facebook instagram twitter

andhirarum

    • Home
    • Tentang Andhira
    • Product
    • _aderation project
    • _dapoer eco


    Beberapa kali lewat tempat ini, tapi masih maju mundur (syantik) ketika akan berkunjung kesini. Karena yang saya pahami, disini hanya bisa dikunjungi oleh rombongan dari anak sekolah yang ingin belajar tentang pengolahan bathok alias tempurung kelapa, tidak terbuka untuk masyarakat biasa seperti saya.

    Tapi ternyata, saya salah besar. Tempat wisata edukasi ini bisa dikunjungi secara bebas oleh masyarakat umum, loh. Tepatnya pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2019 kemarin, merupakan hari dimana Kampung Bathok yang ada di Jalan Kali Glagah, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo ini diresmikan. Peresmiannya pun langsung dilakukan oleh Bapak Plt Walikota Blitar, Bapak Santoso.


    Acara dibuka sekitar pukul 07.30, tapi saya baru datang ke lokasi sekitar pukul 08.30an gitu. Itu saja ketika saya datang, acara masih sambutan-sambutan. Jadinya ya nggak telat-telat banget, lah. Ehe. Sekitar 15 menit kemudian, baru deh, Kampung Bathok ini diresmikan oleh Bapak Plt Walikota bersama jajaran yang lain seperti Camat Sukorejo dan Lurah Tanjungsari.

    Peresmian dilakukan oleh Bapak Plt Walikota Blitar, Bapak Santoso

    Peresmian Kampung Bathok ini dimeriahkan dengan membuat gelang bathok serempak yang dilakukan oleh Adik-adik SD se-kota Blitar, didampingi oleh panitia yang merupakan Karang Taruna dan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) lingkungan Kampung Bathok. Jadinya benar-benar meriah sekali! Saya yang awalnya hanya menonton, jadi tertarik ingin ikutan buat. Tapi nggak jadi. Kapan-kapan kalau mampir kesini lagi, mau ikutan kelas kilatnya ~XD

     Adik-adik SD yang hebohnya minta ampun ketika membuat kerajinan gelang bathok ini. Dipandu oleh Karang Taruna dan KIM (Kelompok Ilmiah Masyarakat) Kelurahan setempat





    Selain membuat gelang bathok, acara ini dimeriahkan juga dengan bazar produk bathok, makanan, dan tentu saja minuman! Uniknya, pembayaran di bazar ini tidak menggunakan uang tunai. Melainkan menggunakan koin bathok yang pecahannya mulai dari IDR 2,500 hingga IDR 50,000. Penukaran ini bisa dilakukan di stan khusus yang telah disediakan oleh panitia. Wajib untuk tukar, gaes. Karena penjualnya beneran pada nggak terima uang tunai. Seru, berasa di Timezone ~XD


    Wajib tukar koin disini ya gaes~

    Berbagai produk unik dari bathok tersedia disini. Mulai dari aksesoris berupa gelang bathok, bros, gantungan kunci bathok hingga tas cantik, alat-alat dapur seperti gelas, sothil, teko, centong sayur, kokedama yang merupakan sebuah teknik menanam menggunakan serabut kelapa, hingga keripik kelapa! Sayangnya kemarin saya lupa nggak beli keripik kelapanya huhuhu padahal penasaran sama rasanya.




    Produk olahan bathok yang unik dan menarik!

    Semakin bangga dengan kota kecil tapi bikin rindu jika ditinggal lama ini. Semakin banyak kampung-kampung kreatif yang tidak hanya menjual nama saja, tapi benar-benar dikelola dengan baik hingga menciptakan produk-produk yang layak dijual dengan harga tinggi. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, hingga pada akhirnya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan tentu saja ini sejalur dengan salah satu misi dari Kota Blitar yaitu menjadikan Kota Blitar sebagai Kota Kreatif. Semoga bsa menjadi contoh bagi wilayah-wilayah di Blitar yang lain, ya! :D (Biar saya nanti wisatanya nggak jauh-jauh wqwqwq~)


    Membeli gelang bathok karena saya suka pakai gelang kemana-mana ehehe. Lucu juga ternyata. Gelang bathok dibandrol dengan harga IDR 5,000 saja!

