkan sekadar air putih pun rasanya sudah cukup bagi saya pribadi. Beberapa tahun belakangan memang berusaha membiasakan diri untuk tak banyak konsumsi manis, apalagi saat Ramadan ini. Kecuali memang dapat undangan dan diberi suguhan manis untuk berbuka. Sebagai bentuk dari menghargai pemberi, hihi.

    Beberapa takjil di bawah ini adalah favorit saya bila diminta memilih. Bukan sok jadi sehat, tapi memang sedang berupaya ke arah sana meski masih tergoda untuk beli takjil gorengan, ahahahaha. ~XD


    1. Buah Kurma

    Meski sempat tidak tertarik di awal, namun setelah saya coba, termyata justru kurma penyelamat saya dari kelaparan yang melanda. Hanya memakan beberapa butir saja perut terasa kenyang. ~XD

    Zaman kuliah di Surabaya beberapa tahun lalu ada masanya waktu Ramadan tiba pergi ke Ampel untuk belanja kurma, kemudian jadikan kurma itu santapan takjil selama beberapa hari ke depan. Perut sudah aman sekali. Balada anak kos yang apa-apa harus hemat, ahahahaha. ~XD

    Sekarang jadi doyan makan kurma, meski hanya beberapa jenis kurma tertentu. Kurma yang basah dan lembut (apa ya namanya? Saya tidak terlalu paham huhuhu) adalah kurma favorit saya. Bisa kalap beberapa butir kurma. ~XD

    2. Buah Melon

    Buah melon jadi buah favorit untuk menu takjil, karena rasanya yang segar dan manisnya enggak berlebihan. Selain lebih sehat, karena kebutuhan seratnya diperlukan tubuh, menu buah ini kaya akan kandungan air, yang membuat tenggorokan terasa segar.

    3. Buah Semangka

    Sama seperti melon, menu semangka ini juga jadi menu favorit untuk takjil, karena kandungan airnya yang cukup banyak mampu menuntaskan rasa dahaga selama seharian berpuasa. Selain praktis, menu buah-buahan ini juga terasa lebih menyehatkan.

    Sekarang ini cukup jarang menemui buah-buahan sebaagai menu takjil berbuka puasa, rata-rata  sudah dalam bentuk minuman atau makanan. Padahal menu seperti ini justru malah membuat badan lebih sehat daripada gorengan.

    Yah, meski saya juga kalau disuguhi menu gorengan saat berbuka masih saya makan, sih. Hihihi. Eman-eman, soalnya.

    4. Air Putih

    Banyak yang mengira bila berbuka hanya menggunakan air putih pertanda bukan orang berada alias tak memiliki uang untuk cari takjil. Padahal bisa jadi memang ingin mengubah gaya hidup mengurangi asupan manis dari minuman. Salah satunya saya sendiri AHAHAHAHAHAH. T----T

    Memang agak sulit, apalagi di tengah undangan buka bersama yang langsung dapat takjil minuman manis. Harus tahu diri dan bisa mengontrol diri agar tidak kalap dan minum berlebihan. ~XD

    -----------------------------------------------------------------------------------

    Itulah empat takjil menyehatkan tubuh yang bisa kamu nikmati tanpa takut tubuh akan bertambah berat badannya. Semoga bermanfaat, ya!

    Kalau kamu, apa menu takjil favoritmu? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    -----------------------------------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading


    Entah mengapa, acapkali memasuki bulan Ramadan keinginan beli jajan justru meroket di hari-hari biasa. Saya kira hanya saya saja yang merasakan, namun ternyata teman-teman saya pun. Scroll aplikasi antar makanan, atau sekadar jalan-jalan sore sembari ngabuburit. Tahu-tahu sudah dapat 1 kresek penuh, ahahaha.

