facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco

    Saya sudah cukup lama mendengar lagu-lagu dari Mas Kunto Aji. Mulai dari lagu yang sedang booming saat pertamakali saya dengar, yaitu Terlalu Lama Sendiri. Lagu yang asyik didengar kala single (memperhalus bahasa jomlo~). Musiknya juga enak, akustikan. Berasa punya teman seperjuangan kala itu, nggak ngenes-ngenes amat ahaha ahah ahahahahah. Ehem.

    Kemudian seiring berjalannya waktu, hingga tahun lalu Mas Kun (Mas Kunto Aji) mengeluarkan satu album baru yang berjudul Mantra Mantra. Berisi 9 lagu yang dari judulnya saja sudah membuat saya tertarik dan penasaran untuk mendengarkan semua lagunya.

    Ajaib. Benar-benar ajaib. Saya tak menyangka jika lirik lagu di dalam album ini ternyata "sedalam" itu.

    Saya sering sekali mendengarkan lagu Rehat disaat perjalanan keliling kota untuk sekadar menyegarkan pikiran ketika sudah lelah dengan keadaan. Selalu saya dengarkan sebagai pengingat diri sendiri.

    Bahkan, saya pernah menangis sesenggukan gara-gara lagu ini ketika nyetir dan di kamar waktu diam berkontemplasi. Berasa ditampar dan ditenangkan dalam satu waktu.


    "Tenangkan hati
    Semua ini bukan salahmu
    Jangan berhenti
    Yang kau takutkan takkan terjadi."

    "Yang dicari, hilang
    Yang dikejar, lari
    Yang ditunggu
    Yang di harap"

    "Biarkanlah semesta bekerja untukmu."

    Lagu Sulung berhasil membuat saya menangis sesenggukan beberapa hari yang lalu ketika harus merelakan seseorang yang memang tidak akan bisa saya miliki sampai kapanpun, karena sebuah perbedaan yang tak bisa ditoleransi.


    Meski durasi lagunya tidak sepanjang lagu lain di album Mantra Mantra, tapi mendengar lirik dan intro pertamanya langsung membuat saya ambyar nangis nggugluk.


    "Cukupkanlah ikatanmu
    Relakanlah yang tak seharusnya untukmu

    Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri."

    Lagu Sulung berhasil membuat saya berdamai cukup cepat dengan keadaan. Biasanya sih kalau lagi patah hati, saya butuh waktu yang lumayan lama untuk pulih. Susah move on gitu deh, kata orang-orang. Hahaha.

    Sekarang, keadaan saya jauh lebih baik. Pelan-pelan sudah bisa menertawakan kesedihan yang kemarin. Bahkan, sudah bisa kontak kembali dan santai menanyakan si dia perihal hubungannya yang baru dengan orang lain. Ya. Salah satunya berkat mendengarkan lagu Sulung, dan banyak berkontemplasi pada diri sendiri juga.

    Bisa jadi ini gegara sering patah hati juga, sih. Jadinya udah terlatih HAHAHAHA. Seperti otot yang terus dilatih, dia justru makin kuat, bukan? *apaan seeeeh*

    Ada juga Saudade, yang mengingatkan saya tentang kedudukan saya sebagai anak pertama. Menginspirasi saya untuk menulis tentang lika-liku anak pertama beberapa bulan yang lalu.

    Baca Tulisan: Tentang Anak Pertama dan Lika-likunya



    “Dikatakan oleh angin
    Yang menghasilkan gelombang
    Jadilah besar bestari
    Dan manfaat tuk sekitar

    Dikatakan awan hitam
    Sebelum datangnya hujan
    Biarlah aku dikutuk
    Dan engkau yang dirayakan
    ”

    Pilu Membiru mengingatkan saya untuk mencoba memaafkan dan mengikhlaskan apa-apa yang sudah lewat, meski banyak yang belum sempat terucap pada mereka semua yang ada di masalalu.

    Melepaskan. Mengikhlaskan apapun yang telah terjadi, meski masih tersisa penasaran dalam hati.


    “Tak tergantikan, walau kita tak lagi saling menyapa”

    “Masih banyak yang belum sempat aku katakan padamu”

    Lagu-lagu yang lain seperti Topik Semalam, Konon Katanya, Jakarta Jakarta, Bungsu, dan Rancang Rencana, juga nggak kalah menarik untuk didengarkan, loh. Tetap membuat maknyess di hati.