    Oh iya. Disini ada penawaran Paket Hemat untuk yang berkunjung ke Kampung Bathok, loh. Dibandrol mulai dari IDR 5,000 hingga IDR 50,000 saja! Paket yang ditawarkan diantaranya:

    1. Paket 1 (Melihat proses pembuatan kerajinan bathok dan bonus gelang): IDR 5,000
    2. Paket 2 (Edukasi alias belajar membuat kerajinan yang dipandu oleh pengrajin. Plus bonus gelang): IDR 10,000
    3. Paket 3 (Edukasi plus disediakan snack dan air mineral): IDR 20,000
    4. Paket 4 (Edukasi plus disediakan makan dan minum prasmanan): IDR 50,000 (sepertinya ini harus reservasi dulu sebelumnya, sih. Dan tentunya rombongan.)
    Tertarik untuk berkunjung dan belajar bersama membuat kerajinan dari bathok di Wisata Edukasi Kampung Bathok yang menyenangkan ini? Kuy, agendakan bersama orang-orang tersayang!

    ----------------------------------------------------------------

    KAMPUNG BATHOK BLITAR

    Jalan Kali Glagah RW 09, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo
    Kota Blitar, Jawa Timur

    Instagram: @kampungbathok




    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading


    Berbicara tentang wisata yang ada di Blitar memang tak ada habisnya. Selalu ada tempat baru (yang sebenarnya mungkin sudah lama tapi baru-baru saja saya ketahui keberadaannya) yang menarik untuk dijelajahi. Rasa-rasanya setelah jelajahi tempat satu, eh ada info tentang tempat wisata lainnya. Duh, tergoda banget buat jelajahin semua. Sampai-sampai saya pernah sekelebat kepikiran sebelum menikah harus udah tuntas buat main-main keliling Blitar HAHAHAHA. Tapi sepertinya itu wacana aja, sih. Hmm.

    Salah satu wisata alam yang menarik untuk ditelusuri di Blitar ialah pantainya. Ada sekitar kurang lebih 50 pantai yang terbentang dari ujung timur Blitar hingga ujung barat, yang kesemuanya punya ciri khas masing-masing. Saya belum mengunjungi semuanya, sih. Karena keterbatasan waktu dan..... akses jalan (dan juga teman jalan. Wk wk wk). Semoga masih diberi waktu buat jelajahin seluruhnya! Ya... minimal separuh atau paling enggak seperempatnya ajalah biar nggak parah-parah amat. BHAHAK.

    Sekitar 3 mingguan lalu, saya diajak oleh ‘pakarnya’ pariwisata di Blitar yang sudah saya anggap seperti Mbahkung alias kakek sendiri, Pak Hary Segocontong, untuk ikutan mencicipi sate gurita di Pantai Jolosutro, Wates, Kabupaten Blitar. Ini dalam rangka menghibur saya yang kebetulan waktu itu sedang ada di masa-masa pemulihan dari patah hati HAHAHA. Yaa, mumpung saya hari itu tidak ada agenda, jadinya cusss berangkat aja.

    Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi. Mengingat lokasi yang akan kami kunjungi jaraknya sekitar 40km lebih, yang memakan waktu hampir 2 jam jika dari Blitar Kota. Kebetulan juga kami akan mampir terlebih dahulu ke Konservasi Ikan Badher Bang, yang lokasinya satu arah dengan Pantai Jolosutro.

    Baca: Melepas Penat Sejenak di Omah Iwak Badher Bang, Tawangrejo

    Sekitar pukul 11 siang, kami baru cuss ke Pantai Jolosutro setelah melipir sejenak di Omah Iwak Badher Bang, yang jaraknya lumayan dekat dengan pantai. Yaaa, kurang lebih sekitar setengah jam-an, lah.

    Akses jalan menuju Pantai Jolosutro sudah enak dan mudah dilalui. Nggak ada kendala yang terlalu berarti. Ya ada sih, satu dua jalan yang berlubang. Tapi masih bisa dilalui dengan mudah. Yang membuat rada nganu sih.... capek di jalan alias lama di jalan! HAHAHA. Mengingat Pantai Jolosutro merupakan pantai yang terdapat di ujung timurnya Blitar.