    Beberapa tahun belakangan ini saya tak terlalu tertarik dengan belanja banyak jajan di rumah saat Ramadan. Cenderung memilih untuk berbuka dengan apa saja yang sudah disediakan. Berawal dari rasa bersalah saat telanjur beli jajan banyak-banyak karena lapar mata yang berujung tak habis dan jadi mubazir, akhirnya sekarang jadi cukup pemilih. Bila ada kesempatan mengabuburit saat beli jajan pun, saya sering kali hanya jalan-jalan saja cuci mata tanpa beli apa pun, heuheuheu.

    Berikut adalah jajan khas Ramadan yang cukup sering saya temui tatkala menghabiskan waktu jalan-jalan di pasar Ramadan:


    1. Kolak


    Kalau kolak ini sepertinya memang wajib dihadirkan saat Ramadan, karena kuahnya yang gurih manis dapat melegakan perut dan tenggorokan. Apalagi disajikan selagi hangat, wuih, makin mantap jiwa untuk dikonsumsi. ~XD

    2. Gorengan, Makanan Bakaran, dan Kudapan Kukus


    Gorengan, makanan bakaran, dan kudapan kukus jadi jajan khas Ramadan yang juga sering saya temui saat jalan-jalan di bazar Ramadan. Mungkin karena kepraktisan saat menyajikannya, murah meriah, ditambah rasa gurih yang menggoda, mampu menyelamatkan dari rasa lapar setelah seharian berpuasa.

    Gorengan sekarang pun bermacam-macam, tak hanya tahu, tempe, dan pisang goreng saja. Sekarang ada menu olahan ayam yang sedang viral, yakni Gohyong, yang kini mulai ramai orang berjualan. Menu bakaran seperti sosis, sate tahu, juga masih jadi primadona. Kudapan kukus seperti siomay dan yang sedang banyak diperbincangkan (alias sering lewat di beranda media sosial saya ahahaha), juga menu wonton.

    Duh, nulis ini jadi ngiler pingin beli HAHAHAHA.

    3. Es Buah


    Es Buah ini jadi menu andalan saat Ramadan. Apalagi sekarang ada es buah yang bermacam-macam isian, yang dibandrol dengan harga 5ribuan saja per cupnya. Murah meriah, sehat, namun tetap segar dan mengenyangkan.

    Menu es buah favorit saya tentunya adalah es blewah dan es melon, dengan sirup homemade yang aroma frambozennya sangat khas merebak. Aroma frambozen selalu mengembalikan ingatan saya ke memori masa kecil saat Ramadan, yang mana kala itu selalu semangat menunggu jam buka puasa hahahaha.

    Buah blewah dan buah melon adalah buah yang segar dan menurut saya yang paling cocok bila dipadukan dengan sirup aroma frambozen. Tekstur buahnya juga tak terlalu banyak kandungan air, sehingga tak gampang hancur bila dicampur dengan sirup ini.

    4. Sayur Terancam


    Sayur yang satu ini sering kali saya temui hanya saat Ramadan. Saya tak tahu pasti penyebabnya, namun dari analisis saya, ini karena sayur terancam merupakan sayur yang segar dengan bahan-bahan yang menyehatkan. Sayur terancam ini juga mudah dibuat dan praktis, bisa jadi pengganti sayur lain saat berbuka puasa.

    5. Es Teh


    Menu yang satu ini tentu tak luput dari daftar jajanan khas Ramadan, hahaha. Menu sederhana, mudah ditemui di mana-mana, namun kesegaran dan rasa khasnya mampu membuat mbasuh tenggorokan setelah berpuasa seharian.

    Racikan teh favorit saya adalah teh dengan kadar gula yang tak terlalu banyak, dengan aroma melati dan rasa sepat yang imbang. Dijamin, saya pasti akan kalap untuk menambah. ~XD

    ------------------------------------

    Tidak ada jajanan khas yang hanya hadir saat Ramadan, namun kelima jajanan di atas adalah kumpulan kudapan dan jajanan yang sering kali saya temui. Di kota saya pun tak ada kuliner khusus Ramadan, semuanya bisa ditemui sepanjang waktu. Heuheu.

