facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Baru saya sadari, event Serang Culture Festival 5 yang sudah berlangsung sejak tanggal 1 September ini sudah memasuki rangkaian acara terakhirnya, yaitu Serang Barong Festival. Dan saya malah belum menulis tentang event ini di blog, padahal sempat menghadiri waktu pembukaan event ini yang dibuka dengan acara Festival Layang-layang. HAHAHAHA. Baiklah, mari ditulis saja demi mengarspikan momen-momen bagi saya yang gampang pelupa ini.

    Sejak tahun lalu, saya mulai mengikuti festival desa terbesar se-Blitar Raya ini, yang kala itu sudah berjalan tahun ke-4. Yap, tahun ini, Serang Culture Festival sudah berjalan tahun ke-5. Dan saya semakin salut dengan event yang berlangsung tiap tahun sekali di Pantai Serang ini, karena semakin menarik dan semakin keren!

    Ah, ya. Saya belum bercerita apa sih Serang Culture Festival itu wkwkwk. Udah main ngecepres aja. Eheu.

    Singkatnya, Serang Culture Festival merupakan sebuah event tahunan yang diselenggarakan di Pantai Serang, yang terletak di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Biasanya, event ini diadakan sekitar bulan September, yang mana di bulan ini mulai memasuki bulan Suro, jika menurut perhitungan jawa.

    Serang Culture Festival 5 kali ini mengusung tema Gunita Aguna Satwika. Tema ini diambil tiga kata dari bahasa sansekerta, yaitu “Gunita”, “Aguna”, dan “Satwika”. Gunita diartikan sebagai budaya atau kebudayaan, Aguna diartikan sebagai berguna atau bermanfaat, dan Satwika sendiri diartikan sebagai menyatukan budi dan jiwa. Dapat disimpulkan arti dari Gunika Agung Satwika adalah budaya bermanfaat menyatukan budi dan jiwa.

    Selain Festival Layang-layang yang menjadi agenda pembuka dari Serang Culture Festival 5, terdapat beberapa rangkaian acara yang dimulai dari tanggal 1 September 2019 hingga 22 September 2019. Diantaranya ada Upacara Adat Larung Sesaji 1 Suro yang berlangsung tanggal 2 September 2019, dilanjutkan dengan Pentas Seni Jaranan pada siang harinya, dan untuk acara malam hari ada acara Pantai Serang Bersholawat Bersama Habib Ja’far Al Jufri.

    Rangkaian acara seru lainnya ada Festival Patung Pasir yang diselenggarakan tanggal 8 September 2019, Pelepasan Tukik pada tanggal 14 September 2019 yang dilanjutkan dengan Serang Beach Jazz Festival pada malam harinya. Dilanjutkan dengan Serang Fishing Festival 2 pada hari Minggu 15 September 2019 dan Serang Beach Keroncong Festival pada hari yang sama di siang harinya. Rangkaian Serang Culture Festival ditutup pada tanggal 22 September 2019 dengan acara Serang Barong Festival.

    Kebetulan, dari banyaknya rangkaian acara menarik diatas, yang bisa saya hadiri hanya Festival Layang-layang saja HUHUHUHU SEDIH. Soalnya kebetulan ada acara yang barengan, plus kebetulan juga nggak ada teman yang bisa diajak. Hiks sedih :’) tapi nggak papa, yang penting sempat hadir di salah satu rangkaian acaranya.

    Acara ini dimulai pukul 9 pagi. Tapi saya baru berangkat dari rumah sekitar pukul 11 siang, karena menunggu teman yang baru bisa berangkat jam segitu. Untungnya hari itu saya bebas nggak ada tanggungan kerjaan, karena memang sengaja mengosongkan satu hari itu untuk liburan.

    Perjalanan memakan waktu 1,5 jam dari kota Blitar. Lumayan melelahkan tapi juga menyenangkan, karena jalan yang saya lalui nggak begitu banyak yang rusak. Oh iya, harga tiket masuk Serang Culture Festival 5 untuk event Festival Layang-layang ini sebesar 15.000 rupiah. Harga yang cukup murah untuk event seperti ini.



