facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco

     


    Pandemi masih berlangsung hingga saat ini, namun saya yang notabene suka jalan-jalan dan keluyuran ini sudah rindu sekali dengan liburan, utamanya liburan di alam bebas. Hingga pada akhirnya ada edaran dari pemerintah bila wisata sudah buka (namun tetap memerhatikan protokol kesehatan), saya pun turut senang, namun juga tetap waspada ketika nantinya ingin berlibur di tempat wisata. Saya juga memilih tempat yang masih satu kota dengan tempat tinggal saya, bila luar kota pun saya memilih yang dekat-dekat saja, masih belum berani jauh-jauh, hihi.

    Kemarin, si Bapak tiba-tiba mengajak saya beserta Ibu dan Adik untuk kondangan ke daerah Serang, yang masih masuk dalam wilayah Blitar. Saat itu waktu menunjukkan masih siang hari, yang mana rencananya akan berangkat sore hari. Entah mengapa saya tiba-tiba kepikiran melobi Bapak untuk sekalian mampir ke Pantai Serang, yang mana lokasinya cukup dekat dengan rumah saudara saya yang akan saya kunjungi nanti. Ternyata usulan saya ini diterima oleh Bapak, dong! HAHAHAHA. Saya pun segera mempersiapkan diri, membawa sandal cadangan untuk main ke pantai, kendati pakaian saya nantinya tetap memakai baju kondangan, wkwk.


    Perjalanan Menuju Pantai Serang, Blitar

    Lokasi Pantai Serang ini berada di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Di mana waktu tempuh dari rumah saya menuju pantai ini mencapai 1 jam. Kemarin saya mengambil rute Kota Blitar – Kanigoro – Jegu – Margomulyo, ikuti anak panah ke arah Pantai Serang. Bisa juga apabila lewat perempatan Lodoyo ke timur, lebih mudah jalannya, hehe.

    Perjalanan kemarin terpantau lancar tanpa ada kemacetan dengan akses jalan yang sudah cukup bagus, meski ada beberapa lubang di beberapa titik jalan. Wajar sih, namanya juga jalan umum, apalagi daerah sini juga dilewati dengan kendaraan muatan besar. Harus lebih waspada dan hati-hati.


    Pantai Serang, Pantai Blitar dengan Bentang Pantai yang Panjang

    Kami sampai di sana sekitar pukul 5 sore, setelah sebelumnya mampir sebentar di rumah saudara. Cukup sore, tapi menurut saya ini waktu yang pas sekali. Kami sampai dengan suasana pantai yang masih terlihat cukup ramai, namun tidak membludak. Mengingat waktu yang menunjukkan menjelang magrib.


    Pantai Serang termasuk dalam jajaran pantai dengan bentang pantai yang panjang. Termasuk salah satu dari tiga pantai dengan bentang pantai terpanjang di Blitar selain Pantai Jolosutro dan Pantai Pasur. Dengan bentang pantai yang panjang ini, Pantai Serang memiliki ombak yang cukup besar, jadi tidak disarankan untuk berenang.


    Pantai Serang memiliki pasir berwarna hitam. Itu sebabnya tidak disarankan untuk melepas alas kaki ketika siang hari, karena pasir terasa panas. Pernah saya mencoba nekat melepas alas kaki di pantai berpasir hitam (tapi bukan Pantai Serang), rasanya kaki saya seperti terbakar! Hahahaha. Langsung kapok, tidak mau melepas alas kaki lagi. ~XD


    Menikmati Sunset di Pantai Serang untuk Pertama Kali

    Tujuan saya memilih untuk berkunjung ke Pantai Serang saat sore hari adalah saya ingin merasakan sensasi menikmati sunset alias matahari tenggelam di pantai ini. Iya, meski saya sudah main-main ke pantai ini beberapa kali, saya belum pernah mantai ke sini hingga malam hari karena takut akan balik ke rumah nanti bagaimana, mengingat kondisi jalan yang cukup gelap dan ada beberapa titik yang berlubang. Nah, mumpung ke sini bersama keluaga, jadi sekalian saja milih sore hari. Plus dipastikan juga aman, karena bersama keluarga. Huahahaha, kondangan bonus piknik ini ceritanya. ~XD

    Tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa Pantai Serang memiliki spot sunset terbaik di pantai Blitar, karena memang sebagus itu! Huhuhu. Saya sampai tidak berhenti untuk mengagumi langit dan mengucap puji-pujian dalam hati karena langitnya sedap sekali dipandang. Menyegarkan mata dan menenangkan jiwa, utamanya bagi penyuka sunset.



    Langit tanpa edit. Masyaa Allaah :''))))))

    Fasilitas yang ada di Pantai Serang, Blitar

    Pantai Serang sudah dikelola dengan baik oleh warga setempat, terbukti dengan adanya fasilitas yang lengkap, mulai dari kuliner, musala, toilet, hingga fasilitas hiburan lain seperti ATV yang bisa disewa. Kemarin saat sore hari ternyata masih cukup banyak orang yang menyewa ATV ini. Memang paling menyenangkan jika menyusuri pantai dengan menggunakan ATV, karena bentang pantainya cukup panjang. Lumayan membuat kaki gempor, hahaha.