    Kalau kamu, apa jajan khas Ramadan andalanmu? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    -------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading

    Sahur di bulan Ramadan sering kali menjadi momok bagi orang yang tak terbiasa bangun dini hari. Harus bangun pukul 3 pagi untuk makan agar kuat berpuasa seharian. Belum lagi anggota keluarga yang harus menyiapkan masakan (biasanya sih Ibu), selalu bangun sebelum anggota keluarga lain bangun untuk mempersiapkan makanan sahur.

    Tak jarang, banyak juga yang memilih untuk tak sahur karena tak terbiasa untuk melek sedari pagi. Padahal banyak sekali keberkahan yang diperoleh sewaktu sahur, karena salah satu waktu mustajab doa ada saat sahur. Momentum sahur pun tak dialami sepanjang tahun, hanya selama sebulan saja dalam setahun. Sedikit disayangkan bila harus terlewati. ~~

    Berbicara tentang makanan sahur, keluarga saya tak terlalu njelimet terkait makanan, apalagi makan sahur. Yang penting ada nasi dan lauk pauk yang bisa dimakan. Namun, sejak Ramadan tahun lalu, Ibu dan saya memiliki komitmen untuk perbanyak asupan sayur dan gizi seimbang, alias dalam piring harus ada nasi - sayur - lauk pauk. Meski masih ada gorengan dalam bentuk tahu, tempe, ayam, dan telur goreng, namun kandungan di dalamnya yang dibutuhkan alias protein. ~XD

    Beberapa menu sahur yang praktis dan pastinya sehat untuk dikonsumsi, bisa cek di bawah ini! Tentu ini berdasarkan dengan pengalaman saya pribadi, yang sedang berusaha membiasakan diri untuk konsumsi realfood di keseharian. :D

    1. Sayur Sop, menu sederhana kaya akan serat dan vitamin


    Sayur sop cukup sering menjadi menu utama keluarga saya, baik saat Ramadan maupun hari biasa. Ibu saya cukup telaten untuk membuat sayur sop, di saat banyak yang menjunjung tinggi makanan 'kering' karena lebih praktis. Ini juga karena permintaan saya pribadi yang harus tetap ada sayur WKWKWKW.

    Di bulan Ramadan ini, Ibu tetap mengusahakan ada sayur sop. Praktis, bahan-bahannya mudah ditemui, kaya akan serat dan vitamin yang baik untuk tubuh. Sebuah tip dari Ibu bila ingin lebih praktis, menyiapkan potongan sayur malam sebelum tidur. Agar saat bangun sahur, tinggal menumis bumbu dan masukkan sayur saja. Bumbu pun bila ingin disiapkan malamnya juga bisa banget, justru malah tambah praktis lagi. ~xD

    Estimasi waktu pembuatan: 15-20 menit.

    2. Tumis Kangkung, Tumis Tauge Tahu, Tumis Sawi: sayur andalan praktis yang menyehatkan


    Hampir sama dengan sayur sop, ketiga menu tumisan ini kerap hadir di meja makan saya di hari-hari biasa, sebagai selingan dengan sayur sop. Sahur untuk Ramadan hari kelima ini Tumis Tauge Tahu mulai menampakkan diri di meja makan. Menu yang menurut saya juga mudah dibuat, karena bahan-bahan yang diperlukan juga hampir sama dengan sayur sop. Hanya saja, kuah yang diperlukan tak sebanyak kuah yang ada di sayur sop.

    Tumis-tumisan ini jadi favorit saya, karena kebutuhan sayur saya tetap bisa terpenuhi. Belakangan, saya memang tak ingin ribet tentang olahan makanan. Bahkan rebusan sayur biasa tanpa bumbu pun sebenarnya tetap saya makan, asal kebutuhan serat saya dapat terpenuhi. Upaya untuk menjaga badan di bulan Ramadan agar berat badan tidak naik secara drastis dan tetap bugar, wkwk. Semoga seterusnya bisa tetap suka sayur!

    Jangan lupa untuk persiapkan bahan-bahan malam sebelumnya agar sat-set wat-wet, yaaa!