    Penonton yang membludak di event Festival Layang-layang. 

    Festival Layang-layang kali ini terdapat empat kategori yang menarik untuk dinikmati, diantaranya ada kategori Layangan Gapangan, Layangan Hias  Tradisional, Layangan Naga, dan Kite Combat. Tentunya banyak model layangan yang unik dan menarik, yang tentunya super seru.




    Kategori Layangan Hias. Yang kategori Layangan Gapangan nggak sempet moto gegara datang kesiangan HAHAHA. Untungnya acara masih awal banget.

    Oh, iya. Tak hanya warga Blitar saja yang menjadi peserta di Festival Layang-layang kali ini loh. Festival Layang-layang dibuka untuk umum, bisa diikuti oleh siapapun. Ada beberapa peserta yang berasal dari luar Blitar diantaranya Trenggalek, Kediri, Tulungagung, dan Malang.

    Peserta dari Trenggalek, yang membuat layangan hias dengan logo daerahnya sendiri :D

    Yang paling saya nanti-nanti sih sebenarnya kategori Layangan Naga. Soalnya paling seru! Melihat naga dan ekornya meliuk-liuk di udara tuh, amazing banget bagi saya. HAHAHAH. Maaf ndesoh. Kalau nggak salah dengar dari pembawa acaranya, panjang ekornya mulai dari 60 meter hingga 120 meter. Wow.





     Meliuk-liuk di udara~ btw butuh 3 hingga 5 orang untuk menenerbangkan layang-layang model naga seperti ini.

    Acara selesai sekitar pukul setengah 5 sore. Rencananya sih, pingin menikmati sunset di Pantai Serang, karena pantai ini (katanya) merupakan spot terbaik untuk menikmati matahari terbenam. Tapi apadaya, takut kalau pulang kemalaman. Dan kebetulan juga, si teman ngajak keponakannya yang masih SD hehehehe. Jadinya keinginan ini harus ditunda dulu, deh. Kapan-kapan kalau ada kesempatan lagi (....dan tentunya teman buat ngebolang). Pokoknya kudu wajib diagendakan kesini!

    (Eh, kalau ada yang mau ngajakin ke Pantai Serang buat nonton sunset, bisa banget nih. Saya siap berangkat dengan senang hati :p)





    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading


    Cukup banyak teman yang bertanya pada saya, “Ndir, kedai kopi/kafe yang paling enak di Blitar tuh dimana, ya?”

    Saya sebenarnya cukup bingung kalau ditanya seperti itu. Mengingat saya nggak terlalu suka coba-coba kedai/kafe baru yang sedang grand opening saat itu juga (kecuali kalau memang buat kerjaan).  Mungkin gegara ketika saya ngeluyur  selalu  posting di beberapa media sosial yang saya punya, jadi banyak yang menyimpulkan kalau saya suka pindah-pindah kafe/kedai kopi. Padahal mah, enggak. Murni penasaran pengen coba-coba aja. Hehehe.

    Bertahun-tahun nyobain kedai kopi/kafe kesana kemari (yang ada di Blitar), saya dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya, saya hanya mencari kenyamanan kedai kopi/kafe, bukan mencari ketenaran maupun hitsnya.

    Kalau untuk nyobain, okelah. Sekali atau dua kali datang berkunjung. Kalau sampai berkali-kali saya datang berkunjung ke tempat itu dan nggak bosan, berarti kedai kopi/kafe itu masuk dalam daftar rekomendasi kedai kopi/kafe nyaman versi Andhira. Heheheu.