    Dan beberapa hari yang lalu, di linimasa Twitter saya ramai sekali membahas Pilu Membiru Experience yang digarap oleh Mas Kunto Aji bersama teman-teman yang lain, seperti Mas Adjie Santosoputro, yang merupakan praktisi pemulihan batin.

    Pilu Membiru Experience merupakan sebuah project untuk mengumpulkan pendengar album lagu Mantra Mantra untuk bercerita, khususnya yang memiliki kisah mendalam dengan lagu Pilu Membiru.

    Ada tiga orang yang berbagi kisahnya dalam audio video ini, diantaranya Dede, Sasha, dan Rama. Didampingi oleh Mas Adjie Santosoputro yang merupakan seorang praktisi pemulihan batin, mereka bertiga bercerita, berkonsultasi, dan berbagi inspirasi tentang bagaimana mereka bisa melalui masa-masa sulit tersebut.


    Diluncurkan pada tanggal 13 November 2019, Pilu Membiru Experience ini terdiri dari 7 track yang terdiri dari Prolog I: Kunto Aji, Prolog II: Adjie Santosoputro, Story I: Dede Yulia Oleh Najwa Shihab, Story II: Natasha Hangraini Oleh Nadin Amizah, Story III: Rama Faishal Oleh Iqbaal Ramadhan,  Pilu membiru (Live Experience) dan Kontemplasi.

    Sejak pertamakali saya mendengar audio Pilu Membiru Experience di Spotify, air mata saya nggak berhenti bercucuran. Apalagi saat itu saya memang sedang dalam masa galau-galaunya. Nangis di jam setengah empat pagi, pula. HAHAHAHAHA.

    Saya paling suka pada Prolog II yang dibawakan oleh Mas Adjie Santosoputro. Beliau mengajak kita untuk memaafkan, mengampuni apapun yang terjadi di masalalu. Mengikhlaskan hati untuk menerima kenyataan.

    “Dengan melonggarkan mengharuskan hidup agar sesuai ingin, akan memperluas ruang kita untuk ikhlas menerima kenyataan. Yang berlalu, yaudah berlalu. Selalu tak ada kabar baru dari masalalu” – Prolog II: Adjie Santoso, Pilu Membiru Experience

    Apalagi setelah Official Video-nya Pilu Membiru Experience keluar beberapa hari setelah audio-nya, saya tambah nangis sesenggukan. Ditambah lagi mendengar sambil membaca komentar video-nya. Ternyata, semua orang juga mengalami masalah yang berbeda kadarnya di masing-masing orang, yang tentu saja tak mungkin bisa dibandingkan satu sama lain.


    Sekian banyak komentar-komentar yang ada di video, hanya satu suara yang saya dengar: bercerita untuk lega. Banyak orang---bahkan banyak sekali--- orang bercerita, saling menguatkan satu sama lain. Sama-sama melapangkan hati, memaafkan dan mengikhlaskan apapun yang telah terjadi. Menyembuhkan hati masing-masing.

    “Masih banyak yang belum sempat aku katakan padamu....”

    “Tak tergantikan. Walau kita tak lagi saling menyapa.”

    -------------------------------

    Mantra Mantra dan Pilu Membiru Experience. Dua karya yang luar biasa bagi saya. Bukan hanya sekadar lagu biasa untuk dinyanyikan, tapi lagu-lagunya merupakan obat bagi diri sendiri. Sebagai teman perjalanan dalam proses pemulihan diri ketika sedang terpuruk tak berharga, sedang lelah pada hidup, sedang patah hati, sedang krisis identitas pada diri sendiri. Menyadari bahwa saya tidak sendirian untuk melewati ini semua.

    Terimakasih, Mas Kun. Terimakasih telah memeluk saya, memeluk kami semua melalui lagu-lagu yang sederhana dalam lirik tetapi sarat akan makna ini. Terimakasih atas ‘mantra-mantra’ hebatnya yang menjadikan kami untuk bertahan hidup. Untuk lebih menerima, memaafkan, dan mengikhlaskan apapun yang telah terjadi. Sehat-sehat dan bahagia selalu, Mas!

    Jadi, seberapa besar dampak lagu-lagu Mas Kun pada hidupmu? Yuk, utarakan pendapatmu di kolom komentar, ya!



    Peluk Jauh,


    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ▼  2019 (48)
      • ►  Desember 2019 (3)
      • ▼  November 2019 (1)
        • Mantra Mantra dan Pilu Membiru Experience: Teman P...
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top