    Estimasi waktu pembuatan: 15-20 menit.

    3. Tahu, Tempe, Telur, Ayam: aneka lauk pauk kaya akan protein


    Lauk pauk menjadi hal wajib yang ada di piring saya. Mengikuti aturan Kemenkes yang menerapkan pola makan gizi seimbang dalam program "Isi Piringku", di mana dalam satu piring terdapat makanan pokok (karbohidrat), sayuran (memenuhi kebutuhan serat dan vitamin), lauk pauk (usahakan kandungan proteinnya cukup), dan buah. Khusus buah ini masih belum saya terapkan sepenuhnya, karena sering lupa buat belanja, HUHUHU. Sebab itulah saya perbanyak asupan sayur di piring saya. ~XD

    Lauk pauk yang biasa jadi andalan menu sahur praktis saya adalah lauk pauk yang memiliki kandungan protein. Tahu, tempe, telur, dan ayam, adalah 4 lauk yang silih berganti mewarnai hari-hari saya. Tak pernah bosan dengan keemoat menu ini, apalagi bila paham manfaatnya yang cukup baik untuk tubuh. Makin-makin kalap dalam konsumsi sumber protein ini. ~XD

    Saya masih belum begitu menerapkan clean eating dalam pola makan saya. Untuk lauk pauk ini masih saya goreng dengan minyak, hahaha. Masih belum bisa meninggalkan makanan gurih dan gorengan. Meski begitu, saya usahakan gorengan yang saya konsumsi ada kandungan protein di dalamnya, enggak hanya tepung-tepungan saja. Hihihi. ~

    Estimasi waktu pembuatan: 10-15 menit

    Untuk ayam goreng, jangan lupa marinasi terlebih dahulu sebelum tidur malam, agar bumbu lebih meresap.

    -------------------------------------------------

    Itulah ketiga masakan sahur yang bisa diadaptasi di rumah. Praktis, namun tetap menyehatkan, demi menjaga tubuh agar timbangan tak banyak bergeser ke arah kanan. Hihihi.

    Kalau kamu, menu sahur praktis apa yang kamu buat? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    ----------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.

    Continue Reading


    Ramadan sering kali dikaitkan dengan badan dan tenaga yang lemah, karena waktu mengisi energi hanya terbatas di dini hari dan setelah berbuka puasa saja. Padahal bila ditelisik lebih jauh, justru puasa ini menjadi ajang detoksifikasi diri terhadap apa yang dikonsumsi, baik bagi asupan tubuh, pikiran, maupun hati. Memilah dan memilih apa yang terbaik bagi diri. Sebuah investasi jangka panjang yang akan dirasakan manfaatnya sepanjang hidup.

    Tentang menjaga kesehatan diri, saya baru benar-benar sadar betapa pentingnya jaga tubuh sejak pandemi melanda. Di saat kawan-kawan lain di sekitar saya merasa timbangan bergeser ke arah kanan, saya justru sebaliknya. Yah, ini ada efek dari patah hati juga di akhir tahun 2019 yang membuat berat badan menyusut, kemudian puncaknya ada di pertengahan 2020. Benar badan saya ada di bawah 50 kg, namun itu tak membuat badan saya terlihat segar. Ibu saya bahkan mengatakan bahwa badan saya terlalu kurus yang terlihat seperti orang penyakitan kurang gizi. Mak jleb, namun saya lihat-lihat lagi kok benar adanya, awoakwoakow.

    Di tahun 2021 mencoba untuk perbaiki tubuh kembali. Apalagi saat itu saya mulai belajar nge-gym, jadi titik balik saya untuk mengulik tubuh yang saya tempati seumur hidup ini. Menyadari bahwa hanya punya satu tubuh tanpa cadangan, membuat saya tertampar untuk terus memperbaiki diri melalui pola makan, olahraga, dan pola hidup. Tentu saja tidak selalu konsisten di setiap harinya, hahaha. Namanya aja juga manusia. ~XD