    Jadi teringat juga jika beberapa waktu lalu saya juga main-main ke pantai yang ada di ujung barat Blitar, Pantai Pasur, dalam rangka mengikuti kegiatan menanam bersama SahabatMenanam. Keseluruhan ceritanya bisa dibaca di postingan sebelum ini, ya!

    Baca: Ngopi dan Nandur Bareng SahabatMenanam di Pantai Pasur, Blitar

    Kami tiba di lokasi sekitar pukul setengah 12-an lebih. Langsung masuk parkir di area pantai. Oh iya, waktu kemarin kesini sih belum ditarik biaya masuk, karena bukan hari libur. Dulu waktu saya pertamakali kesini sekitar tahun 2018, ditarik biaya masuk, sih. Sayangnya saya lupa berapa harga tiket masuknya. Eheheu.

     Pantai Jolosutro. Berlokasi di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar




    Pantai Jolosutro termasuk dalam jajaran pantai di Blitar dengan bentang pantai terpanjang. Lokasinya ada di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pantai ini berpasir hitam, karena mengandung besi di dalamnya. Jadi harap hati-hati jika melepas alas kaki ketika menyusuri Pantai Jolosutro. Bisa-bisa kakinya melepuh! (Kejadian di saya kemarin yang nekat lepas alas kaki waktu pantai sedang terik-teriknya. Gak mau ngulangi lagiiiiii hiks)




     Pantai ujung timur Blitar yang cantik berpasir hitam

     Sisi barat dari Pantai Jolosutro. Keliatan luas banget, kan?


    Mencicipi Sate Gurita, Kuliner Viral dari Pantai Jolosutro

    Agenda utama kesini selain main-main air pantai adalah mencicipi kuliner yang sedang viral di Pantai Jolosutro. Adalah ia, si Sate Gurita! Ehehehehehek. Saya yang sebenarnya tidak menyukai seafood, dibuat penasaran dengan bentukan dari sate gurita ini. Soalnya baru pertamakali ini saya tahu ada sate gurita, yang kata Mbahkung Hary sih, enak. Jadi, mari melupakan sejenak ketidaksukaan terhadap seafood demi bisa mencicipi sate gurita ini~

    Salah satu warung yang menyediakan sate gurita ini adalah Warung Puntodewo (kalau saya tidak salah ingat). Lokasinya ada di sisi timur pantai, dan cukup mudah ditemukan. Berdasarkan penuturan dari Mbahkung, dulunya warung ini hanya stok sekitar 12kg sate gurita saja. Tapi lama-kelamaan, pengunjung membludak hingga pernah produksi mencapai 50kg perhari, loh! Wow. Kereeeeeen!




    Sekitar 20 menit, kuliner yang kami tunggu-tunggu sudah datang! Yeeyyy. Dan ternyata, penampakannya persis seperti sate ayam. Bhaiq. Marikicob alias mari kita coba~

    Untuk penampilannya, persis seperti sate ayam. Potongan daging kecil, disiram dengan bumbu kacang dan irisan bawang merah. Seporsi yang berisi 10 tusuk sate gurita ini dibandrol dengan harga IDR 25.000 saja, loh! Harga yang menurut saya cukup murah, mengingat ini adalah seafood yang biasanya punya harga yang mihil-mihil.

    Sate Gurita, kuliner viral dari Pantai Jolosutro yang endeus mantuls! Penampakannya mirip banget dengan sate ayam.

    Yang saya suka dari sate gurita ini adalah baunya nggak amis sama sekali dan nggak alot, dong! Tekstur dan potongan sate yang menurut saya juga pas, nggak besar maupun nggak kecil-kecil amat. Bumbu kacangnya juga nggak bikin mblenger. Gurih manisnya pas kalau di lidah saya. Mantul, lah.

    Tertarik untuk mengunjungi Pantai Jolosutro dan mencicipi sate guritanya yang endeus abis ini? Kuy, agendakan bersama orang-orang tersayang! (Atau kalau mau nraktir saya juga boleh loh ehehehehehehek dengan senang hati~)




    Andhira A. Mudzalifa

    Continue Reading

    Dua hari sebelum hari H acara, ada pesan WhatsApp masuk dari Mas Pandu Aji Wirawan, "Kamis gabut pora? Ayo nggene Pasur" (Baca: Hari Kamis gabut apa enggak? Ayo ke Pantai Pasur). Tanpa pikir panjang, langsung saya balas, "Bisa digabutkan". Memang kebetulan, hari Kamis kemarin saya kosong, sih. Plus mumpung lagi ingin menikmati pantai, heuheu. Jadinya langsung cuss bisa berangkat.

