Pengalaman Vaksinasi Covid-19: Menepis Rasa Takut Terhadap Jarum Suntik Demi Menjaga Diri Sendiri dan Orang Lain

04.02.00

 


Sejak hadirnya vaksin Covid-19 di Indonesia, saya sudah antusias dan tidak sabar rasanya untuk segera mendapatkannya. Ini karena semakin hari, varian virus Covid-19 ini semakin berkembang dan makin cepat penularannya, hingga rasanya diri ini seakan-akan kejar-kejaran antara virus dan vaksin. Saya berdoa setiap harinya semoga saya segera mendapat jatah vaksin sebelum saya disapa dengan virus duluan, huhuhu (eh tapi semoga si virus nggak menyapa saya selamanya, deh!).

Jebul ndilalahnya, di bulan Juni lalu saya mendapatkan informasi bahwa akan ada vaksinasi massal yang diadakan oleh Polres Blitar Kota, dalam rangka Hari Bhayangkara ke-75. Senang sekali! Saya pun langsung segera mendaftar melalui tautan yang telah tersedia. Persyaratannya juga tidak seribet yang saya kira. Hanya membutuhkan fotokopi KTP, usia di atas 18 tahun, dan badan dalam keadaan sehat.

Tentunya sebelum saya memutuskan untuk ikut vaksinasi massal ini, saya sudah mencari informasi perihal vaksin yang akan saya dapatkan. Juga efek samping dari vaksin ini nantinya. Saya belum tahu pasti saat itu akan dapat vaksin apa, yang pasti saya mencari informasi akan jenis vaksin yang digunakan di Indonesia, serta efek samping yang akan muncul setelah vaksinasi, berdasarkan pengalaman dan informasi yang valid, tentunya. Untung banget saya kemarin mencari segala informasi penting tentang vaksinasi dengan menggunakan Smartfren GOKIL MAX, yang mana jaringan ini didukung dengan jaringan telekomunikasi Smartfren yang 100% 4G LTE dan kuota besar yang mencapai 36 GB, yang tentu saja bisa digunakan sepanjang waktu, mulai dari siang hingga malam. Mantap mania mancing deh, pokoknya! Saya bisa mengakses segala informasi tanpa sambat paketan ngadat. Dan juga, saya bisa daftar vaksin sesegera mungkin gegara ini! :D



Oh iya, untuk saat ini juga sedang berlangsung program Rejeki WOW Periode 2, loh! Program Rejeki WOW Daily Treasure ini merupakan program apresiasi dari pihak Smartfren kepada seluruh pengguna Smartfren, baik itu pelanggan pra-bayar hingga paska bayar. Wuhuuuu, menyenangkan sekali rasanya bisa dapat hadiah menyenangkan dari Smartfren! Selain itu, ada opsi lain untuk mendapatkan hadiah dari Smartfren ini dengan cara mengikuti Download MySmartfren Challenge di Play Store. Wohoooo, udahlah ini saya bakal dapat vaksin gratis, bisa browsing informasi sepuasnya menggunakan kuota Smartfren GOKIL MAX, hingga dapat kesempatan untuk menang hadiah dari Smartfren, pulak! ~XD




Cuss mari lanjut bercerita tentang vaksinasi Covid-19, yang mana saya sudah mendapatkan dosis vaksin secara full alias 2 kali dosis vaksin Covid-19!


Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama: Menepis Rasa Takut Suntik dengan Afirmasi yang Positif

Jujur, meski pada dasarnya saya senang sekali telah mendapat jatah kuota vaksin massal yang diadakan oleh Polres Blitar Kota, tetap ada perasaan takut yang menyelinap di hati saya. Iya, ini perkara saya yang takut akan jarum suntik. Entah mengapa, hingga dewasa ini perasaan takut disuntik tetap membayangi, kendati sudah beberapa kali mengalami yang namanya disuntik, hahaha.

Untungnya, perasaan takut ini kalah dengan pikiran dan afirmasi positif yang terus saya gaungkan di benak saya sejak awal daftar vaksin. Ialah, “Vaksin adalah upaya untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.”. Afirmasi ini cukup mengena di saya dan meredakan kekhawatiran yang saya punya terkait jarum suntik.

