Tempat Buka Puasa Ternyaman Tetaplah Rumah

18.23.00


Tantangan hari kedua dari Blogger Perempuan Network adalah menuliskan tempat berbuka puasa favorit di kota sendiri.

Jujur saja, hal ini membuat saya berpikir cukup lama. Karena sedari dulu, rasa-rasanya cukup jarang berbuka puasa di luar. Bisa dihitung dengan jari hahaha.
Sekalipun ada undangan buka bersama yang memang rutin diadakan satu tahun sekali, eh teman-teman malah memilih rumah saya sebagai tempat jujugan. Hahahaha.

Saya bukanlah tipe orang yang fanatik harus ikutan buka bersama disana-sini. Selain karena memang berhemat (HAHAHAHA!), saya cukup selektif memilih tempat berbuka puasa. Iyap, tipe tipe tidak terlalu nyaman akan tempat keramaian yang asing seperti saya ini, pasti akan memilih tempat yang lega (lega bagi jiwa, raga, dan juga kantong HAHAHAHA).

Tapi tentu saja tempat itu cukup sulit ditemukan, mengingat di Bulan Ramadan ini rumah makan selalu full order. Bahkan sudah terbooking sejak beberapa minggu sebelumnya.

Ada beberapa pertimbangan yang saya lakukan terkait memilih tempat berbuka, diantaranya:

1. Tempat salat

Meski saya belum menjadi perempuan yang tingkat ke-sholehahan-nya sundul langit, tapi kalau masalah salat, saya usahakan tetap yang utama. Eman-eman kalau lalai, pumpung bulan ini bulan-bulan penuh berkah.

Mencari resto/tempat makan yang memiliki musala/tempat salat yang nyaman tuh gampang-gampang susah, sih. Biasanya hanya disediakan ruangan kecil untuk salat, dan harus gantian dengan yang lain. Jadinya nggak terlalu nyaman, seakan diburu waktu heuheuheu.

Paling aman sih cari tempat resto/rumah makan yang memang dekat dengan musala/masjid. Udah deh, itu paling aman-man-man. Ibadah tetap nyaman, kumpul sama teman tetap jalan.

2. Sesuai dengan kantong atau tidak

Saya tidak pernah memaksakan diri saya sendiri untuk ikutan buka bersama jika memang kantong tidak cukup.

Dari dulu memang selalu ada budget khusus buat buber. Dan jika memang over, yaaa mau nggak mau harus ada salah satu yang 'dikorbankan'.

Toh nggak ikut buber juga nggak putus silaturahim juga, kan? Heheheu.

3. Prioritas

Tidak dapat dipungkiri jika setiap orang memiliki circle pertemanan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan saya.

Memilih buka bersama dengan teman-teman yang memang sudah akrab sejak dulu, syukur-syukur jika dari buber itu saya bisa membuka network atau relasi baru.

Jadinya nggak asal ikutan sana sini. Terlanjur udah ikutan, eh tapi ternyata jadi canggung karena pada sibuk sendiri sama handphone atau gak ada bahan obrolan antara satu dengan yang lain. Jangan sampai, yaa.


 Yang rutin setiap tahunnya ngadain buka bersama. Dan hampir selalu di rumah saya hahahahaha. Gaes, kalian nggak bosen? XD


Dengan beberapa pertimbangan diataslah, saya jadi sering buka puasa di rumah daripada diluar rumah. Lebih nikmat, gaes! Bikin tenang pula :D

Meski begitu, saya tidak menutup diri kok hehehehe. Tetap menghargai yang mengundang dan tetap menghadiri acara buka bersama, meski tidak semua. 

Tidak papa. Pertemanan tidak dinilai dari kehadiran saat buka bersama saja, kan?

Selamat menjalankan ibadah puasa hari ke-2, teman-teman! Masih ada 28 hari lagi (dan 28 hari menulis!) hihihi. Tetap semangat hingga akhir :D

Buka puasa hari pertama kemarin di rumah :D


Love from Blitar,


Andhira A. Mudzalifa

You Might Also Like

1 comments

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)