    Sebenarnya, agenda main-main ke Pantai Pasur ini juga karena ingin mengikuti acara dari SahabatMenanam. Diskusi bersama, dilanjutkan menanam bareng. Dalam rangka memperingati hari jadi Sahabat Menanam yang ke-4 yang jatuh pada hari Kamis, tanggal 28 November 2019.

    Ah, ya. Sedikit cerita tentang SahabatMenanam yang saya tahu (dan saya baca di web SahabatMenanam (klik disini!))

    Empat tahun lalu, tepatnya pada tanggal 28 November 2015, Gerakan Blitar Menanam dideklarasikan di Pantai Pasur, pasca dilaksanakannya penanaman pohon bakau di pantai ini. Itu mengapa alasan SahabatMenanam memilih Pantai Pasur untuk merayakan hari jadinya yang ke-4 kali ini. Sebagai pangeling-eling alias pengingat akan komitmen yang dicanangkan, Blitar Berseri 2030.

    Yang saya salut dari gerakan ini adalah, mereka tidak hanya sekadar menanam sebagai simbolis kemudian pohonnya dibiarkan begitu saja. Justru mereka berproses untuk menjaga dan memastikan pohon yang mereka tanam bisa tumbuh. Bahkan, semua biji-biji tanaman yang akan ditanam, mereka cari sendiri, loh! Keren lah. Makanya saya ingin turut serta menjadi relawan di acara kali ini.

    Ngopi dan Diskusi Bersama Masyarakat Sekitar dan Stakeholder

    Acara dibuka sekitar pukul 10 pagi. Diawali dengan diskusi bersama masyarakat yang ada di Pantai Pasur dengan stakeholder alias pemangku kepentingan (Dinas Kominfo Kab. Blitar, Dinas Parbudpora Kab. Blitar, Bappeda Kab. Blitar, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Blitar, Perum Perhutani, Dinas Pertanian Kab. Blitar, Koramil dan Polsek Kec. Bakung) terkait kelanjutan untuk membuat Pantai Pasur menjadi rintisan tempat wisata yang menyenangkan. Turut serta dihadiri oleh Universitas Wisnuwardhana, Malang, yang kebetulan juga ada agenda di Pantai Pasur.

     Para Stakeholder alias pemangku kepentingan di Kabupaten Blitar

     Bersama warga dan mahasiswa Universitas Wisnuwardhana, Malang


    Acara ngopi dan diskusi ini ditutup dengan potong tumpeng, dan dilanjutkan dengan makan bersama.

     Saya lupa ini namanya apa, tapi ini salah satu jenis rumput laut yang dimasak buat urap-urap. Rasanya lucu. kenyal-kenyal gimana, gitu

    Produk-produk UMKM dari desa setempat. Enak!


    Menanam Pohon Nyamplung di Muara Sungai Pantai Pasur

    Setelah kenyang makan bersama, SahabatMenanam beserta puluhan relawan mulai melakukan penanaman sekitar pukul 2 siang. Lokasi yang dipilih ada di muara sungai Pantai Pasur, yang letaknya ada di sisi barat.

    Tanaman yang dipilih kali ini adalah pohon Nyamplung. Saya cukup kaget sih, kenapa bukan pohon bakau yang dipilih (biasanya kalau di pantai kebanyakan pohon bakau atau cemara udang kan ya hehehehe maaf pengetahuan saya akan tumbuhan sangat minim). Dan ternyata, memang ada alasannya.

    Yang saya simak dari penjelasan salah satu perwakilan dari SahabatMenanam, Mas Rohmat, mengatakan alasan dipilihnya pohon Nyamplung untuk penanaman kali ini karena pohon ini berguna sekali untuk memecah angin yang berasal dari laut.

    Oalah! Jadi begitu, gaes.

