30: Pengalaman Mengirim Kartu Pos Lebaran Melalui Kantor Pos

11.06.00

 

Terinspirasi dari beberapa tulisan pengalaman teman-teman yang melakukan postcrossing alias bertukar kirim kartu pos, saya akhirnya membuat rencana untuk mengirim kartu pos kepada teman-teman yang saya kenal di media sosial maupun di dunia nyata. Ingin merasakan kembali bagaimana rasanya berkirim kartu pos, karena terakhir saya berkirim kartu pos di usia 5/6 tahun, sekitar 20 tahun lalu, HAHAHA. Itu saja yang mengirim adalah ibu saya, bukan saya pribadi, jadi bisa dibilang saya tidak merasakan langsung bagaimana sensasinya mengirim kartu pos di masa itu. Hahaha. :D

Tentu saja saya awalnya bingung ingin mengirim ke siapa saja karena takut jika nantinya tidak ada yang berminat. Akhirnya saya menawarkan ke media sosial dan menawarkan ke teman-teman dekat saya, barangkali jika berminat, haha. Eh, ternyata respons dari teman-teman saya banyak yang positif! Alhamdulillaah. Terhitung ada 25 kartu pos yang saya kirimkan ke teman-teman yang menyebar di 7 provinsi yang ada di Indonesia, alias ada 25 orang yang saya kirimkan kartu pos. D

Jujur, saya tidak ada niatan untuk dikirimkan kartu pos balik oleh teman-teman yang saya kirimkan kartu pos, karena saya memang murni ingin merasakan pengalaman rasanya berkirim kartu pos di masa sekarang, di mana teknologi komunikasi terasa lebih gampang dan praktis daripada harus berkirim surat lewat kantor pos.


Membuat Kartu Pos Sendiri dan Menulis Ucapan

Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat kartu pos sesuai keinginan saya sendiri. Sebenarnya dari pihak Kantor Pos menyediakan kartu pos yang siap kirim (hanya tinggal menulis pesan dan nama penerima saja) dengan harga Rp500,- per lembarnya, namun saya lebih memilih membuat kartu pos sendiri, yang ternyata memang diperbolehkan. Untuk ukuran kartu pos sendiri sebesar kertas ukuran A6, yang merupakan standar ukuran kartu pos.

Kartu pos yang saya buat untuk dikirimkan ke teman-teman. :D

Yap! Saya menulis semua ucapan kartu pos yang saya kirim secara manual alias menulis satu per satu :D rasanya senang sekali bisa menulis sendiri semua kartu yang akan saya kirimkan, karena bisa menyampaikan pesan personal kepada teman saya sesuai keinginan saya. Berhubung mengirim kartu pos kemarin di masa-masa Ramadan mendekati Lebaran, jadi saya menulis seputar ucapan Lebaran beserta menyampaikan kabar.

Tip dari saya, jangan menulis pesan yang terlalu personal dan memuat hal yang rahasia (kecuali nama pengirim dan alamat, karena itu wajib dicantumkan untuk keperluan pengiriman), karena nantinya pengiriman kartu pos tanpa disertai dengan amplop, jadi pesan yang disampaikan akan terpampang nyata. Lebih baik menulis yang standar saja, demi keamanan. Hehehe.


Proses Pengiriman Kartu Pos Melalui Kantor Pos

Setelah kartu pos siap kirim, saya langsung ke kantor pos yang ada di kota saya untuk melakukan pengiriman. Tentu saja di awal saya sedikit kebingungan apa yang harus saya lakukan, namun setelah baca-baca tulisan dari teman-teman tentang pengalaman mengirim kartu pos, saya jadi sedikit tercerahkan.

Langkah pertama yang saya lakukan ketika sampai di Kantor Pos adalah menuju loket untuk mengambil nomor antrean, dan menunggu untuk dipanggil giliran. Saya menunggu tidak terlalu lama karena pada saat saya ke sana tidak terlalu banyak orang yang mengirim, jadi saya bisa segera mengirim.

Barulah sampai loket ini saya menyampaikan keperluan untuk mengirim kartu pos. Untung saja petugas posnya tidak bingung dan kaget mengapa di zaman sekarang masih ada yang minat berkirim kartu pos, hahaha. Kemudian saya diarahkan ke loket informasi untuk proses pengiriman lebih lanjut.