    Hal yang harus disadari penuh sebelum memulai ubah pola hidup adalah memperbaiki pemikiran bahwa jaga kesehatan ini tak hanya untuk setahun dua tahun, namun sepanjang usia. Badan yang hanya satu-satunya, diupayakan untuk terus bugar agar mudah dalam beraktivitas, berdaya, berkegiatan ini itu tanpa banyak mengeluh jompo di usia muda. Yaps, di usia saya yang mendekati kepala 3 ini sudah banyak keluhan masuk dari teman-teman saya yang banyak bersahabat dengan obat-obatan, koyo, dan minyak karena badan lebih mudah lelah. :"))

    Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh saat berpuasa (dan sedang saya upayakan setiap harinya) di antaranya:

    1. Menjaga asupan air putih yang masuk ke tubuh


    Hal penting pertama yang selalu saya jaga saat Ramadan adalah asupan air putih yang masuk ke dalam tubuh. Semua orang tahu bagaimana pentingnya air putih untuk badan. Hal inilah yang sedang saya upayakan untuk tak lupa mengutamakan air putih saat sahur dan berbuka puasa, alih-alih menggantinya dengan minuman manis yang berkafein.

    Iya, sejak tahun lalu saya mulai mengurangi kebiasaan konsumsi minuman manis berkafein saat sahur dan berbuka puasa. Saya kira ini akan sulit, mengingat saya begitu rutin konsumsi minuman tersebut, utamanya saat sahur. Namun ternyata, ada perbedaan signifikan saat saya menggantinya dengan air putih saat sahur. Saya tak gampang 'beser' setelah subuh, juga lebih bugar saat menjalani puasa. ~XD

    2. Membatasi minuman manis dan gorengan, perbanyak sayur dan gizi seimbang


    Meski sulitnya setengah hidup, tapi saya coba upayakan untuk mengurangi minuman manis dan gorengan saat berbuka, dan menggantinya dengan air putih atau buah segar yang manisnya lebih alami. Balada mulai sadar bahwa badan sudah tidak seperti dulu yang gampang masuk makanan ini - itu, saya mulai dengan membatasi asupan gorengan dan minuman manis.

    Sejak beberapa tahun terakhir memang sudah mengurangi makanan dan minuman manis, jadi tak terlalu sulit bagi saya pribadi. Sesekali masih minum bila sedang nongkrong bersama kawan maupun dapat suguhan, itu pun bila nobgkrong saya minta takaran yang seminimal mungkin, hihihi. Yang paling sulit justru ada di gorengan ini sih, karena saya pecinta makanan dan masakan berumami. Benar-benar jadi tantangan tersendiri. :"))

    Mengupayakan untuk banyak makan makanan bergizi seimbang (karbo - protein - sayur) dibandingkan jajan/camilan yang minim gizi, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Semoga dimudahkan demi badan sehat bugar sepanjang Ramadan (dan sepanjang hidup!).

    3. Beri kesempatan badan untuk istirahat cukup


    Perkara istirahat ini memang jadi tantangan cukup berat, apalagi bagi saya yang kini aktivitasnya tidak selonggar beberapa tahun lalu. Dulu masih mudah mengadakan waktu istirahat, bahkan siang masih bisa tertidur haha. Sekarang hanya sekali-kali, bila siang tak ada jadwal keluar rumah.

    Apalagi di bulan Ramadan ini, aktivitas saya cukup padat sedari pagi. Bekerja, berkarya, tentunya juga memperbanyak cari pahala dengan aktivitas yang mendekatkan diri padaNya. Mengusahakan untuk tidak tidur lebih dari pukul 11 malam, agar tubuh mendapatkan haknya untuk istirahat (karena pukul setengah 4 pagi sudah bangun sahur, heheu). Yah, meski sesekali masih melanggar karena sulit merem, hahaha.

    4. Olahraga tipis-tipis, minimal peregangan tubuh


    Nah, ini yang paling jadi tantangan. Olahraga di bulan Ramadan! Duh, kalau dengar kata olahraga di bulan Ramadan, entah mengapa, bawaannya selalu lemas, hahahaha. Padahal justru olahraga tetap dianjurkan untuk dilakukan, asal waktu yang dipilih benar-benar tepat dan tidak mengganggu ibadah.