    Beberapa kriteria yang saya gunakan untuk menentukan kedai kopi/kafe itu menjadi tempat yang nyaman bagi saya untuk nongkrong adalah:

    •  Tempat
    Tempat disini yang saya maksud nggak kudu instagramable. Saya bukan pecinta foto-foto, sih (Kecuali kalau untuk cari konten, ya. Itu aja seringnya moto tempatnya doang, nggak selfie. Heuheu). Yang penting, saya bisa nyaman berekspresi alias petakilan dan rame sak karepnya sendiri tanpa harus dipandang aneh oleh pengunjung lain. Dan yang paling utama, kedai kopi/kafe itu nyaman saya datangi ketika sendirian. Plus, suasana kedai kopi/kafe yang tenang dan nggak berisik.

    • Rasa
    Kalau untuk rasa, hampir semua kedai kopi/kafe yang saya kunjungi sih, punya rasa yang sama. Standar. Tapi memang ada beberapa tempat yang saya memang suka sekali dengan menunya, sampai-sampai kalau ke tempat itu harus-wajib-fardu ‘ain pesen itu. Heuheu. Dan kesemuanya masuk di daftar ini :D

    •  Barista Ramah
    Barista kedai kopi/kafe yang ramah menjadi nilai plus tersendiri bagi saya. Biasanya nih, yang membuat saya kembali lagi ke sebuah kedai kopi/kafe adalah baristanya yang bikin nyaman. Suka ngajakin ngobrol kesana kemari, bahkan dapet tips juga tentang percintaan wqwqwq. Saking akrabnya, udah kayak saudara sendiri.

    •  Harga
    Satu poin penting yang nggak lupa adalah perihal harga. Yaaa, standarnya kopi sih sekitar 10 ribu-an, lah. Minuman teh-teh yang lain pun, sekitar 5 hingga 10 ribuan. Makanan juga nggak terlalu mahal, sekitar 10 hingga 20 ribuan. Pokoknya, masih standar dan ramah di kantong saya yang pekerja serabutan ini wqwqwq~

    Yak, langsung saja bahas satu persatu. Barangkali tenyata ada kedai kopi maupun kafe nyaman versi kalian disini ;)

    Ruang Tuang, Kota Blitar



    Saya tak ragu lagi memasukkan Ruang Tuang sebagai kedai kopi ternyaman versi saya! Selain karena menu disini cocok di lidah saya, tempat ini membuat saya nyaman untuk nongkrong bersama teman, maupun datang sendirian. Bahkan, saya jadi punya banyak kenalan dan koneksi baru gegara sering nongkrong disini. Udah macam saudara sendiri.

    Tulisan lebih lengkapnya bisa dibaca di RuangTuang: Bukan Sekadar Tempat Ngopi (klik)

    Dapuroti Cake and Cafe, Kota Blitar



    Selain karena lokasinya yang sekarang ini dekat dengan rumah, tempat ini memang sudah menjadi tempat favorit saya sedari dulu sejak sebelum pindah di lokasi yang sekarang. Eheuheuheu. Hampir semua menu yang pernah saya coba disini cocok dengan lidah saya, mulai dari menu seblak, roti bakar daun pisang, overload milkshake, dan juga aneka teh. Tempatnya pun tenang, nggak berisik. Nyaman banget bagi saya untuk sekadar mencari ketenangan maupun inspirasi.

    Ulasan lengkap bisa disimak di Dapuroti Cake and Cafe: Nyobain Roti Bakar Daun Pisang (klik)


    Kopi Yan, Garum, Kabupaten Blitar



    Meski saya baru berkunjung sekali beberapa hari yang lalu, tapi saya langsung menemukan kenyamanan di kedai kopi yang terletak di Sawahan, Garum, Kabupaten Blitar ini. Tempat dan suasananya hangat, menu yang ditawarkan juga cocok di lidah saya, dan yang membuat saya senang, kedai kopi ini sudah tidak memakai sedotan plastik untuk penyajiannya! Jadi saya nggak harus repot-repot request buat nggak dipakein sedotan kalau kedai kopi/kafe itu masih menggunakan sedotan plastik.