    Saya yang baru pertamakali terjun langsung untuk penanaman, rasanya excited sekali! Nggak sabar hahahaha. Apalagi ini menanam langsung di pantai. Biasanya saya hanya menanam di pot bunga aja ~XD

     Area penanaman yang dipilih ada di sekitar tepi muara suangai Pantai Pasur

     Bersama puluhan relawan menanam pohon Nyamplung bersama. Btw, saya baru ikutan menanam untuk pertamakalinya!


     Pohon Nyamplung, berfungsi untuk memecah angin laut. Semoga tumbuh besar bestari!

    Sebuah penanda jika ada tanaman yang ditanam disini. Agar gampang terdeteksi bila dilakukan pengecekan oleh teman-teman SahabatMenanam

    Menyusuri Muara Sungai Pantai Pasur, Blitar

    Sebagai "hadiah" karena telah selesai menanam pohon Nyamplung, saya bersama teman-teman SahabatMenanam diajak oleh salah satu warga untuk ikut naik perahu menyusuri muara sungai yang ada di Pantai Pasur.

    Tentu saja saya semangat ikutan! Meski sedikit trauma gegara terakhir naik perahu bulan Juni kemarin di Pantai Pangi, handphone saya menjadi korban nyemplung di kali dan nggak bisa dibetulin alias rusak seketika HA HA HA. Makanya kemarin saya benar-benar menjaga handphone saya, agar kejadian di Pangi nggak berulang di Pantai Pasur wkwkwk~

    Seru sekali! Refreshing bermain air dari atas perahu seperti di film-film.


     Bersama teman-teman baru yang saya kenal di acara ini. Alhamdulillah, tambah relasi lagi :D

     Pemandangan sekitar sungai yang bagus kalau dnikmati waktu sore hari :D






    Teman-teman 'pentolannya' SahabatMenanam. Kalian keren, gaes!

    Pantai Pasur, Pantai Cantik Berpasir Hitam dengan Bentang Pantai yang Panjang

    Ah, ya. Justru saya malah lupa bercerita tentang pantai ini sendiri! Hahahah, giname sih Dhiiiirrr...

    Secara administratif, Pantai Pasur terletak di Desa Bululawang, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Berada di ujung barat Blitar. Seingat saya, ini adalah pantai yang letaknya paling barat di Blitar. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam dari pusat kota Blitar.



    Pantai Pasur berpasir hitam. Karena terdapat kandungan besi di dalamnya. Jangan nekat lepas alas kaki kalau kesini waktu matahari sedang terik-teriknya. Kaki bisa melepuh hahaha.

    Pantai cantik berpasir hitam, Pantai Pasur

    Saya pertamakali menginjakkan kaki di Pantai Pasur sekitar pertengahan tahun kemarin. Langsung terpesona dengan keindahan pantainya, dengan ombak yang lumayan besar. Asik sekali jika digunakan untuk meditasi maupun tempat merenung. Apalagi di sekitar pantai juga dikelilingi dengan pohon cemara udang, membuat suasana pantai semakin syahdu dan sejuk.

    Cemara Udang yang membuat pantai teduh dan sejuk

    Pantai Pasur masuk dalam jajaran pantai di Blitar dengan bentang pantai terpanjang setelah Pantai Jolosutro. Kebetulan juga dua minggu sebelum ke Pantai Pasur, saya main-main ke Pamtai Jolosutro. Nyobain sate gurita yang lagi viral di pantai sana. Akan saya ceritakan di postingan terpisah saja, ya :D


     Bentang pantai terpanjang setelah Pantai Jolosutro, Blitar. 


    Oh iya, untuk akses jalan menuju Pantai Pasur sudah cukup mudah, kok. Ada beberapa titik jalan yang rusak, tapi masih bisa dilewati dengan mudah. Sambil menikmati perjalanan karena pemandangan sekitarnya juga bagus!


    Pemandangan jalan menuju Pantai Pasur. Macam wallpaper handphone aja ~XD

    Untuk sementara, tiket masuk ke pantai ini masih gratis. Cukup membayar parkir sebesar 5000 rupiah untuk motor saja.

    Ada yang mau mengajak saya main-main lagi? Kuy, agendakan! :p






    Andhira A. Mudzalifa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Holla!