Saya mendapat jadwal vaksinasi dosis pertama di tanggal 26 Juni 2021 pada jam 10 pagi. Hal yang saya persiapkan tentu saja sesuai persyaratan, ditambah dengan sarapan sebelum berangkat agar lebih kuat. Perasaan deg-degan tetap ada. Maklum nih, sobat overthinking, HAHAHAHA. Dengan ucapan bismillah dan afirmasi yang tentu saja selalu saya gaungkan, saya akhirnya berangkat.

Suasana di lokasi vaksinasi cukup ramai, namun tetap kondusif menjaga jarak dan juga protokol kesehatan yang ketat. Jadwal vaksinasi memang sengaja dibagi per sesi jam, yang mana tujuannya adalah agar tidak terjadi penumpukan antrean vaksin yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Proses vaksinasi yang diatur dengan rapi oleh petugas kepolisian

Proses pertama setelah cuci tangan, cek suhu, cek data, dan dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan adalah proses skrining melalui daftar pertanyaan, yang mana tinggal mencentang sesuai dengan keadaan sekarang. Beberapa pertanyaan yang ada di dalamnya mengenai pernah terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak, sedang hamil/menyusui atau tidak, mengalami gejala ISPA dalan 7 hari terakhir atau tidak, memiliki riwayat penyakit jantung, asma, kelainan darah, autoimun, gagal ginjal, diabetes, dan penyakit bawaan lainnya atau tidak, dan masih banyak lagi. Skrining ini tentunya harus diisi dengan jujur dan seapa-adanya dengan kondisi yang sedang dialami, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan paska dilakukan vaksin.

Setelah skrining selesai dilakukan, kemudian lanjut menunggu giliran untuk maju ke tahap cek tekanan darah sebelum pada akhirnya maju di meja vaksin. Tekanan darah yang dianjurkan untuk dilakukan vaksin, tidak boleh lebih dari 140/90. Tekanan darah saat vaksin pertama masih di batas normal, jadi saya langsung bisa dilakukan tindakan.

Menuju vaksin dosis pertama. Di sini saya sudah deg-degan pol, hahahahahahah.

Jujurly, rasa deg-degan itu muncul kembali, HAHAHAHAHA. Apalagi lihat tim vaksinator (petugas yang memberi vaksin) mulai mempersiapkan jarum suntik. Wadidaw, jantung saya serasa mau copot, jumpalitan ke sana ke mari, wkwkwkw. Rasanya ingin kabur dari kursi saja, tapi udah telanjur kepalang basah. Sudah tidak bisa bergerak mundur.

“Ingat, Andhira. Sakitnya disuntik vaksin masih sakit ditinggal rabi.” – ucap saya dalam hati. Menghibur diri, ceritanya. Ya sebenarnya juga pengalaman pribadi juga sih kalau ditinggal rabi, ahahahahahahahah. Lah, ngapa kok jadi curhat, yak?  ~XD

Petugas vaksinator dengan ramah menyapa saya, basa-basi terlebih dahulu sebelum menyuntik saya. Dan syuuuut! Tidak butuh waktu lama cairan vaksin masuk ke dalam tubuh saya melalui lengan kiri saya, tanpa saya merasakan sakit yang berlebihan. Bahkan rasanya tidak ada keluhan sakit! Masih sakitan kecubles jarum pentul, wuahahahaha. Sungguh aneh tapi nyata, sobat. ~

Setelah itu tinggal menunggu kertas bukti vaksinasi pertama selesai dicetak sambil jaga-jaga tubuh apabila terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi). Alhamdulillah, vaksin pertama bisa terlewati dengan normal tanpa ada keluhan. Tinggal menunggu pemberian dosis vaksin kedua, yang dilaksanakan satu bulan setelah pemberian vaksin Covid-19 dosis pertama. Oh iya, jenis vaksin yang saya dapatkan kemarin adalah CoronaVac, yang masih satu rumpun dengan vaksin Sinovac.


Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua: Lengkap Sudah!