Kartu pos siap kirim. :D

Biaya Pengiriman Hanya Rp3000,- Ke Seluruh Indonesia

Salah satu alasan saya berkenan mengirim kartu pos ke banyak orang adalah karena biaya pengirimannya yang super murah! Hanya dibandrol Rp3000,- untuk pengiriman ke seluruh Indonesia, yang mana biaya itu diwakilkan dengan menggunakan perangko yang ditempel di kartu pos. Jadi begitulah fungsi dari perangko, teman-teman. Bukan untuk hiasan, melainkan sebagai alat pembayaran pengiriman surat-surat, termasuk juga perangko.

Kemarin saya langsung memilih perangko bernilai Rp3000,-, yang saya beli di kantor pos langsung. Jadi sebelum saya melakukan pengiriman, saya menempel perangko terlebih dahulu di semua kartu pos yang saya kirim. Satu perangko untuk satu kartu pos ya, dan tentu saja untuk sekali pakai. :D


Setelah penempelan perangko selesai, saya langsung setor di loket tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Cukup hanya lewat perangko saja. :D


Pengiriman Tidak Bisa Dilacak Oleh Sistem

Dengan harga pengiriman yang super murah, kartu pos ini tidak masuk dalam sistem, dalam artian pengiriman kartu pos ini tidak bisa dilacak sampai mana pengirimannya, tidak bisa ditebak kapan datangnya, hahaha. Jadi benar-benar harus sabar menunggu, dan itulah sensasinya! Makanya kemarin ketika saya mengirim berpuluh kartu itu saya banyak-banyak berdoa semoga bisa sampai di tangan penerima dalam keadaan baik dan tepat waktu.

Berhubung saya melakukan pengiriman menjelang Lebaran, jadi saya melakukan pengiriman kartu pos di awal-awal Ramadan hingga pertengahan Ramadan, yang mana saya berharap kartu pos saya bisa sampai tepat di Hari Lebaran. Perkiraan sampainya tidak tentu, soalnya. Bisa satu minggu, dua minggu, bahkan berbulan-bulan. Bahkan ada teman saya yang melakukan pengiriman kartu pos di tahun 2018 akhir, sampainya di tahun 2019 atau tahun 2020 awal gitu, huhuhu. Padahal alamat pengiriman hanya berbeda kota saja. Makanya saya mengirim kartu pos kemarin di awal-awal Ramadan, jaga-jaga apabila nantinya telat sampainya, wkwkw. Bahkan harus melapangkan hati apabila kartu saya tidak sampai. :’))))


Pengalaman Mengirim Kartu Pos: Menyenangkan!

Menjadi pengalaman baru bagi saya pribadi. Setidaknya saya pernah merasakan bagaimana rasanya mengirim kartu pos, yang ternyata tidak ribet dan menyenangkan. Harus telaten dan sabar menunggu, hahaha.

Setelah beberapa minggu, ada beberapa kartu saya yang sudah sampai ke penerima, meski terpantau masih separuh yang menerima, hahaha. Bahkan ini kartu yang saya kirim ke teman saya yang satu kota saja ada yang belum sampai, wkwkw. Malah ini yang kotanya jauh dari kota saya sudah pada sampai. ~XD memang tidak bisa diduga dan dilacak, wkwkw. Sabar, sabar, dan bersabar terus deh intinya. :D

Banyak penerima kartu pos dari saya ini bercerita bahwa baru kali pertama ini mendapatkan kartu pos, hahaha. Bahkan ada yang tidak sabar untuk menerima, pula. Senang bisa membuat Lebaran orang lain menjadi berwarna dan ada sesuatu yang ditunggu. :D

Semoga senang dengan kartu pos yang saya kirimkan, ya! Maaf sementara ini hanya bisa berkirim kartu pos, wkwk. Doakan saya ada rezeki untuk kirim-kirim hampers ~XD

------------------------------------------------------

Teman-teman sendiri ada pengalaman berkirim kartu pos, nggak? Atau cerita bagaimana mendapat kartu pos dari teman-teman? Yuk, yuk, kita cerita-cerita di kolom komentar! :D

------------------------------------------------------

Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.

You Might Also Like

2 comments

  1. Itulah yang brarti, dhira tulisa satu pesatu kartunya untuk teman-temannya. Terima kasih pengalamannya dhira, jadi pen nyoba deh kapan kapan :)

    BalasHapus
  2. lucu banget sih kartu posnya.
    Salut banget bisa sebegitu sabar bikin kartu dan dikirimin satu persatu.
    Apalagi kirimnya nggak tahu kapan nyampenya, hihihi.
    Saya udah jarang banget, bahkan dibilang ga pernah dong kirim kartu pos, hehehehe

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)