    Warung makan di Pantai Serang

    Penyewaan ATV di Pantai Serang

    Tiket masuk ke Pantai Serang sendiri saya kurang tahu, kemungkinan berkisar antara Rp5.000,- hingga Rp7.000,-. Saya kemarin masuk tanpa membayar, karena saya datang sudah sore hari. Biasanya kalau sudah menginjak pukul 16.00 sudah tidak ada petugas penjaga tiket, sih. :D


    Serang Culture Festival, Acara Tahunan Pantai Serang, Blitar

    Satu hal lain yang membuat saya harus mengunjungi Pantai Serang setidaknya setahun sekali adalah adanya acara Serang Culture Festival, yang mana acara ini diselenggarakan setiap tahunnya di bulan September. Di mana acara Serang Culture Festival ini memiliki beberapa rangkaian acara, yang diadakan selama satu bulan lamanya. Di antaranya ada Festival Layang-layang, Festival Patung Pasir, Pelepasan Tukik, Serang Beach Jazz Festival, Serang Fishing Festival, Serang Beach Keroncong Festival, dan biasanya ditutup dengan Serang Barong Festival.

    Serang Culture Festival 5, tahun 2019. Dua tahun silam. :D

    Saya rutin hadir di acara ini sejak Serang Culture Festival tahun ke-4, sejak tahun 2018. Biasanya saya hadir di pembukaan, saat Festival Layang-layang. Begitu pula untuk tahun selanjutnya, saya juga hadir di event yang sama. Untuk event Festival Layang-layang Serang Culture Festival, pernah saya tuliskan di postingan ini. :D

    Baca: Serang Culture Festival 5: Festival Layang-layang

    Sayangnya Serang Culture Festival ini harus terhenti untuk sementara sejak tahun lalu karena adanya pandemi. Semoga pandemi segera berakhir dan acara ini bisa dihelat kembali. Saya sudah rindu untuk mengabadikan momen-momen yang ada di acara ini. :’))))


    Merekam dan Mengabadikan Perjalanan dalam Bentuk Digital

    Berbicara mengenai mengabadikan momen dan perjalanan, saya pun ada dalam barisan ini. Yap, bisa dibilang saya anak konten, kendati saya tetap bisa menikmati setiap perjalanan karena hanya momen-momen tertentu saja saya memotret atau merekam. Hal ini saya lakukan karena saya anaknya gampang pelupa, hahaha. Jadi harus selalu siap sedia kamera untuk merekam momen-momen, utamanya ketika sedang jalan-jalan maupun kegiatan konten-able lainnya, ihi.

    Selain saya simpan di galeri handphone, biasanya saya juga mengunggah setiap momen yang saya rekam ke media sosial yang saya punya. Tentunya, untuk mengunggah konten-konten yang saya rekam dan saya buat ini saya membutuhkan provider yang oke punya. Pilihan saya tak lain dan tak bukan tentu saja jatuh kepada Smartfren GOKIL MAX!


    Smartfren GOKIL MAX ini dibekali dengan jaringan telekomunikasi Smartfren yang 100% 4G, dengan kuota mencapai 36 GB, yang mana kuota ini bisa digunakan di waktu pagi, siang, atau malam hari. Sepuasnya, di semua aplikasi, tanpa batas waktu~~ aku merindu~~ *lho, kok jadi lagunya Ikatan Cinta gini yak? ~XD*

    Yak, memanglah ini yang saya butuhkan sebagai generasi konten. Bahkan ada tambahan extra kuota sebesar 70 GB di jam 00.00 hingga 05.00 di semua aplikasi, loh! Benar-benar provider sahabar generasi konten banget, ya?

    Smartfren GOKIL MAX ini sudah bisa diperoleh di 144 kota yang ada di seluruh Indonesia, yang meliputi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara, loh. Gokil!

    --------------------------------------------------------------

    Jangan lupa untuk tetap memerhatikan protokol kesehatan apabila sedang berwisata, ya! Sehat-sehat selalu untuk teman-teman di mana pun teman-teman berada. :D

    Bagi teman-teman yang penasaran dengan wisata Blitar, yuk yuk, sini silakan tanya-tanya, barangkali saya bisa membantu. Atau barangkali malah mau langsung wisata dan mengajak saya? HAHAHA. Langsung kontak saja, ya! :p

    Continue Reading

     

    Terinspirasi dari beberapa tulisan pengalaman teman-teman yang melakukan postcrossing alias bertukar kirim kartu pos, saya akhirnya membuat rencana untuk mengirim kartu pos kepada teman-teman yang saya kenal di media sosial maupun di dunia nyata. Ingin merasakan kembali bagaimana rasanya berkirim kartu pos, karena terakhir saya berkirim kartu pos di usia 5/6 tahun, sekitar 20 tahun lalu, HAHAHA. Itu saja yang mengirim adalah ibu saya, bukan saya pribadi, jadi bisa dibilang saya tidak merasakan langsung bagaimana sensasinya mengirim kartu pos di masa itu. Hahaha. :D

    Tentu saja saya awalnya bingung ingin mengirim ke siapa saja karena takut jika nantinya tidak ada yang berminat. Akhirnya saya menawarkan ke media sosial dan menawarkan ke teman-teman dekat saya, barangkali jika berminat, haha. Eh, ternyata respons dari teman-teman saya banyak yang positif! Alhamdulillaah. Terhitung ada 25 kartu pos yang saya kirimkan ke teman-teman yang menyebar di 7 provinsi yang ada di Indonesia, alias ada 25 orang yang saya kirimkan kartu pos. D

    Jujur, saya tidak ada niatan untuk dikirimkan kartu pos balik oleh teman-teman yang saya kirimkan kartu pos, karena saya memang murni ingin merasakan pengalaman rasanya berkirim kartu pos di masa sekarang, di mana teknologi komunikasi terasa lebih gampang dan praktis daripada harus berkirim surat lewat kantor pos.