Sebulan setelah dosis pertama vaksin Covid-19, saya pun lanjut mendapat dosis kedua, pada tanggal 27 Juli 2021. Kali ini lokasi vaksin dosis kedua tidak sama dengan vaksinasi dosis pertama, yang mana saya mendapatkan dosis kedua ini di Puskesmas Sukorejo. Lumayan jauh dari rumah, tapi demi vaksin dosis kedua, saya rela menempuh perjalanan yang lumayan jauh! Wqwqwq~

Vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Puskesmas Sukorejo, Kota Blitar

Prosesnya sama seperti vaksinasi dosis pertama, yang mana tetap dilakukan skrining di awal seperti cek suhu, cek tekanan darah, dan juga mengisi daftar pertanyaan yang sama persis saat dosis pertama kemarin. Setelah itu antre untuk menunggu giliran dipanggil oleh petugas.

Menuju vaksinasi dosis kedua. Rada deg-degan sedikit, wqwqwq~

Perasaan deg-degan perkara jarum suntik masih ada. Namun karena saya sudah pernah disuntik vaksin sebelumnya, jadi saya tidak terlalu khawatir. Malah justru saya banyak tertawa, hahaha. Tidak menunggu lama, saya akhirnya dipanggil untuk dilakukan tindakan vaksin.

Vaksin dosis kedua saya dilakukan di lengan kanan saya, yang mana dosis kedua ini mendapatkan CoronaVac, sama seperti vaksin dosis pertama. Dan, syuuut! Jarum suntik masuk ke dalam tubuh saya, yang membuat saya sedikit kaget karena lebih terasa nyut dibandingkan dosis pertama. Hahahaha. Tidak sampai membuat saya menangis, hanya kaget dan sempat meringis sesaat, wkwkwk.

Kemudian proses berlanjut sama seperti vaksin pertama, menunggu cetakan kartu vaksin dan jaga-jaga tubuh apabila terjadi KIPI. Alhamdulillah, tidak ada keluhan lain yang mengganggu kecuali kaget dan njarem sedikit, hihihi.

Lengkap sudah dosis vaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh saya saat ini. Alhamdulillah!


Efek Setelah Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama dan Kedua

Untuk diketahui bahwa saya mendapat vaksin jenis CoronaVac, yang masih satu jenis dengan Sinovac. Tidak ada niatan memilih-milih vaksin, di pikiran saya saat itu yang penting dapat vakskin Covid-19, sebagai ikhtiar untuk melindungi diri dan orang lain. Jebul ternyata dapatnya CoronaVac.

Tidak ada keluhan yang berarti di tubuh saya selain lebih mudah lapar dan mengantuk. Iya, saya super merasa mengantuk setelah vaksin kedua dilaksanakan. Selain itu, vaksin kedua lebih terasa jarum suntiknya masuk tembus kulit daripada vaksin pertama, wkwkw. Ada njaremnya, namun tidak terlalu terasa.

Badan panas, meriang, dan linu-linu yang biasanya terjadi setelah selesai vaksin tidak saya rasakan. Entah ini faktor apa, saya juga tidak tahu, hahaha. Ini menandakan bahwa respons tubuh masing-masing orang memang berbeda-beda dalam menerima dosis vaksin Covid-19.

Semua masih aman terkendali. Saya masih bisa beraktivitas setelah vaksin dilaksanakan, baik itu dosis pertama maupun dosis kedua. Alhamdulillaah.

-------------------------------------------------

Pengalaman vaksinasi Covid-19 yang meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. Semoga bisa menjadi pandangan baru bagi teman-teman mengenai vaksin Covid-19, yang mana sangat dianjurkan pemerintah untuk dilakukan sesegera mungkin.

Sehat-sehat untuk kita semua! Mari, saling jaga.



Love,


Andhira A. Mudzalifa

 

You Might Also Like

3 comments

  1. Aku juga sudah vaksin pertama, nunggu jadwal kedua. Jika nggak ada halangan, jadwalnya sih besok 30 Juli 2021.

    BalasHapus
  2. Kita sama-sama takut jarum suntik ya bund wkwkwkw

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)