    Lebih lengkap tentang kedai kopi ini bisa dibaca di Ngobrol Nyaman Bersama Kawan di Kopi Yan, Blitar (klik)


    Senyawa Kopi, Kota Blitar



    Bukan kedai kopi yang instagramable, menurut saya. Nggak cocok buat yang cari spot foto OOTD maupun selfie. Bahkan bangunan dari kedai kopi ini seperti rumah biasa, yang dijadikan kedai kopi. Tapi entah mengapa, saya betah sekali berlama-lama disini. Selain karena selalu mengajak teman ngobrol yang menyenangkan, disini saya menemukan ruang baca dengan tempat yang nyaman dan koleksi buku cukup banyak. Selain itu, sama seperti dengan Kopi Yan, di kedai kopi ini juga tidak memakai sedotan plastik lagi!

    Ulasan selengkapnya bisa dibaca di Senyawa Kopi: Nongkrong Tak Ada Canggung, Serasa Ngopi di Rumah Sendiri (klik)


     Kopi Loka, Kota Blitar



    Mengetahui kedai kopi yang ada di Jalan Lawu ini sudah cukup lama, karena lumayan sering melintas di jalan ini. Tapi baru sempat mampir dua bulanan yang lalu, gegara baru ada niatan pengen nyobain. Dan ternyata cukup asik, dong! Unsur kayu-kayuan yang kental, bisa milih duduk santai di kursi maupun glesotan lesehan, dan menu yang saya coba waktu beberapa kali kesini juga cukup cocok di lidah saya (terutama donat dan es susu regalnya). Heuheu.

    --------------------------------------------------

    Sekali lagi, ini murni penilaian saya pribadi, ya. Karena ini blog punya saya pribadi, jadi nulisnya ya menurut sudut pandang saya pribadi HEHEHEHE. Jadi mohon maaf, jika ada kedai kopi maupun kafe yang sekiranya menurut kalian hits atau asik tapi nggak masuk dalam postingan saya ini. Bukan berarti kedai kopi maupun kafe itu jelek ataupun nggak enak. Bukan. Tapi memang belum masuk di kriteria nyaman menurut saya saja.

    Bukankah selera orang itu berbeda-beda dan kita tak bisa memaksakannya? Hehehe.

    Jadi, adakah daftar diatas yang merupakan kedai kopi maupun kafe favorit ternyaman kalian di Blitar? Atau kalian punya rekomendasi kedai kopi/kafe lain yang patut saya coba? Kuy, bagi pendapatmu di kolom komentar, ya!




    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading


    Sesungguhnya, saya sudah mengetahui kedai kopi ini cukup lama. Jika ada urusan ke Blitar Timur, selalu melewati tempat ini. Tapi belum sempat mampir karena kebetulan saat itu belum ada teman yang bisa diajak ehuheuheu (btw, saya sedang dalam fase malas ke kafe/kedai kopi sendirian. Mon maap).

    Kemudian ngelihat instagram story dan baca blognya Mas Pandu Aji dan Mbak Rizky Almira yang sudah mampir kesini duluan dan bercerita tentang tempat ini, membuat saya tertarik untuk sesegera mungkin mengunjungi kedai kopi ini. Eh ternyata, waktu udah sampai sini untuk yang pertama kali beberapa minggu yang lalu, ternyata kedai kopinya tutup untuk sementara. Masih dalam tahap renovasi.  “O, baiklah. Belum rezeki”, pikir saya.

    Dan beberapa hari lalu, Mbak Verwati Iriani bercerita kalau kedai kopi ini sudah buka kembali! Oke baik, saya langsung gercep untuk segera mengagendakan berkunjung kemari. Dipilihlah hari Selasa, setelah menghadiri acara Marathon V60 di Lini Kopi.

    Eh sebenarnya nggak diagendakan lama juga, sih. Terpikirnya justru ketika sedang ada di Lini Kopi, tetiba pingin cabut dari situ, milih nongkrong di tempat lain.  HAHAHAHA, bhaiq. Langsung saja saya bersama beberapa teman dekat cuss ke kedai kopi ini, setelah jam menunjukkan pukul 8.30 malam.