    Untitled-design-2

    Saya Andhira A. Mudzalifa, seorang perempuan biasa di balik semua postingan di blog ini yang suka bercerita, makan, dan jalan-jalan.

    Menyibukkan diri di Aderation Project, Dapoer Eco, dan Kerja Sama Kirana.

    Untuk menyapa lebih lanjut, bisa menghubungi lewat surel di andhira(dot)dee(at)gmail(dot)com

    Terima kasih telah mampir ke tempat di mana saya menuangkan segala cerita! Selamat membaca dan menikmati :)

    Temukan Saya Di

    • facebook
    • instagram
    • twitter

    Teman-teman

    Label

    #AyoNulis #BPNRAMADAN2024 #BPNRamadan2020 #BPNRamadan2021 #CatatanDuaEmpat #DiRumahAja Aderation Project Beauty Bodycare Cooking Crafting DIY Informasi Jelajah Blitar Journey Jurnal Tahunan Kafe Kuliner Life Lovely Place Makeup Pantai Blitar Rekomendasi Review Scarlett Smartfren Thoughts Tips Travelling Vaksinasi Writing Challenge cerita jalan-jalan

    Arsip Blog

    • ►  2024 (17)
      • ►  November 2024 (1)
      • ►  Oktober 2024 (1)
      • ►  April 2024 (6)
      • ►  Maret 2024 (9)
    • ►  2023 (3)
      • ►  Juni 2023 (1)
      • ►  Februari 2023 (1)
      • ►  Januari 2023 (1)
    • ►  2022 (3)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (1)
      • ►  Januari 2022 (1)
    • ►  2021 (51)
      • ►  Desember 2021 (2)
      • ►  November 2021 (1)
      • ►  Oktober 2021 (1)
      • ►  September 2021 (1)
      • ►  Agustus 2021 (3)
      • ►  Juli 2021 (1)
      • ►  Juni 2021 (1)
      • ►  Mei 2021 (17)
      • ►  April 2021 (17)
      • ►  Maret 2021 (4)
      • ►  Februari 2021 (2)
      • ►  Januari 2021 (1)
    • ►  2020 (55)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (2)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  September 2020 (4)
      • ►  Juli 2020 (4)
      • ►  Juni 2020 (4)
      • ►  Mei 2020 (22)
      • ►  April 2020 (11)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (1)
      • ►  Januari 2020 (3)
    • ▼  2019 (48)
      • ▼  Desember 2019 (3)
        • Kampung Bathok Blitar: Wisata Edukasi Menyenangkan...
        • Mencicipi Sate Gurita di Pantai Jolosutro, Blitar
        • Ngopi dan Nandur Bareng SahabatMenanam di Pantai P...
      • ►  November 2019 (1)
      • ►  Oktober 2019 (3)
      • ►  September 2019 (5)
      • ►  Agustus 2019 (3)
      • ►  Juli 2019 (2)
      • ►  Juni 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (6)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  Maret 2019 (9)
      • ►  Februari 2019 (11)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  Oktober 2018 (3)
      • ►  September 2018 (2)
      • ►  Mei 2018 (3)
      • ►  April 2018 (1)
    • ►  2017 (9)
      • ►  November 2017 (1)
      • ►  Oktober 2017 (1)
      • ►  Juli 2017 (1)
      • ►  Mei 2017 (1)
      • ►  April 2017 (1)
      • ►  Maret 2017 (2)
      • ►  Februari 2017 (1)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (16)
      • ►  Desember 2016 (3)
      • ►  November 2016 (2)
      • ►  Oktober 2016 (2)
      • ►  Agustus 2016 (2)
      • ►  Juli 2016 (2)
      • ►  Juni 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (4)
    • ►  2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (1)
      • ►  Februari 2015 (3)
    • ►  2011 (1)
      • ►  Juli 2011 (1)

    Popular Posts

    • Usia Kepala Dua?
    • Sebuah Cerpen: Tentang Mengikhlaskan
    • A Flashback to Senior High School: Kangen!

    Saya Bagian Dari

    Logo-Blogger-Perempuan-Network-round-7

    Aderation Project

    Untitled-design-20240826-113829-0000
    Facebook Instagram Pinterest Tumblr Twitter

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top