    Olahraga yang dilakukan bisa peregangan tipis-tipis pagi hari. Saat mengabuburit sebelum buka juga bisa melakukan angkat beban, atau jalan kaki keliling lingkungan rumah. Saya sendiri memilih untuk peregangan tipis pagi hari, karena sore hari hingga malam sudah ada rutinitas lain huhuhu. Namun untuk Ramadan kali ini, mencoba untuk olahraga sore, meskipun sekadar jalan kaki cari takjil muahahahaha. ~XD

    Itulah keempat cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tubuh agar tetap bugar saat menjalani puasa di bulan Ramadan. Kalau kamu, apa upaya yang kamu lakukan untuk membuat njaga badan agar tetap sehat dan bugar? Tulis ceritamu di kolom komentar, ya!

    ---------------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.
    Continue Reading

    Rasanya baru seperti kemarin melewati 30 hari Ramadan yang cukup mengkis-mengkis karena punya rutinitas baru. Mengisi jurnal Ramadan seperti anak SD (iya, tahun kemarin saya nekat beli jurnal Ramadan ala anak SD dan minta tanda tangan imam di musala saya, AHAHA), nulis refleksi Ramadan dengan segmen #NgabubuWrite di Instagram Story dan ternyata ada teman yang ikutan, ahahaha. Jebul ternyata sudah bersua kembali dengan Ramadan 1445 H.

    Tak mudah menahan diri untuk tidak menangis memasuki waktu magrib di tanggal 11 Maret kemarin. Untungnya saat itu posisi salat enggak di rumah, jadi malu kalau terlihat menangis di depan umum wkwk. Tangis haru, sebab Allah begitu baiknya masih mempertemukan saya kembali dengan RamadanNya tahun ini. Terima kasih, Allah Ya Rahim!

    Setelah dua tahun vakum, akhirnya coba memberanikan diri untuk ikutan BPN Ramadan Blog Challenge kembali! Rasanya seperti menemukan rumah untuk pulang setelah berpetualang. Menulis masih menjadi kegiatan menyenangkan bagi saya, kendati sekarang sudah jarang menuangkan pemikiran di blog ini. Padahal blog jadi salah satu 'rumah' utama akan tulisan-tulisan yang saya tak berani tuangkan di media sosial mana pun yang saya miliki. Semoga tulisan ini menjadi awalan baik untuk memulai kembali menulis di rumah kesayangan saya sejak 2010! (utamanya agar enggak sia-sia untuk perpanjang domain setiap tahunnya, WKWKWK. Udah bayar domain tapi tulisannya enggak banyak, kan ya eman banget. Huhuhu~)

    Tulisan pertama di 2024 ini (telat banget mengawali di bulan Maret, WAKAKAK) saya buka dengan tips menjalani puasa di bulan Ramadan. Tentu setiap orang memiliki cara dan tujuan masing-masing dalam menjalani Ramadan setiap tahunnya. Menyesuaikan dengan kebutuhan akan diri yang tak sama setiap individu. Ramadan saya tahun ini masih sama seperti tahun lalu, mengupayakan diri menjalani Ramadan dengan badan bugar, produktif, berdaya, dan penuh makna sesuai kemampuan diri.

    Beberapa hal yang coba saya lakukan demi mencapai Ramadan Sehat dan Penuh Makna di antaranya:

    1. Sahur dan Berbuka dengan Makanan Bergizi Seimbang


    Menjaga makan di bulan Ramadan adalah tantangan tersendiri. Kuliner manis dan gorengan terlihat menggugah selera dua kali lipat seperti biasanya. Hampa rasanya bila tak berbuka puasa dengan itu semua.