    Membuat Kartu Pos Sendiri dan Menulis Ucapan

    Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat kartu pos sesuai keinginan saya sendiri. Sebenarnya dari pihak Kantor Pos menyediakan kartu pos yang siap kirim (hanya tinggal menulis pesan dan nama penerima saja) dengan harga Rp500,- per lembarnya, namun saya lebih memilih membuat kartu pos sendiri, yang ternyata memang diperbolehkan. Untuk ukuran kartu pos sendiri sebesar kertas ukuran A6, yang merupakan standar ukuran kartu pos.

    Kartu pos yang saya buat untuk dikirimkan ke teman-teman. :D

    Yap! Saya menulis semua ucapan kartu pos yang saya kirim secara manual alias menulis satu per satu :D rasanya senang sekali bisa menulis sendiri semua kartu yang akan saya kirimkan, karena bisa menyampaikan pesan personal kepada teman saya sesuai keinginan saya. Berhubung mengirim kartu pos kemarin di masa-masa Ramadan mendekati Lebaran, jadi saya menulis seputar ucapan Lebaran beserta menyampaikan kabar.

    Tip dari saya, jangan menulis pesan yang terlalu personal dan memuat hal yang rahasia (kecuali nama pengirim dan alamat, karena itu wajib dicantumkan untuk keperluan pengiriman), karena nantinya pengiriman kartu pos tanpa disertai dengan amplop, jadi pesan yang disampaikan akan terpampang nyata. Lebih baik menulis yang standar saja, demi keamanan. Hehehe.


    Proses Pengiriman Kartu Pos Melalui Kantor Pos

    Setelah kartu pos siap kirim, saya langsung ke kantor pos yang ada di kota saya untuk melakukan pengiriman. Tentu saja di awal saya sedikit kebingungan apa yang harus saya lakukan, namun setelah baca-baca tulisan dari teman-teman tentang pengalaman mengirim kartu pos, saya jadi sedikit tercerahkan.

    Langkah pertama yang saya lakukan ketika sampai di Kantor Pos adalah menuju loket untuk mengambil nomor antrean, dan menunggu untuk dipanggil giliran. Saya menunggu tidak terlalu lama karena pada saat saya ke sana tidak terlalu banyak orang yang mengirim, jadi saya bisa segera mengirim.

    Barulah sampai loket ini saya menyampaikan keperluan untuk mengirim kartu pos. Untung saja petugas posnya tidak bingung dan kaget mengapa di zaman sekarang masih ada yang minat berkirim kartu pos, hahaha. Kemudian saya diarahkan ke loket informasi untuk proses pengiriman lebih lanjut.

    Kartu pos siap kirim. :D

    Biaya Pengiriman Hanya Rp3000,- Ke Seluruh Indonesia

    Salah satu alasan saya berkenan mengirim kartu pos ke banyak orang adalah karena biaya pengirimannya yang super murah! Hanya dibandrol Rp3000,- untuk pengiriman ke seluruh Indonesia, yang mana biaya itu diwakilkan dengan menggunakan perangko yang ditempel di kartu pos. Jadi begitulah fungsi dari perangko, teman-teman. Bukan untuk hiasan, melainkan sebagai alat pembayaran pengiriman surat-surat, termasuk juga perangko.

    Kemarin saya langsung memilih perangko bernilai Rp3000,-, yang saya beli di kantor pos langsung. Jadi sebelum saya melakukan pengiriman, saya menempel perangko terlebih dahulu di semua kartu pos yang saya kirim. Satu perangko untuk satu kartu pos ya, dan tentu saja untuk sekali pakai. :D


    Setelah penempelan perangko selesai, saya langsung setor di loket tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Cukup hanya lewat perangko saja. :D


    Pengiriman Tidak Bisa Dilacak Oleh Sistem

    Dengan harga pengiriman yang super murah, kartu pos ini tidak masuk dalam sistem, dalam artian pengiriman kartu pos ini tidak bisa dilacak sampai mana pengirimannya, tidak bisa ditebak kapan datangnya, hahaha. Jadi benar-benar harus sabar menunggu, dan itulah sensasinya! Makanya kemarin ketika saya mengirim berpuluh kartu itu saya banyak-banyak berdoa semoga bisa sampai di tangan penerima dalam keadaan baik dan tepat waktu.