    Dari beberapa postingan yang sudah saya baca, Kopi Yan buka sekitar pukul 16.00 hingga pukul 23.00. Waktu yang tepat sih menurut saya. Karena memang jam-jam segitu tuh, orang-orang mulai keluar mencari tempat nongkrong untuk melepas penat. Ngopi, ngobrol sambil rasan-rasan.

    Awal masuk tempat ini, saya suka sekali dengan suasananya! Hangat dan kental dengan tema minimalis. Sepertinya, minimalis memang sedang menjadi tren tema kafe dan kedai kopi masa kini, ya. Heuheuheu. Nggak masalah sih bagi saya. Justru saya menyukainya karena simpel dan tidak terlalu banyak ornamen.





    Menu yang ditawarkan juga cukup beragam, tidak hanya yang berbau kopi saja. Ada minuman manis dan tentunya jajanan sebagai teman ngobrol. Harganya pun termasuk murah dan ramah di kantong, loh! Dibandrol mulai harga 4000 rupiah, hingga yang paling mahal adalah Es Kopi Susu Yan dan Sugali, yang dibandrol dengan harga 11.000 rupiah. Harga yang menurut saya juga nggak mahal-mahal amat.

    Cukup lama mbulet di depan bar, saya menjatuhkan pilihan di Lemon Tea dan memesan camilan tempe mendoan, yang memang sudah saya incar setelah baca blognya Mas Pandu dan Mbak Kiki.

     Menu yang ramah di kantong, gaes! :D


    Saya pun langsung menemukan tempat favorit disini. Ada di salah satu ruangan yang berbentuk lorong, dekat kaca toko. Pas sekali untuk sekadar duduk santai ketika sendirian. Dan tentunya, tempatnya instagramable, loh! Cukup asik digunakan foto-foto untuk konten media sosial hihihi.

     Sudut favorit saya di kedai kopi ini :D

     Btw, saya baru nemu kursi dengan meja seperti ini di kedai kopi Blitar wkwkwk maaf ndeso. Unyu sekali :3



    Sudut yang menurut saya paling cocok buat ngobrol hihi

    Tempatnya asik banget buat nongkrong dan ngobrol lama dengan teman! Saya bahkan berkali-kali merubah posisi duduk dan cobain kursi lain beberapa kali saking udah nyamannya. Tapi yang paling penting sih, ngobrol sama siapanya. Heuheueheu. Kebetulan kemarin saya bersama teman-teman dekat saya, jadinya ya asik banget ngobrolnya. Mengalir sampai nggak kerasa udah malam.

    Mbak-mbak yang selalu jadi teman nongkrong nyobain kedai kopi dan kafe, Mbak Verwa dan Mbak Tutut ~XD minus Mbak Kiki, nih. Huhu. Terimakasih sudah menjadi teman Andhira, ya!

    Poin plus kedai kopi ini adalah tidak menggunakan sedotan plastik. Mereka menggantinya dengan sedotan stainless, yang kini sedang menjadi tren sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampai plastik. Salah satu langkah kecil untuk menyayangi Bumi. Saya senang sekali! Pasalnya, sebelumnya di Blitar saya hanya nemu satu kedai kopi saja yang sudah tidak menggunakan sedotan plastik untuk penyajian minumannya, yaitu di Senyawa Kopi, Kota Blitar.

    Lemon Tea dan Tempe Mendoan yang endolita~

    Sudah nggak pakai sedotan plastik lagi, gaes!

    Baca Senyawa Kopi Blitar: Nongkrong Tak Ada Canggung, Serasa Ngopi di Rumah Sendiri

    Untuk keseluruhan tentang kedai kopi ini, saya sangat suka! Mulai dari kehangatan kedai, tempat yang nyaman, hingga menu minuman dan tempe mendoannya yang endolita! Mungkin sedikit terganggu dengan suara kendaraan yang cukup banyak melintas, karena lokasi kedai ini berada di pinggir jalan raya utama Blitar yang merupakan jalan provinsi. Tapi tak masalah, kedai kopi ini tetap saya masukkan ke dalam daftar kedai kopi dan kafe favorit versi Andhira! Hihi.