    Pandemi Covid-19 lah yang mengubah sudut pandang saya akan kesehatan. Beberapa tahun belakangan mencoba menerapkan prinsip "You What You Eat" di setiap makanan yang saya konsumsi. Masih tetap konsumsi gorengan dan kuliner manis, namun lebih membatasi diri. Ternyata cukup berdampak di badan saya. Timbangan tak mudak bergeser ke kanan, tetap ethes alias lincah tanpa banyak mengeluh lelah (kecuali saat masuk masa PMS dan menstruasi), juga terasa lebih bugar. ~~

    Ramadan kali ini masih sama seperti Ramadan tahun sebelumnya. Membatasi asupan kafein (teh manis) saat sahur dan berbuka, perbanyak air putih daripada minuman yang gulanya tumpah-tumpah, memastikan ada sayur dan protein dalam makanan yang dikonsumsi. Hal yang paling sulit memang membatasi gorengan sih, hahahaha. Untung Ibu masih mau bekerja sama dengan saya untuk tidak adakan gorengan di meja makan saat buka, kecuali kalau dapat takjil wkwk. Kalau itu di luar kontrol dan kuasa diri, hihihi.

    2. Menyeimbangkan Waktu Kerja, Istirahat, dan Ibadah.


    Bulan Ramadan adalah ladang pahala. Sangat disayangkan apabila waktu yang dipunya saat Ramadan ini tak diadakan untuk panen pahala.

    Saya masih belajar untuk ini. Sering kali belum dapat menyeimbangkan waktu kerja, ibadah, dan istirahat. Seringnya ibadahnya yang masih kurang, huhuhu. Kebanyakan kerja dan berkegiatan lain yang minim faedah, bahkan terkesan buang-buang waktu. Allah, ampuni. :'))

    Tahun ini mengupayakan diri untuk membagi waktu dan mencoba disiplin dengan pembagian tersebut. Pagi setelah tadarus subuh untuk menulis blog dan jurnaling, setelah dhuha mulai produktif bekerja hingga sore hari sebelum berbuka. Malam diisi dengan berbuka puasa, salat tarawih, dan lanjut membereskan kerjaan yang masih belum kelar dan bahas kerjaan untuk besok, sambil sesekali ngopi yang tak lebih dari pukul 10 malam (agak berat sih ini harus kelar ngopi pukul 10 malam, tapi dicoba dulu lah ya~).

    Semoga dimampukan prosesnya untuk tak sia-siakan waktu!

    3. Pasang Target Sesuai Kemampuan Diri


    Di awal Ramadan memang tergoda untuk pasang target setinggi mungkin. Ibadah A, B, C, melakukan hal ini dan itu.

    Tak ada masalah, sebenarnya. Hanya saja akan lebih baik bila diimbangi dengan kesadaran dan kemampuan diri agar tak berakhir wacana. Tak pasang banyak target atau tinggi pun pada akhirnya tak jadi masalah. Yang paling penting adalah konsistensi dan kuantitasnya secara bertahap, agar diri tak kepayahan dan api semangat untuk melakukan target tersebut tak padam alias TERUS MENYALA ABANGKUU! ~~

    Ingat, kualitas di atas kuantitas. ✨

    Semoga tiga tips (yang juga saya upayakan sekarang) di atas dapat membantumu untuk meraih Ramadan Sehat Penuh Makna, ya! Selamat berpuasa, semuanya! ✨

    ------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
    BPN Ramadan Blog Challenge 2024.

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ▼  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ▼  Maret 2024 (9)
        • Maleman, Tradisi Ramadan Unik Penuh Berkah
        • Skincare Rutin Saat Ramadan di Usia Menjelang 30-an
        • Momen Ramadan yang Tak Terlupakan
        • Ini 5 Kegiatan Bermanfaat yang Bisa Dilakukan Saat...
        • Takjil Ramadan yang Sehat dan Menyegarkan
        • Jajan Khas Ramadan yang Jadi Favorit
        • Ini Dia Menu Sahur Praktis yang Sehat dan Mudah Di...
        • Begini Caranya Jaga Kesehatan Tubuh Saat Ramadan
        • Tips Jalani Ramadan Sehat dan Penuh Makna
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top