    Berhubung saya melakukan pengiriman menjelang Lebaran, jadi saya melakukan pengiriman kartu pos di awal-awal Ramadan hingga pertengahan Ramadan, yang mana saya berharap kartu pos saya bisa sampai tepat di Hari Lebaran. Perkiraan sampainya tidak tentu, soalnya. Bisa satu minggu, dua minggu, bahkan berbulan-bulan. Bahkan ada teman saya yang melakukan pengiriman kartu pos di tahun 2018 akhir, sampainya di tahun 2019 atau tahun 2020 awal gitu, huhuhu. Padahal alamat pengiriman hanya berbeda kota saja. Makanya saya mengirim kartu pos kemarin di awal-awal Ramadan, jaga-jaga apabila nantinya telat sampainya, wkwkw. Bahkan harus melapangkan hati apabila kartu saya tidak sampai. :’))))


    Pengalaman Mengirim Kartu Pos: Menyenangkan!

    Menjadi pengalaman baru bagi saya pribadi. Setidaknya saya pernah merasakan bagaimana rasanya mengirim kartu pos, yang ternyata tidak ribet dan menyenangkan. Harus telaten dan sabar menunggu, hahaha.

    Setelah beberapa minggu, ada beberapa kartu saya yang sudah sampai ke penerima, meski terpantau masih separuh yang menerima, hahaha. Bahkan ini kartu yang saya kirim ke teman saya yang satu kota saja ada yang belum sampai, wkwkw. Malah ini yang kotanya jauh dari kota saya sudah pada sampai. ~XD memang tidak bisa diduga dan dilacak, wkwkw. Sabar, sabar, dan bersabar terus deh intinya. :D

    Banyak penerima kartu pos dari saya ini bercerita bahwa baru kali pertama ini mendapatkan kartu pos, hahaha. Bahkan ada yang tidak sabar untuk menerima, pula. Senang bisa membuat Lebaran orang lain menjadi berwarna dan ada sesuatu yang ditunggu. :D

    Semoga senang dengan kartu pos yang saya kirimkan, ya! Maaf sementara ini hanya bisa berkirim kartu pos, wkwk. Doakan saya ada rezeki untuk kirim-kirim hampers ~XD

    ------------------------------------------------------

    Teman-teman sendiri ada pengalaman berkirim kartu pos, nggak? Atau cerita bagaimana mendapat kartu pos dari teman-teman? Yuk, yuk, kita cerita-cerita di kolom komentar! :D

    ------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.

    Continue Reading

     

    Kartu pos pernah eksis pada zamannya saat alat komunikasi masih terbatas. Rasanya sangat senang ketika mendapat kartu pos atau mengirim kartu pos. Sensasi menunggu sampai kepada penerima itu membuat deg-degan, karena tidak bisa dilacak, hahaha. Pun sensasi menunggu mendapat kiriman dari kartu pos juga membuat penasaran, kira-kira sampai atau tidak, sampai tepat waktu apa tidak, haha.

    Eksistensi kartu pos mulai meredup ketika alat komunikasi mulai berkembang. Kini, komunikasi sudah tidak sesulit dulu, bahkan kirim pesan sekarang juga lebih mudah dan lebih cepat sampai melalui e-mail atau pesan chat. Namun tak sedikit juga yang masih melanggengkan budaya berkirim kartu pos ini, hingga ada komunitasnya tersendiri yang tersebar di penjuru dunia. Kalau tidak salah di Indonesia sendiri namanya Postcrossing Indonesia.

    Di Ramadan tahun ini saya mencoba untuk membuat kartu pos dengan desain yang saya inginkan, yang mana saya buat dalam edisi Lebaran. Pembuatannya super mudah dan bisa juga nantinya dikirim ke teman-teman. Nah, postingan kali ini akan saya tuliskan tutorial membuat kartu pos Lebaran, yang mana saya akan jelaskan dengan detail. :D


    Tutorial Membuat Kartu Pos Lebaran


    Alat dan Bahan

    1. Kertas tebal (Art Paper 260-300 gram)

    2. Kertas HVS ukuran A4

    3. Spidol hitam dan bolpoin

    4. Penggaris

    5. Cutter/gunting

    6. Double tape

     

    Cara Membuat

    1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu

    2. Potong kertas tebal Art Paper menjadi ukuran A6 (10,5 cm x 14,8 cm)


    3. Desain gambar sesuka hati, sesuai selera. Bisa menggunakan aplikasi atau gambar doodle seperti yang saya gambar ini. Teknik yang saya gunakan ini adalah menggambar manual di kertas HVS ukuran A6 (untuk mendapatkan ukuran A6, caranya adalah membagi kertas A4 menjadi 4 bagian, kemudian pilih satu lembar di antaranya), kemudian saya tebalkan menggunakan spidol. Lalu gambar tersebut saya scan menggunakan scanner hingga saya mendapat file gambar berbentuk JPEG. Selanjutnya saya cetak gambar tersebut di percetakan kertas dengan memilih kertas yang tebal (biasanya saya menggunakan kertas Art Paper 260 gram).