    Tertarik untuk mengunjungi kedai kopi ini? Segera agendakan bersama teman-temanmu, gaes! (atau kalau mau nongkrong sama saya, juga bisa loh :p)

    -------------------------------------------------------------------

    Kopi Yan, Blitar

    Lokasi:
    Jalan Raya Sawahan, Pojok, Kec. Garum, Kabupaten Blitar

    Instagram:
    @kopi_yan

    Rekomendasi Menu:
    • -          Es Kopi Susu Yan Rp 11.000
    • -          Sugali Rp 11.000
    • -          Lemon Tea Rp 6000
    • -          Tempe Mendoan Rp 5000
    Tentang Kafe:
    Tempat yang cocok untuk ngobrol bersama kawan, diskusi ngomongin kerjaan, ngerjain tugas, hingga ngopi sendirian. Suasana hangat, menyenangkan dan cukup tenang. Oh iya, sudah tidak pakai sedotan plastik, loh!

    WiFi:
    Yaaassh!



    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading

    Tak mudah bagi saya untuk menemukan kedai kopi/kafe yang nyaman. Karena saya anaknya cukup saklek dan pemilih kalau ngomongin masalah kenyamanan *eaaaaa* . Nongkrong satu tempat ke tempat lain, seringnya hanya berakhir di satu atau dua kali kunjungan saja. Ya karena itu tadi, kenyamanan.

    Btw, cari kedai kopi/kafe aja butuh kenyamanan. Apalagi kalau cari jodoh, ya. Hm.... *dikeplak*

    Oke. Mari fokus ke topik utama.

    Nah, berhubung saya anaknya cukup pemilih, jadinya sekali nemu kedai kopi/kafe yang nyaman pasti bakal ngejogrog nongkrong disitu-situ aja. Yang ngelihat paling  ya udah bosan. Tapi sayanya nggak bosan-bosan gimana dong?? Huhuhu. Saking seringnya disitu-situ aja, sampai banyak yang udah bisa nebak kalau Andhira lagi nongkrong, paling ya di tempat A, di tempat B, atau kalau nggak gitu ya di tempat C. Yap, saking udah nyamannya, gaes.

    Salah satu pilihan saya untuk nongkrong bersama beberapa teman dekat saya ada di Senyawa Kopi, yang terdapat di Jalan Dr. Soetomo, Kota Blitar.

    Awal ngerti Senyawa Kopi sih, udah sekitar setahun belakangan ini. Dulu waktu awal-awal kemari gegara nyusul teman kesini, tapi ya nggak banyak kepo-kepo plus dulu nggak pesan apa-apa. Soalnya cuma bentaran doang abis itu cabut wqwqwq. Yha.

    Beberapa bulan kemudian, saya mengajak teman-teman saya yang lain buat nyobain kedai kopi ini. Baru saat itulah saya merasakan asik dan nyamannya Senyawa Kopi. Langsung saya masukkan dalam daftar rekomendasi kedai kopi ternyaman versi Andhira! (secepatnya akan segera dibuat postingannya~)


    Baca: Ruang Tuang: Bukan Sekadar Tempat Ngopi

    Hari Minggu kemarin, saya kembali mengunjungi kedai kopi ini untuk kesekian kalinya bersama Mbak Verwati Iriani, teman sesama blogger yang memang suka berkunjung ke tempat ini (Bahkan, kedai kopi ini merupakan salah satu tempat nongkrong favorit beliau, loh!). Saya disarankan oleh beliau untuk berkunjung waktu sore hari, karena kalau sore lebih asik buat cari foto-foto, katanya. Baiklaaah, saya manut saja. Dan ternyata, memang asik kalau sore hari, gaes! (Efek lebih sering kesini malam hari daripada sore)


    Senyawa Kopi kala sore hari

    Bangunan dari Senyawa Kopi tidak heboh seperti kedai kopi kekinian yang banyak ornamen maupun interior kekinian bertema industrial maupun minimalis. Sederhana, bahkan seperti rumah biasa yang dijadikan kedai kopi.