    Gambar asli saya sebelum saya scan dan saya cetak

    Kartu pos setelah melalui proses scan dan cetak. :D

    4. Setelah desain kartu pos jadi, tulis ucapan di balik lembar yang kosong. Saya sendiri biasanya tidak langsung menulis. Sebelum saya menulis, saya tempel kertas HVS ukuran A6 terlebih dahulu menggunakan double tape, agar tulisan saya tidak mblobor ketika saya menulis ucapan di kartu pos menggunakan tinta bolpoin di kertas Art Paper. Isi tulisan pun juga bebas, asal jangan hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi. Cukup menyampaikan ucapan selamat dan memberi kabar saja. Jangan lupa beri nama penerima dan alamatnya, ya! Pun nama pengirim juga. :D


    Kartu pos siap ditulis ucapan. :D

    5. Kartu pos siap dikirim. Jangan lupa membeli perangko terlebih dahulu di kantor pos sebelum mengirim. Oh iya, mengirim kartu posnya di kantor pos, ya!

    ------------------------------------------------------------

    Bagaimana, mudah bukan cara membuatnya? *memakai nada Bu Sisca Kohl, eh Bu Sisca Soewitomo ~XD*

    Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin membuat kartu pos sendiri. :D

    ------------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.

    Continue Reading

    Lebaran adalah bulan yang saya tunggu-tunggu setiap tahunnya, karena di momen itulah saya bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarga maupun bisa berkomunikasi kembali dengan orang-orang yang jarang saya temui tapi bisa kontak kembali.

    Momen Lebaran setiap tahunnya tentunya banyak meninggalkan kesan bagi saya pribadi, namun ada beberapa momen yang sampai sekarang masih saya ingat karena saking berkesan dan 'berkesan' (dalam artian ada kejadian kocak di dalamnya, wkwk).

    Beberapa momen Lebaran yang berkesan yang saya ingat sampai sekarang di antaranya:

    1. Menjalani Lebaran di Tengah Pandemi


    Tentu saja meski ini bukan sesuatu yang menyenangkan, namun meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Memberi saya hikmah dan pembelajaran baru untuk tidak menyia-nyiakan waktu berkumpul bersama keluarga. Menemui keluarga selagi sempat sebelum dilarang seperti sekarang ini, huhu.

    Sejauh ini masih bisa berkomunikasi melalui media sosial sih, namun rasanya ada yang kurang bila tidak bersua langsung, huhu. Semoga pandemi segera berakhir tahun ini agar tahun depan bisa bertemu kembali dan bersilaturahmi lagi dengan keluarga besar. Aamiin. :")


    2. Menumpahkan Jajan di Rumah Tetangga


    Kejadian ini sudah berlalu sangat lama, saat saya masih SD belasan tahun lalu. Namun saya selalu ingat momen ini saat Lebaran tiba, apalagi bila bertemu dengan si pemilik rumah atau lewat di depan rumah beliau, hahaha. Rasanya masih malu sekali, mana itu jajan tumpah hampir separuh, pula. Ditambah, pemilik rumah itu merupakan teman SD saya, hahahaha. Malunya berkali-kali lipat.

    Pesan saya, hati-hati dan waspada akan toples-toples yang berada di pinggir meja. Lebih baik segera amankan. Bisa-bisa kesenggol sedikit langsung ambyar. ~XD


    3. Abses di Awal Lebaran


    Saya tidak menyangka melalui Lebaran tahun 2018 dengan muncul abses di kaki, yang membuat saya tidak bisa beraktivitas dengan tenang. Bahkan saat Lebaran hari pertama saya harus rebahan di rumah saudara yang ada di Tulungagung, karena posisi saat itu saya sedang ikut silaturahmi ke Tulungagung, namun kaki saya keadaan saat itu sudah sakit sekali dan badan saya terasa menggigil. Mau tidak mau harus istirahat dan tidak bisa ikut ngobrol banyak dengan keluarga yang ada di Tulungagung.

    Pada akhirnya saya memeriksakan diri di rumah sakit yang ada di kota saya di hari kedua Lebaran, yang mana ternyata saya memiliki abses. Dokter dan perawat yang memeriksa saya langsung melakukan tindakan insisi untuk mengeluarkan cairan nanah yang ada di kaki saya. Rasanya mantap sekali, wkwkwk.

    Menjadi pelajaran bagi saya pribadi untuk tidak menggaruk kulit dengan kencang saat digigit nyamuk agar tidak membekas dan timbul luka. Sudah tidak mau lagi merasakan abses. Sudah kapok. ~XD

    ---------------------------------------------------------------

    Tak ada momen Lebaran yang tak berkesan, namun ketiga cerita di atas yang membuat Lebaran saya memiliki cerita yang lucu ketika dikenang, hahaha.

    Teman-teman sendiri memiliki momen Lebaran yang mengesankan apa tidak? Jika punya, yuk cerita-cerita di kolom komentar. :D

    ---------------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.


    Continue Reading

    Lebaran sudah menginjak hari kesepuluh (eh, ini masih disebut Lebaran juga nggak sih? Kan masih masuk bulan Syawal? Wkwkw) dan jajan Lebaran di rumah saya belum pada habis, hahahaha. Masih ada stok di rumah, bahkan ada sebagian jajan yang belum dibuka segelnya, HAHAHAHAH. Mungkin karena efek pandemi dan tidak banyak orang yang bertamu ke rumah kali ya, jadi jajan-jajan di rumah juga pada awet, yang mana awetnya melebihi hubungan saya dengan mantan-mantan terdahulu..... *eh, curhat*

    Membicarakan tentang kue Lebaran, beberapa tahun terakhir ini keluarga saya jarang sekali membeli makanan Lebaran. Semua kue Lebaran di rumah saya rata-rata didapat dari banyak orang-orang baik, yang mana dengan sukarela memberi jajan yang hampir semuanya cocok di lidah. Bahkan di Lebaran tahun ini pun keluarga saya tak membeli jajan satu pun selain air mineral dan juga permen (ini aja permen juga stok bulan lalu yang masih ada, hahahaha. Hingga pada akhirnya jadi tidak membuat kue Lebaran, karena takut bila kebanyakan stok jajan atau kue di rumah).

    Ada beberapa kue Lebaran yang hampir setiap tahunnya dipastikan ada di rumah saya, namun dengan rasa yang berbeda-beda (karena dibuat dengan rangan yang berbeda pula, haha). Beberapa di antaranya adalah:

    1. Kue Putri Salju

    Meski saya tidak hobi makan makanan manis, namun berbeda dengan makanan yang satu ini. Seakan-akan kudapan ini wajib di rumah saya, apalagi kue putri salju buatan dari Budhe saya. Entah mengapa saya paling cocok dengan kue putri salju buat Budhe saya, yang mana terasa gurih dan tidak eneg di lidah saya. Lebaran tahun ini hampir setengah toples saya habiskan sendiri, hahahaha. Nggak kerasa cemal cemilnya, soalnya. ~XD


    2. Kue Monde/Khong Guan

    Sebenarnya kedua kue ini tak pernah direncanakan kehadirannya, karena lebih sering dikasih hampir setiap tahun, hahaha. Jadinya kue Lebaran yang satu ini hampir selalu ada, meski habisnya juga cukup lama.


    3. Keripik

    Lebaran terasa hampa jika tidak ada kudapan yang kruik-kriuk, begitu pula dengan rumah saya. Maka dipilihlah keripik untuk jajan Lebaran, yang mana membuat rumah semakin meriah (dengan suaranya, hahahaha).

    Beberapa tahun terakhir di rumah saya sering ada keripik gadung, yang mana sering dapat dari keluarga, tetiba dapat kiriman gitu. Hihi. Alhamdulillaah.

    ----------------------------------------------------------

    Memang tidak banyak kue Lebaran yang wajib di rumah saya, karena lebih sering random atau hanya tergantung mood saja. Sedapatnya saja, tidak memaksakan diri harus dapat ini itu. Ada jajan Lebaran di rumah saja sudah bersyukur sekali. :D

    Kalau teman-teman sendiri, jajan Lebaran apa yang wajib ada di rumah? Yuk, cerita di kolom komentar! :D

    ----------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.

    Continue Reading


    Azan magrib menjadi azan favorit selama bulan Ramadan, karena di waktu itulah umat Muslim yang menjalankan puasa mengakhiri waktu puasanya dan melakukan buka puasa.

    Dulu waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, rasa-rasanya waktu berjalan lambat sekali. Seakan-akan dari awal puasa hingga azan magrib tiba tuh menghabiskan waktu setahun lamanya, hahaha. Lebay, memang. Tapi rasanya memang selama itu ~XD mungkin karena waktu kecil saya menunggu-nunggu sekali.

    Seiring bertambahnya usia, saya semakin terbiasa dan tidak terlalu menunggu agar waktu berjalan tidak lama. Bahkan tanpa sadar sudah beraktivitas seharian tiba-tiba terdengar azan magrib, hahaha.

    Berbicara mengenai rutinitas saat berbuka puasa, sejujurnya saya tidak memiliki rutinitas yang pasti, karena saya anaknya mudah sekali bosan. Harus ada pergantian aktivitas atau diselang-seling, agar tidak monoton dan saya bisa lebih menikmati. Hihihi.

    Beberapa aktivitas yang sering saya lakukan saat menunggu waktu berbuka di antaranya:

    1. Tadarus


    Tadarus ini sifatnya juga tidak tentu. Kadang saya lakukan sebelum berbuka, kadang saya lakukan setelah salat tarawih, tergantung suasana hati dan mood saya saat itu. Dulu saat saya masih SD, tadarus selalu saya lakukan saat sore hari, sekalian ngabuburit. Tapi dewasa ini saya lebih sering setelah salat tarawih. Lebih nyaman, ternyata. :D

    2. Bermain Media Sosial

    Sepertinya yang kedua ini yang lebih sering dilakukan dibanding yang lain, wkwkw. Entah mengapa bila sudah tenggelam di media sosial rasanya waktu berlalu begitu cepat, tiba-tiba sudah buka puasa saja, hahaha. Ya asalkan tidak berlebihan dan menggunakan media sosial ke arah/hal-hal yang baik, ya sah-sah saja. :D


    3. Bersepeda Motor Keliling Kota

    Ini juga cukup sering saya lakukan apabila terasa suntuk dan butuh hiburan. Hanya modal bensin dan uang secukupnya (jaga-jaga apabila timbul keinginan untuk jajan), saya bisa bahagia. Bisa menenangkan pikiran sejenak. :D

    -------------------------------------------------------

    Itulah ketiga aktivitas yang sering saya lakukan ketika menunggu buka puasa, yang mana aktivitas ini sederhana saja, namun saya bahagia ketika melakukannya. :D

    Kalau teman-teman sendiri, apa aktivitas atau rutinitas yang teman-teman lakukan untuk menunggu buka puasa? Yuk, ceritakan di kolom komentar! :D

    ----------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.