    Nah, justru disinilah uniknya! Serasa ngopi di rumah sendiri, karena saya merasa tempat ini lebih difokuskan untuk kita berinteraksi ngobrol intim bersama kawan-kawan, daripada hanya sekadar berfoto-foto demi story maupun feed instagram.



    Beberapa tempat yang ada di Senyawa Kopi. Bisa pilih di dalam ruangan maupun di luar. Serasa ngopi di rumah sendiri~

    Untuk menu, di Senyawa Kopi tersedia berbagai pilihan minuman dan camilan yang cukup beragam. Mulai dari espresso based, minuman teh, dan minuman manis lainnya seperti coklat, strawberry, dan menu unyu lain. Untuk snack sendiri ada kentang goreng, siomay, tahu tuna, dan juga canai. Harga sendiri dibandrol mulai dari 6 ribu rupiah hingga sekitar 15 ribu rupiah. Tidak menguras kantong sekali, bukan? Heuheuheu~



     Menu di Senyawa Kopi yang beraneka jenis dan murah meriah. Gausah bingung milih ya gaes~

    Yang membuat saya semakin betah di kedai kopi ini adalah adanya ruang baca di salah satu sudut ruangan! Duh, ini adalah satu poin plus bagi saya yang memang suka baca. Apalagi bukunya juga lumayan bagus-bagus dan ruangannya lesehan. Saya pernah hampir ketiduran ketika berkunjung beberapa waktu lalu sebelum ini, saking nyamannya bisa gelesotan di bawah ~XD (dasar gatau diri kamutu Dhir~)



    Rasanya pengen nginep disini aja kalau udah disediain bantal kayak gini tuh wqwq~

    Ah, ya! Satu nilai plus bagi kedai kopi yang ada di Jalan Dr. Soetomo ini adalah bagaimana usaha pemiliknya untuk mengurangi sampah plastik alias berusaha untuk zero waste. Dibuktikan dengan tidak adanya sedotan plastik dan tidak ada gelas plastik disini. Mengganti semua sedotan plastik dengan sedotan besi yang memang sedang hits digunakan dalam rangka mengurangi sampah sedotan plastik. Kwereeen!


     Sudah nggak pakai sedotan plastik lagi, gaes!


    Juga dijual totebag desainan sendiri untuk mengurangi kantong plastik. Salah satu upaya untuk menyayangi Bumi.

    Nah, bagaimana? Sudah tertarik untuk berkunjung kesini? Yuk, segera agendakan! Siapa tahu nanti kita bisa bertemu ;)



    Berkesempatan buat nyicipin single origin secara cuma-cuma disini wqwqwq. Terimakasih, Mas Kusem!


    Senyawa Kopi, Kota Blitar


    Lokasi:
    Jalan Dr. Soetomo no 2, Kota Blitar

    Instagram:
    @senyawa_kopi

    Tentang Kafe:
    Tempat seru untuk mengobrol intim bersama teman. Sudut baca yang menarik, nyaman, dan menyenangkan! Cocok untuk tempat nugas, ngobrol santai, dan juga mabar.

    WiFi:
     Yup!



    Andhira A. Mudzalifa

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ▼  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ▼  September 2019 (5)
        • Serang Culture Festival 5: Festival Layang-layang
        • Rekomendasi Kedai Kopi dan Kafe Nyaman di Blitar
        • Ngobrol Nyaman Bersama Kawan di Kopi Yan, Blitar
        • Senyawa Kopi Blitar: Nongkrong Tak Ada Canggung, S...
        • Tentang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top