    Continue Reading


    Sahur menjadi rutinitas yang dilakukan saat Ramadan tiba. Begitu pula dengan keluarga saya. Meski pada dasarnya saya bisa saja menjalankan puasa hanya dengan sahur air putih dan makan roti, namun entah mengapa jika puasa di bulan Ramadan tuh seakan-akan wajib bagi saya untuk melakukan sahur dengan makan lengkap seperti makan biasa. Selain karena bisa kumpul makan dengan anggota keluarga saya yang lain di waktu dini hari, juga mengejar keberkahan dan melantunkan doa, yang mana katanya di waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk melantunkan doa, hihi (anaknya mendadak agamis ~XD).

    Tentunya, saya memiliki beberapa menu favorit untuk sahur di bulan Ramadan, yang mana kesemua menu ini merupakan menu yang mudah dibuat. Beberapa di antaranya:

    1. Sayur Sop

    Rasanya hampir setiap hari ibu saya memasak menu sayur ini, yang mana pada akhirnya menjadi menu favorit saya. Selain karena memang favorit, menu ini juga mudah dibuat dan menyehatkan. :D


    2. Ayam Goreng, Tahu Goreng, dan Tempe Goreng

    Menu goreng-gorengan ini menjadi menu andalan dan favorit saya, karena hanya modal goreng-goreng saja sudah bisa dimakan, bahkan jadi lauk. Biasanya menu ini saya padukan dengan sayur sop.


    3. Telur Mata Sapi

    Dibandingkan dengan telur dadar, entah mengapa saya lebih menyukai telur mata sapi. Sebenarnya sih suka dua-duanya. Namun entah mengapa saya cenderung suka telur mata sapi. Mungkin karena bagi saya terasa lebih gurih, hihi.

    ----------------------------------------------

    Itulah ketiga menu andalan yang menjadi favorit saya saat santap sahur. Menu yang sederhana tapi rasanya nikmat luar biasa bagi saya pribadi. Diakhiri dengan air putih, rasanya saya sudah siap untuk menjalani Ramadan. :D

    Kalau teman-teman sendiri, adakah menu di atas yang juga menjadi andalan dan favorit teman-teman saat santap sahur? Atau ada menu  yang lainnya? Yuk yuk, bagi ceritamu di kolom komentar! :D

    ----------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.


    Continue Reading

    Ramadan menjadi tantangan bagi teman-teman yang menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan anggota keluarga yang diberi tanggung jawab untuk memasak di rumah. Salah satunya adalah ibu saya sendiri.

    Ibuk selalu bingung ketika memilih menu untuk berbuka maupun sahur. Tak jarang beliau bertanya pada saya tentang menu apa yang harus beliau masak untuk hari ini, karena takut apabila tidak cocok. Setiap anggota keluarga saya memiliki selera yang lumayan berbeda, soalnya. Jadi harus benar-benar memilih menu yang cocok dengan lidah semua anggota keluarga, tanpa harus memasak menu yang macam-macam. Plus, menu yang dimasak harus simpel dan mudah dibuat dalam waktu cepat, hahaha.

    Akhirnya nemu satu menu yang gampang dibuat dan semua anggota keluarga saya menyukainya. Adalah Sayur Sop; menu andalan saat berbuka maupun sahur. Menu yang menyehatkan dan menyegarkan, apalagi di bulan Ramadan ini godaan untuk makan makanan berminyak dan berlemak menjadi cukup besar. Sayur Sop hadir di keluarga saya menjadi penyeimbang agar lebih sehat. :D

    Resep Menu Sayur Sop


    1. Bahan-bahan

    a. Sayur-sayuran (opsional, tergantung selera. Kalau saya biasanya pakai pakchoy, wortel, kubis, sayur kol).
    b. Bawang putih, bawang merah, daun bawang secukupnya.
    c. Gula dan garam secukupnya.
    d. Air secukupnya.
    e. Minyak goreng secukupnya (untuk menumis).
    f. Bawang goreng secukupnya (opsional).
    g. Sosis, bakso (opsional)

    2. Cara Membuat

    a. Cuci sayur dan potong sesuai selera, kemudian tiriskan. Potong kecil-kecil sosis dan bakso.
    b. Cincang bawang putih, bawang merah, dan daun bawang, kemudian tumis di wajan penggorengan hingga muncul bau harum.
    c. Masukkan air ke wajan penggorengan tersebut hingga cukup mendidih.
    d. Masukkan sayur dan potongan sosis/bakso, aduk dan tunggu hingga matang. Jangan lupa masukkan gula dan garam secukupnya.
    e. Sajikan di dalam mangkuk.

    ------------------------------------------------

    Inilah resep masakan andalan yang dibuat oleh ibu saya ketika Ramadan. Menu yang cepat dibuatnya dan pastinya laku dimakan di keluarga saya. :D

    Kalau teman-teman sendiri, menu apa yang menjadi andalan keluarga teman-teman saat Ramadan tiba? Yuk, cerita-cerita di kolom komentar! :D

    --------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.


    Continue Reading


    Bulan Ramadan tak menjadi penghalang untuk terus beraktivitas. Justru harusnya lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat daripada hanya bermalas-malasan, hihi. Tapi terkadang, godaan untuk gegoleran terasa lebih besar daripada berkegiatan, iya nggak? Saya juga merasakannya, sih. ~XD

    Di postingan kali ini saya akan berbagi tips mengenai meningkatkan produktivitas saat puasa, yang mana tips-tips ini juga saya terapkan pada diri saya sendiri, meski kadang-kadang saya juga masih nakal, hahahaha. Sebisa mungkin tetap saya laksanakan, kok! :D


    1. Perkuat Niat


    Niat memang yang paling utama. Kalau tidak ada niat, bakal ambyar semuanya, huhu. Perkuat niat mengapa memilih untuk terus produktif agar ketika menjalani aktivitasnya tidak merasa keberatan.


    2. Pilih Aktivitas yang Disuka


    Bukan hanya tidur, loh. Iya, saya juga suka aktivitas tidur, tapi yang saya maksud di sini adalah aktivitas/hobi yang bersifat produktif, seperti membaca, manulis, memasak, atau aktivitas produktif lainnya.


    3. Buat Jadwal Agar Lebih Teratur


    Tips yang ini dilakukan ketika ingin melakukan beberapa aktivitas dalam satu waktu. Membuat skala prioritas mana yang dilakukan terlebih dahulu, hingga mana yang harusnya tidak dilakukan. Ini semata-mata agar lebih teratur dan bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan bijak, hihi. :D

    ---------------------------------------------------------

    Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan produktivitas saat menjalankan puasa, semuanya dilakukan tergantung dengan situasi dan kondisi masing-masing. Semoga apa yang saya tuliskan secara singkat ini bisa bermanfaat bagi teman-teman, ya. :D

    Kalau teman-teman sendiri, bagaimana cara teman-teman untuk meningkatkan produktivitas saat puasa? Barangkali teman-teman memiliki caranya tersendiri. Yuk, cerita-cerita di kolom komentar! :D

    ----------------------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.
    Continue Reading

    Ramadan bukan menjadi halangan untuk melakukan olahraga. Badan harus tetap bugar dan segar, tapi segarnya bukan karena makan saat puasa sedang berjalan lho ya. ~XD

    Di postingan kali ini, saya akan menuliskan tips olahraga saat puasa, berdasarkan pengalaman pribadi saya yang saya jalankan. Disesuaikan dengan kondisi badan masing-masing, ya. :D


    1. Waktu Olahraga: Menjelang Berbuka


    Saya memilih melakukan olahraga menjelang berbuka, agar nantinya bisa sesegera mungkin mengganti energi saya yang terbuang saat olahraga sore tadi. Selain itu, cuaca saat sore pun menyenangkan dan lebih teduh, pas sekali untuk olahraga.

    Namun harus diingat, jangan kalap saat berbuka sehabis olahraga, agar tidak sia-sia melakukan banyak gerakan atau olahraga. Naitnya olahraga, lha kok berat badan bertambah, wkwk.


    2. Memilih Olahraga yang Tidak Memberatkan Diri Sendiri


    Sedari dulu, saya memahami bahwa olahraga adalah hal yang penting dilakukan, agar badan tidak loyo. Untuk olahraga di bulan Ramadan, pilih olahraga yang tidak memberatkan dan mampu dilakukan oleh diri. Kalau mampunya olahraga peregangan, ya monggo saja. Atau kalau ingin lari, silakan. Tergantung kemampuan diri sendiri. :D


    3. Banyak Minum Air Putih Setelah Olahraga


    Perbanyak minum air pitih setelah olahraga untuk mengganti cairan yang keluar, agar tidak terjadi dehidrasi. :D

    --------------------------------------------

    Itulah 3 tips yang bisa saya tuliskan mengenai olahraga di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk teman-teman, yaaa!

    Kalau teman-teman sendiri, apa saja ini tips-tips olahraga saat bulan Ramadan? Yuk, cerita di kolom komentar! :D

    -------------------------------------------

    Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,

    BPN 30 Day Ramadan Challenge 2021.

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ▼  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ▼  Mei 2021 (17)
        • Menikmati Sunset di Pantai Serang Blitar untuk Per...
        • 30: Pengalaman Mengirim Kartu Pos Lebaran Melalui ...
        • 29: Tutorial Membuat Kartu Pos Lebaran
        • 28: Momen Lebaran yang Paling Berkesan
        • 27: Kue Lebaran yang Wajib Ada di Rumah
        • 26: Rutinitas Saat Menunggu Waktu Berbuka Puasa
        • 25: Menu Makanan Favorit Saat Sahur
        • 24: Resep Makanan Andalan Saat Ramadan
        • 23: Tips Meningkatkan Produktivitas Saat Puasa
        • 22: Tips Olahraga Saat Puasa
        • 21: Kegiatan Favorit Bersama Keluarga Saat Ramadan
        • 20: Tentang Puasa Saat Pandemi
        • 19: Yang Dirindukan Saat Ramadan
        • 18: Kegiatan yang Dilakukan Saat Hari Libur
        • 17: Akun Resep Makanan Favorit
        • 16: Tentang Hobi Baru: Buat Video, Mencicipi Teh L...
        • 15: Bahasa yang Ingin Dikuasai
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ►  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top